Program Pendidikan Non Formal

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010 91 IV Dalam hubungan ini pendidikan termasuk pendidikan nonformal yang berbasis kepentingan masyarakat lainnya, perlu mencermati hal tersebut, agar keberadaannya dapat diterima dan dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat berkaitan dengan kepentingan hidup mereka dalam mengisi upaya pembangunan di masyarakatnya. Ini berarti bahwa pendidikan nonformal perlu menjadikan masyarakat sebagai sumber atau rujukan dalam penyelenggaaraan program pendidikannya. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan adalah melalui 1 Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C; 2 Pengadaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja SKB; 3 Kecakapan hidup melalui berbagai pelatihan; 4 Serta berbagai pembelajaran seperti workshop, Pembekalan teknis dll.

e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Keberhasilan dalam bidang pendidikan tidak hanya terfokus pada berhasil atau tidaknya masyarakat yang mengikuti program pendidikan, baik di jalur formal maupun non formal, akan tetapi juga ditentukan oleh Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan. Perhatian pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selama kurun waktu 2005-2010 dalam upaya peningkatan pendidikan melalui Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan antara lain melalui kegiatan- kegiatan antara lain : 1 Pelaksanaan Sertifikasi Tenaga Pendidik, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010 92 IV 2 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi, 3 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik, 4 Peningkatan Mutu Guru Mata Pelajaran.

f. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.

Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan. Faktor adat istiadat atau kebiasaan, faktor tingkat kebutuhan, faktor kemiskinan, faktor rendahnya pendidikan dan sebagainya, menjadi salah satu penyebab masih rendahnya minat baca. Jika sejumlah faktor atau penyebab itu dikaitkan dengan Human Development Index HDI ternyata tidak pernah ada data konkrit yang menunjukkan adanya korelasi yang erat antara rendahnya peringkat HDI Indonesia yang diukur dari tingkat kemiskinan, kesehatan dan pendidikan dengan kondisi rendahnya minat dan budaya membaca. Tetapi secara logika saja, dapat diasumsikan, jika minat dan budaya baca masyarakat kita sudah terbentuk, maka seharusnya tingkat pendidikan atau pengetahuan di Indonesia juga cukup tinggi. Salah satu upaya yang merupakan kunci untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia, adalah melalui kegiatan Pengembangan minat dan budaya baca, karena tingkat kemajuan suatu bangsa juga ditentukan oleh kemampuan bangsa itu untuk mengakomodasi