5 Memerlukan ruang khusus labolatorium, sehingga kegiatan eksperimen
lebih kondusif dan optimal.
18
3. Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur seperti dikutip Rusman,
“Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi siswa yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar
”.
19
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus dan respon merupakan hubungan dua arah antara belajar
dan lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh Dewey seperti dikutip Trianto.
20
Lingkungan menyajikan masalah, masalah tersebut merupakan stimulus untuk belajar, kemudian siswa menerima stimulus tersebut dengan berpikir
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian siswa melakukan proses pembelajaran secara langsung. Pengalaman belajar yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadi pedoman bagi siswa sebagai tujuan belajar.
Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar melalui pola pikir yang
terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah juga memfasilitasi untuk memecahkan masalah, komunikasi, kerja
kelompok dan keterampilan interpersonal. Hal ini dikemukakan oleh Margeston, seperti dikutip Rusman.
21
Selain itu melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan untuk terlibat dalam penelitian. Di
18
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009, Cet. 1, h. 104-105.
19
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 3, h. 241.
20
Trianto 2, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 67.
21
Rusman, op. cit., h. 230.
dalam penelitian tersebut siswa dituntut untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk
memecahkan suatu masalah.
22
“Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan
berpikir siswa dioptimalkan melalui proses kerja kelompok yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan ”,
pendapat ini dikemukakan oleh Tan seperti dikutip Rusman.
23
Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata untuk merangsang siswa agar dapat berpikir kritis dalam proses pembelajaran, sehingga terjadi proses pembelajaran yang aktif dan
bermakna. Berpikir kritis yang dimaksud adalah berpikir secara ilmiah melalui tahapan-tahapan tertentu dan berdasarkan pada data dan fakta yang
jelas. Masalah yang disajikan di awal pembelajaran bertujuan agar siswa memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah konsep yang diformulasikan
dalam masalah, memiliki penguasaan sikap positif, dan memiliki keterampilan secara bertahap dan berkesinambungan.
Siswa memahami konsep dan prisip dari suatu materi dimulai dari bekerja dan belajar terhadap situasi atau masalah yang diberikan melalui
investigasi, menemukan, dan pemecahan masalah. Siswa membangun konsep atau prinsip dengan kemampuan sendiri yang mengintegrasikan
keterampilan dan pengetahuan yang sudah dipahami sebelumnya. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan.
24
Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk
22
Rusmono, op. cit., h. 74.
23
Rusman, op. cit., h. 229.
24
Ida Bagus Putu Arnyana 1, Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Mata Pelajaran Biologi,
http:www.undiksha.ac.idimagesimg_item724.doc, diakses pada tanggal 19 Desember 2012.
mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui kolaborasi inkuiri dan kooperatif dalam setiap tahapan proses pembelajaran berbasis masalah.
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Beberapa ciri atau karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga ciri utama sebagaimana dikemukakan Sanjaya, yaitu:
1 Dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Sehingga siswa memahami makna dari pelajaran tersebut.
2 Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah mengorientasikan masalah dalam kegiatan pembelajaran, masalah tersebut dijadikan sebagai dasar atau inti
dari kegiatan pembelajaran. 3
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir secara sistematis dan emperis. Sistematis artinya
berpikir ilmiah yang dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan emperis berarti proses penyelesaian masalah didasarkan pada
data dan fakta yang jelas.
25
Menurut Boud dan Feletti, seperti dikutip Uden karakteristik pembelajaran berbasis masalah diantaranya: Pertama, dalam proses
pembelajaran siswa menggunakan stimulus untuk mempertimbangkan masalah. Masalah yang disajikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kedua, informasi untuk memecahkan masalah tidak diberikan, siswa harus menggunakan sumber yang ada untuk mendapatkan solusi dari masalah
tersebut. Ketiga, siswa bekerja sama dengan temannya dalam kelompok.
25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. 7, h. 214-215.