Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
119 IV
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dilihat
dari tingkat
pencapaian Indikator
Kinerja, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, maka kinerja Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara di bidang Pekerjaan Umum masih belum maksimal. Hal ini terlihat kondisi Jalan Kabupaten yang
dalam keadaan baik hanya mencapai 18. Demikian juga halnya dengan irigasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
dengan kondisi baik hanya mencapai 25,32, namun demikian apabila dilihat dalam hal rumah tangga bersanitasi,
maka kinerja pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2006 mencapai 62,49 disusul sebesar 65,03 pada
tahun 2007, sedangkan tahun 2008 sebesar 65,58 dan tahun 2009 sebesar 66,48 . Sementara itu ruang terbuka
hijau pada tahun 2009 baru sebesar 19, 46.
Grafik 4.1. Kondisi dan Panjang Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009 km
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
120 IV
Grafik 4.2. Kondisi dan panjang jalan di 17 kecamatan tahun 2009 km
Tabel 4.7. Presentase Luas Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik Selama Tahun 2005-2009.
Tahun Anggaran
Luas Irigasi Kabupaten Dalam
Kondisi Baik Luas Irigasi
Kabupaten Presentase
2005 6.110,00 Ha
7.038,00 Ha 86,81
2006 6.673,00 Ha
7.075,55 Ha 94,31
2007 7.038,00 Ha
7.440,55 Ha 94,59
2008 7.908,00 Ha
7.990,55 Ha 98,97
2009 8.213,00 Ha
11.398,00 Ha 72,06
Disisi lain apabila dilihat dari realisasi pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun anggaran 2009, maka dapat
dilihat secara rinci sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
121 IV
Tabel 4.8. Alokasi dan Realisasi Anggaran bidang Pekerjaan Umum selama Tahun 2005-2010.
TAHUN ANGGARAN
BESARAN ANGGARAN Alokasi
Realisasi
2005 773.608.913.506
316.127.392.364 40,86
2006 1.326.020.014.391
1.135.342.045.788 85,62
2007 1.771.685.779.429
1.130.168.709.261 63,79
2008 1.490.070.325.809
1.051.510.207.094 70,57
2009 1.508.506.229.938
1.126.212.007.007 74,66
2010 1.301.116.221.940
- -
Jumlah 8.171.007.485.014
4.759.360.361.514 58,25
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1 Tahap Penganggaran Masih terdapat usulan-usulan program dari Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara yang tidak masuk dalam APBD yang disahkan dan disetujui DPRD.
Usulan yang ada telah disesuaikan dengan Renstra, Musrenbang dan usulan-usulan dari masyarakat. Program
dan usulan dimaksud telah dilakukan DED dan gambar, sehingga pada tahun berjalan tinggal pelaksanaan fisik.
Dengan adanya program baru yang tidak diusulkan dari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
122 IV
mengakibatkan kegiatan perencanaan DED dan fisik pada tahun yang sama.
2 Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini yang paling berpengaruh adalah waktu
pengesahan APBD, jika terlambat maka pelaksanaan fisik dapat
terlambat juga.
Keterlambatan ini
akan bertambah jika programkegiatan yang ada belum
memiliki DED perencanaan programkegiatan tidak diusulkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kutai
Kartanegara.
Waktu pelaksanaan kegiatan proyek meliputi tahapan- tahapan :
a. Proses evaluasi
pelelangan jasa
konsultasi perencanaan selama 30 hari.
b. Proses penyusunan, gambar DED dan RAB selama 3 bulan.
c. Proses evaluasi
pelelangan jasa
konstruksi pemborongan selama 30 hari.
Diperlukan waktu 150 hari, sehingga apabila waktu pengesahan APBD terlambat maka pelaksanaan fisik
yang dibatasi sampai 15 Desember 2010 akan mengurangi
lingkup pekerjaan
dan tolok
ukur pembangunan. Dalam perjalanan waktu, terdapat
kendala-kendala alam seperti curah hujan, kesulitan transportasi ke lokasi dan adanya masa libur saat
lebaran. Kendala lain yang muncul adalah permasalahan lahan yang belum dibebaskan.
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
123 IV
3 Sumber Daya Manusia SDM Besarnya pagu anggaran yang dikelola Dinas Pekerjaan
Umum Kab. Kutai Kartanegara dan banyaknya jumlah paket kegiatan yang ada, menuntut adanya SDM pegawai
yang mampu menangani sejumlah kegiatan dimaksud. Untuk dapat menjadi PPTK syaratnya dituntut adanya
pengetahuan teknik tentang paket dimaksud. Jumlah Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara
yang memiliki pendidikan S1 Teknik masih kurang sehingga terdapat pegawai yang mengelola beberapa
paket. Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara masih berimbang antara pendidikan
teknis teknik sipil dan arsitek dengan non teknis yang bersifat administrasi.
