Kalibrasi Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. 18 Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus: 19 � = �� Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dangan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar. Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah. 20 Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 21 Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kategori soal Jumlah soal Presentase Sukar 2 11,11 Sedang 14 77,78 Mudah 2 11,11 Jumlah 18 100 18 Arikunto 2, op. cit., h. 222. 19 Ibid., h. 223. 20 Ibid., h. 225. 21 Lampiran 9, h. 219. 5. Pengujian Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan kelompok siswa yang berkemampuan rendah. 22 Rumus daya pembeda: 23 � = � − � = � − � Keterangan: � : Banyaknya peserta kelompok atas � : Banyaknya peserta kelompok bawah : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar � : Indeks kesukaran proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar � : Indeks kesukaran proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda ditentukan sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,20 – 0,40 : Cukup D = 0,40 – 0,70 : Baik D = 0,70 – 1,00 : Baik sekali 24 Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Dari hasil perhitungan diperoleh daya beda sebesar 0,67 dan termasuk kategori baik. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 25 22 Sofyan,, op. cit., h. 104. 23 Arikunto 2, op. cit., h. 228. 24 Ibid., h. 232. 25 Lampiran 9. h.219.

H. Teknik Analisis Data

1. Normal Gain Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan keterampilan proses sains setelah pembelajaran dilaksanakan. Rumus Uji normal gain menurut Meltzer: 26 � = � � � − � � � � � � � − � � � � Dengan kategori sebagai berikut: g tinggi : nilai g 0,70 g sedang : nilai 0,70 g 0.3 g rendah : nilai g 0,3 2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors sebagai berikut: 27 = � − � Keterangan: : Simpangan baku untuk kurva normal standar � : Data : Rata-rata data tunggal � : Simpangan baku Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Menghitung skor mentah setiap jawaban dari hasil pretest dan posttest. 26 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible- hidden Variable “in Diagnostic Pretest Scores”, http:physic.iastate.eduperdocsAddendum_on_normalized_gain.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2013. 27 Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet. 1, h. 466. b. Menentukan distribusi frekuensi data pretest dan posttest dari masing- masing kelompok eksperimen dan kontrol. Distribusi frekuensi adalah suatu keadaan yang menggambarkan frekuensi dari variabel yang dilambangkan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar. 28 Untuk menentukan distribusi frekuensi langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Mengurutkan skor dari yang terendah hingga yang tertinggi. 2 Menentukan rentang data dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 29 Keterangan: R : Total rentang range H : Nilai tertinggi L : Nilai terendah 3 Menentukan panjang interval kelas, dengan rumus sebagai berikut: i = k R Keterangan: i : Panjang interval kelas R : Rentang data k : Jumlah interval kelas 4 Membuat tabel distribusi frekuensi. 5 Menentukan mean rata-rata hitung dengan rumus sebagai berikut: 30 28 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h. 37. 29 Ibid., h. 144. 30 Ibid., h. 85. R = H - L M x = N fx  Keterangan: M x : Mean ∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing- masing interval dengan titik tengah N : Number of cases 6 Menentukan median nilai rata-rata pertengahan dengan rumus sebagai berikut: 31 Keterangan: Mdn : Median  : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median N : Number of cases fk b : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median f i : Frekuensi dari interval yang mengandung median i : Panjang interval kelas 7 Menentukan modus data terbanyak dengan rumus sebagai berikut: 32 Keterangan: M : Modus  : Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus f a : Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus f b : Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus i : Panjang interval kelas 31 Ibid., h. 101. 32 Ibid., h. 106. Mdn = i f fk - ½N i b        M = i f f f b a a         8 Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus: Keterangan: SD : Standar deviasi x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden n : Jumlah responden 9 Menentukan bilangan baku Z dengan menggunakan rumus: 33 Keterangan: Zi : Skor baku � : Skor data : Nilai rata-rata � : Simpangan baku 10 Menentukan besar peluang FZi dengan kriteria sebagai berikut: Apabila Zi 0, maka FZi = 0,5 – Z tabel. Apabila Zi 0, maka FZi = 0,5 + Z tabel. 11 Menentukan proporsi S Zi dengan cara sebagai berikut: Keterangan: S Zi : Proporsi Zn : Proporsi ke n n : Number of case 33 Sudjana, loc. cit. SD =   1 n x - x 2   Zi = �− � � � = � �

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar

0 14 268

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Pengaruh metode eksperimen diskusi terhadap keterampilan proses sains pada konsep gerak harmonik sederhana

17 89 0

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

24 88 194

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA.

0 2 24

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.

0 0 59

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

0 4 48

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE MINI PROJECT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA TOPIK PEMISAHAN CAMPURAN.

1 3 45

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SELONG TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6