Kelas III SD
44
B. Kisah Yusuf Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya .
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
2.1. Menerima karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh- tokoh Perjanjian Lama, Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh
Perjanjian Baru: Yohanes Pembaptis. 2.3. Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah
yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru: Yohanes Pembaptis.
3.3. Mengenal karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh- tokoh Perjanjian Lama, seperti: Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh
Perjanjian Baru: Yohanes Pembaptis. 4.3. Meneladani tindakan baik tokoh-tokoh Perjanjian Lama,
seperti:Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru: Yohanes Pembaptis.
Indikator
1. Menceritakan kisah hidup Yusuf yang menderita hingga
menjadi penguasa di Mesir. 2.
Menjelaskan bahwa prestasi diraih dengan kerja keras dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
cobaan dengan pertolongan Tuhan.
3. Menulis doa mohon agar Tuhan memberi ketabahan dalam
menghadapi cobaan dan kesulitan.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
45
Bahan Kajian
1. Kisah hidup Yusuf hingga menjadi penguasa di Mesir.
2. Prestasi diraih dengan kerja keras dan keteguhan hati dalam
menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan dengan pertolongan Tuhan.
3. Doa permohonan agar Tuhan memberi ketabahan dalam
menghadapi cobaan dan kesulitan.
Sumber Belajar
1. Komkat KWI 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama
Katolik untuk SD kelas III.Yogyakarta: Kanisius 2.
Pengalaman peserta didik dan guru 3.
Lembaga Alkitab Indonesia, 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Pendekatan
Kateketis dan saintifik Metode : Pengamatan gambar, tanya jawab, penugasan
Waktu : 4 Jam Pelajaran. Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru
Pemikiran Dasar
Meraih prestasi dan mendapatkan kedudukan istimewa adalah dambaan setiap peserta didik. Prestasi tidak datang dengan
sendirinya, melainkan dicapai melalui perjuangan yang panjang. Banyak kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu kita
harus bekerja keras dengan semangat juang yang tinggi, memiliki keteguhan hati dalam menjalani berbagai kesulitan dan cobaan, dan
yang sangat penting adalah kerendahan hati untuk setia menuruti rencana Tuhan.
Dalam Kitab Kejadian 41: 1-57 dikisahkan tentang perjalanan hidup Yusuf yang mengalami berbagai cobaan dan penderitaan
sebelum ia berhasil menjadi penguasa di Mesir. Ia tabah menghadapi berbagai kesulitan. Ia yakin bahwa Tuhan mempunyai rencana baik
untuknya. Karena itu ia mengerahkan seluruh kemampuan dirinya untuk bertahan dalam cobaan dan penderitaannya. Ketika waktunya
tiba, Tuhan membukakan jalan bagi Yusuf. Ia diberi kesempatan untuk
Kelas III SD
46
menunjukkan kemampuan dirinya menafsirkan mimpi Raja Firaun. Dan hasilnya luar biasa, ia mendapatkan kehormatan dari Raja
Firaun untuk menjadi penguasa di Mesir.
Melalui pelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu membangkitkan semangat juangnya dalam menghadapi setiap
kesulitan dan cobaan hidupnya. Hendaknya mereka memiliki semangat dan ketabahan hati untuk menghadapi setiap kesulitan
atau cobaan yang dialaminya di sekolah atau di mana pun mereka berada. Sebab kesulitan dan cobaan itulah yang akan membuat
mereka menjadi manusia tangguh yang siap meraih sukses. Semoga mereka memiliki keteguhan hati untuk meneladani semangat hidup
Yusuf yang senantiasa mengandalkan campur tangan Tuhan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan hidupnya.
Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Kemudian bervariasi, misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan
gerakan yang sesuai.