Langkah-langkah Merancang Pembelajaran Berbasis Masalah

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Pembelajaran 34 Tingkah laku guru Aspek KPS 35 Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.  Memprediksi  Berhipotesis  Menerapkan konsep  Mengelompokkan Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.  Merencanakan percobaan Tahap 3: Membimbing pengalaman individualkelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.  Berhipotesis  Merencanakan percobaan  Observasi  Mengelompokkan  Menafsirkan pengamatan  Memprediksi Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,  Menerapkan konsep  Memprediksi  Berkomunikasi 34 Rusman, op. cit., h. 243. 35 Rustaman 1, op. cit., h. 80. Tahap Pembelajaran 34 Tingkah laku guru Aspek KPS 35 dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang dilakukan.  Mengajukan pertanyaan e. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai suatu strategi pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1 Pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan untuk menemuakan pengetahuan baru bagi siswa. 2 Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 3 Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru, serta mengaplikasikan pengetahauan yang dimiliki dalam kehidupan sehiari-hari. 4 Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Disamping keunggulan, Pembelajaran Berbasis Masalah juga memiliki kelemahan antara lain: 1 Saat siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk menoba. 2 Keberhasilan pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 3 Tanpa pemahaman tentang masalah yang disajikan dalam pembelajaran, maka siswa tidak mengerti apa yang sedang dipelajari. 36

3. Hakikat Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

“Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan manual, intelektual, dan sosial ”. 37 Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan alat. Dalam keterampilan proses keterampilan intelektual dan kognitif juga ikut berperan karena siswa menggunakan keterampilan tersebut untuk berpikir. Melalui keterampilan proses siswa dapat berinteraksi dengan temannya dalam kegiatan pembelajaran, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses sains adalah keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan atau mengembangkan konsepprinsipteori yang telah ada sebelumnya. 38 Dengan menemukan atau mengembangkan konsep, keterampilan proses yang terjadi akan lebih bermakna. Keterampilan proses menitikberatkan pada pengembangan keterampilan-keterampilan perolehan, sehingga siswa mampu mengembangkan sendiri fakta dan konsep yang ditemukan. Pada akhirnya 36 Sanjaya, op. cit., h. 220. 37 Zulfiani, op. cit., h. 52. 38 Trianto 1, op. cit., h. 144.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar

0 14 268

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Pengaruh metode eksperimen diskusi terhadap keterampilan proses sains pada konsep gerak harmonik sederhana

17 89 0

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

24 88 194

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA.

0 2 24

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.

0 0 59

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

0 4 48

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE MINI PROJECT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA TOPIK PEMISAHAN CAMPURAN.

1 3 45

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SELONG TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6