Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010 89 IV pemerintah adalah memberikan kapasitas pendidikan yang mencukupi, melalui berbagai kegiatan antara lain : 1 Pembangunan unit sekolah baru USB, ruang kelas baru RKB, Laboratorium dan Ruang Praktikum; 2 Rehabilitasi sedang dan Berat Ruang Kelas, Bangunan Sekolah; 3 Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah; 4 Pengadaan Alat-alat Praktik Siswa; 5 Pembinaan Minat, Bakat dan kreatifitas Siswa; 6 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar serta Pendidikan Paket A dan B.

c. Program Pendidikan Menengah

Pendidikan Menengah diselenggarakan sebagai kelanjutan dari Pendidikan Dasar, yang berfungsi untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan berinteraksi secara produktif dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan menengah dikelompokkan kedalam 2 jenis pendidikan yaitu Pendidikan Menengah Umum dan Pendidikan Menengah Kejuruan. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2005-2010 adalah melalui 1 Pembangunan Gedung Sekolah, 2 Penambahan Ruang Kelas, 3 Pembangunan Laboratorium atau Ruang Praktikum, 4 Rahabilitasi beratsedang sekolah atau ruang kelas, 5 Pengadaan Perlengkapan Sekolah, 6 Pengadaan alat-alat praktikperaga, 7 Pembinaan minat bakat dan kreatifitas siswa, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara Akhir Masa Jabatan 2005-2010 90 IV 8 Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu BOMM, 9 Pengembangan SMA Unggulan, Pembinaan Kemampuan SiswaSekolah.

d. Program Pendidikan Non Formal

Sejauh ini, anggaran yang berkaitan dengan pendidikan masih terbatas, sehingga berbagai upaya untuk dapat terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif di dalamnya. Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi, pendidikan luar sekolah berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti pesantren, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah jauh sebelum Indonesia merdeka, bertahan hidup sampai sekarang dan dicintai, dihargai dan diminati serta berakar dalam masyarakat. Kelanggengan lembaga-lembaga tersebut karena tumbuh dan berkembang, dibiayai dan dikelola oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya, karena pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.