4 Lokasi Pekerjaan Paket pekerjaan yang berada pada lokasi yang jauh
menuntut sebuah pengawasan yang kontinu terhadap pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan secara kontinu juga
menuntut diperlukan adanya biaya pengawasan yang lebih besar, sedangkan biaya yang disediakan dalam
anggaran telah dibatasi oleh sebuah ketentuan.
Solusi
Dalam menyikapi kendala-kendala tersebut yang selalu menjadi pokok permasalahan Dinas Pekerjaan Umum telah
melakukan langkah-langkah : a. Mempertimbangkan
program-program berdasarkan
renstra dan musrenbang. Untuk program kegiatan yang
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
124 IV
memerlukan waktu pembuatan DED yang lebih dari 4 bulan proyek besar, pekerjaan perencanaan diusulkan
pada tahun sebelumnya atau pada APBD perubahan, dengan pertimbangan setelah selesai proses gambarDED
pada tahun berikutnya dapat dilaksanakan pekerjaan fisik. Diperlukan sebuah komitmen yang tinggi kepada
seluruh pihak untuk mentaati hal ini. b. Dimohonkan agar pengesahan anggaran APBD dapat tepat
waktu, pada awal tahun anggaran agar pelaksanaan kegiatan tidak terlambat.
c. Pada saat ini Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara telah menghimbau kepada pegawai untuk
dapat melanjutkan sekolah kuliah setingkat S1. Selanjutnya
kepada Pemerintah
Kabupaten Kutai
Kartanegara dalam penempatan pegawai di Dinas pekerjaan Umum Kab. Kutai Kartanegara merupakan
tenaga teknis. d. Terhadap program kegiatan yang memiliki dana yang
besar dan belum meliliki DED, maka berdasarkan pertimbangan waktu pelaksanaan yang tidak dapat
diselesaikan dalam waktu 1 satu tahun anggaran dan kemungkinan penyerapan dana, serta dalam rangka tertib
administrasi diharapkan adanya persetujuan pelaksanaan pekerjaan
melewati tahun
anggaran berjalan
multiyears.
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
125 IV
v. PENATAAN RUANG;
1. Program dan Kegiatan
a. Program Perencanaan Tata Ruang
Program ini
dimaksudkan untuk
mengatur dan
merencanakan pemanfaatan ruang kota sehingga dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pelaksnaan
pembangunan, dengan kegiatan pokok sebagai berikut : 1
Penyusunan dan Sosialisasi PERDA Tata Ruang Kukar
2 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang RDTR.
3 Percepatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur 4
Grand Desain Pembangunan Jangka Panjang
b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1 FasilitasiSosialisasi Tata Batas Administrasi antar
Kecamatan dalam Kab. Kukar 2
Penegasan penyelesaian tapal batas wilayah admininstrasi Kab. Kutai Kartanegara dengan
KabKota yang berbatasan 3
Pelacakan Trayek Batas Wilayah antar Kecamatan
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pelaksanaan program Perencanaan Penataan Ruang sampai
dengan tahun 2009 di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan capaian kinerja pada Ruang terbuka Hijau per satuan Luas
wil. Ber HPLHGB sebesar 19,461 .
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010
126 IV
Tabel 4.9. Alokasi dan Realisasi Anggaran bidang Penataan Ruang selama Tahun 2005-2010.
TAHUN ANGGARAN
BESARAN ANGGARAN Alokasi
Realisasi
2005 5.796.670.000
4.362.670.000 75,26 2006
31.251.169.570 24.396.572.450 78,07
2007 2.165.000.000
2.041.384.567 94,29 2008
8.256.000.000 5.918.187.350 71,68
2009 467.077.600
467.077.600 100
2010 1.500.000.000
- -
Jumlah 49.435.917.170
37.185.891.967 75,22
3. Permasalahan dan Solusi Untuk urusan tata ruang, pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara mengalami sedikit permasalahan pada SKPD yang menanganinya. Selama ini urusan Tata Ruang menjadi
kewenangan Bappeda,
namun dengan
implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah yang diimplementasikan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008, urusan Tata
Ruang masuk dalam wilayah kerja Dinas Pekerjaan Umum bidang Penataan Ruang Wilayah. Namun demikian karena
sifatnya masih transisi, sehingga masih terjadi tarik ulur kepentingan.