Uji Homogenitas Analisis Data
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan keterampilan proses sains awal yang sama.
Setelah diterapkan metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada kelompok eksperimen dan metode eksperimen dengan
pembelajaran langsung pada kelompok kontrol diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol 81,24 75,11.
Pengujian hipotesis data posttest keterampilan prosses sains kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh t
hitung
t
tabel
3,74 1,99 sehingga H ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dalam
penggunaan metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem
pencernaan. Berdasarkan data aspek keterampilan proses sains KPS kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan rata-rata keterampilan proses sains pada saat pretest dan posttest. Persentase rata-rata 9 aspek KPS
pretest kelompok eksperimen sebesar 55,43 dan kelompok kontrol sebesar 53,89. Persentase rata-rata 9 aspek KPS posttest kelompok eksperimen
sebesar 79,79 dan kelompok kontrol sebesar 74,29. Terjadi peningkatan persentase rata-rata keterampilan proses sains pretest dan posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun kelompok eksperimen memiliki peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol
pada saat posttest. Data hasil penelitian menunjukkan keterampilan proses sains aspek
mengamati pada hasil pretest dan posttest kelompok kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini terjadi karena siswa
kelompok kontrol memiliki kemampuan lebih tinggi dalam mengamati tabel, terbukti hasil pretest menunjukkan pada aspek mengamati kelompok kontrol
lebih tinggi dibandingkan dengan dengan hasil pretest kelompok eksperimen. Namun untuk melihat perbedaan lebih jelasnya digunakan N Gain, hasil N
Gain diperoleh nilai 0,44 untuk kelompok eksperimen dan 0,38 untuk kelas kontrol dimana kedua nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Dilihat
dari hasil N Gain tersebut jelas terlihat bahwa kelompok eksperimen memiliki peningkatan aspek mengamati lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
eksperimen. Hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen siswa secara aktif mengumpulkan data yang
diperlukan untuk diinterpretasikan dan mencari jawaban atas hipotesis yang telah dibuat.
Aspek mengelompokkan pada kelompok eksperimen termasuk dalam kategori sedang 97,73 dengan N-Gain sebesar 0,40, sedangkan pada
kelompok kontrol aspek ini termasuk kategori rendah 68,29 dengan N-Gain sebesar 0,10. Hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan
bahwa pada kelompok eksperimen aspek mengelompokkan mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Untuk pertemuan pertama materi yang
disampaikan adalah tentang kandungan zat-zat makana, siswa dengan mudah mengelompokkan makanan sesuai dengan jenis zat yang terkandung dalam
makanan tersebut, hal ini terjadi karena materi tersebut sudah melekat pada diri siswa sejak bangku sekolah dasar sehingga siswa tidak merasa kesulitan.
Sedangkan pada pertemuan selanjutnya dalam mengelompokkan data, siswa menggunakan sumber-sumber yang ada seperti buku, atau pengetahuan yang
mereka peroleh dari media masa. Dalam proses ini sikap ilmiah mulai terbentuk, karena siswa mulai mencari sumber-sumber yang relevan dalam
mengelompokkan data yang mereka peroleh. Pada kelompok kontrol selama 4 pertemuan aspek tersebut mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terjadi
karena siswa kurang menggunakan sumber-sumber yang ada untuk dijadikan dasar dalam mengelompokkan data dan siswa tidak teliti dalam
mengelompokkan data. Aspek menafsirkan pada kedua kelompok memiliki kategori sedang.
Hasil posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada aspek ini, siswa menghubungkan hasil pengamatan,
mengaitkannya dengan konsep dan menyimpulkan hasil pengamatan. Sedangkan pada kelompok kontrol siswa jarang mengaitkan konsep untuk
menyimpulkan hasil pengamatan. Pembelajaran berbasis masalah yang