Pendalaman Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
Kelas III SD
198
Pada tahun 371 Patrisius meninggal. Mendekati ajalnya ia bertobat dan minta di baptis. Bahkan ibu Patrisius pun juga dibaptis.
Sementara itu, Agustinus belum juga mau menjadi seorang Kristen. Meski tidak ada tanda-tanda bahwa doanya dikabulkan Tuhan,
Monika dengan setia tetap berdoa untuk Agustinus dengan setiap kali air mata mengalir dari kedua matanya. Tuhan mendengarkan
keluh kesah Monika dan menguatkannya dengan suatu mimpi. Dalam mimpinya, Monika melihat dirinya sendiri berada di atas
sebuah mistar dari kayu, kemudian datanglah seorang pemuda yang berseri-seri dan bercahaya wajahnya. Pemuda itu bertanya,
“Mengapa ibu bersedih? Apa yang menyebabkan ibu menangis setiap hari?” Monika menjawab bahwa ia sedih karena tidak
tahan melihat kebinasaan Agustinus, puteranya. Maka pemuda itu mengajak Monika untuk melihat dengan saksama. Segeralah terlihat
oleh Monika bahwa Agustinus ada bersamanya di atas mistar. Kata pemuda itu, “Di mana engkau berada, ia pun berada.”
Telah lama waktu berlalu sejak mimpinya itu, namun Agustinus masih juga hidup dalam dosa. Oleh karena itu Monika terus datang
kepada Bapa Uskup memohon-mohon dan mendesak-desak dengan air mata bercucuran supaya Uskup mau menengok dan
menasehati Agustinus. Lama-kelamaan Uskup menjadi bosan dan kehilangan kesabarannya, sehingga ia berkata, “Pergilah, jangan
menggangguku; demi hidupmu tak mungkinlah binasa anak sekian banyak air mata itu” Monika amat gembira sebab ia percaya pada
apa yang dikatakan Bapa Uskup bahwa Agustinus tidak mungkin binasa.
Pada tahun 383 Agustinus bersama Alypius, sahabatnya, hendak berangkat ke Roma dan Milan untuk mengajar. Monika tidak setuju
karena waktu itu Roma buruk peradabannya. Di pantai menjelang keberangkatannya, Monika menawarkan hanya dua pilihan kepada
Agustinus: pulang dengannya atau Monika ikut dengan Agustinus ke Italia. Dengan tipu dayanya Agustinus meninggalkan ibunya seorang
diri di kapel Beato Cyprianus yang terletak di tepi pantai, sementara ia dan Alypius berlayar ke Italia.
Monika amat sedih, seorang diri ia menyusul Agustinus ke Italia. Penderitaan berat ditanggungnya terutama karena kapal yang
ditumpanginya hampir karam karena badai. Tuhan menguatkan Monika dengan janji-Nya bahwa ia akan bertemu dengan puteranya
sesampainya di Italia.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
199
Monika bersahabat baik dengan St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Agustinus mulai tertarik dengan khotbah dan ajaran-ajaran Uskup
Ambrosius hingga akhirnya dibaptis. Dua bulan kemudian, yaitu bulan Juni tahun 387 Agustinus,
Alypius Monika berencana pulang kembali ke Tagaste, Afrika. Dalam perjalanan pulang mereka singgah di Ostia, di dekat muara
sungai Tiber. Monika dan Agustinus berdua saja berdiri bersandar pada jendela rumah persinggahan mereka. Mereka terlibat dalam
pembicaraan yang sangat menarik mengenai seperti apa kiranya kehidupan para kudus di surga. Diliputi rasa bahagia yang amat
sangat Monika berkata kepada Agustinus, “Anakku, bagiku tidak ada lagi yang dapat memukauku dalam kehidupan ini. Apa lagi
yang dapat kuperbuat di dunia ini? Untuk apa aku di sini? Entahlah, tak ada lagi yang kuharapkan dari dunia ini. Ada satu hal saja
yang tadinya masih membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi Kristen Katolik sebelum
aku mati. Keinginanku sudah dikabulkan secara berlimpah dalam apa yang telah diberikan Allah kepadaku: kulihat kau sudah sampai
meremehkan kebahagiaan dunia ini dan menjadi hamba-Nya. Apa yang kuperbuat lagi di sini?”
Lima hari kemudian Monika jatuh sakit. Kepada kedua putranya, Agustinus dan Navigius, Monika berpesan, “Yang kuminta kepada
kalian hanyalah supaya kalian memperingati aku di altar Tuhan di mana saja kalian berada.” Hanya supaya ia diingat di altar-
Mu, itulah keinginannya. Sebab ia telah melayani altar itu tanpa melewati satu hari pun. Pada hari yang kesembilan Monika wafat
dalam usia 56 tahun.
Santa Monika dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga. Pestanya dirayakan setiap tanggal 27 Agustus. Sumber: Yesaya.
indocell.netid 105.htm