Cerita Sakramen Tobat Kompetensi Inti

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 167 c. Apa pesan cerita diatas bagi kita? d. Apakah kamu sering membantah orang tuamu? e. Bagaimana perasaanmu jika melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap orangtuamu?

4. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban dari peserta didik. Dalam setiap daerah atau suku pasti ada cerita yang hampir mirip dengan kisah di atas. Orangtua merupakan pengganti Tuhan di rumah. Kita harus menghormati orangtua. Bagaimana miskinnya atau jeleknya orang tua, tetap merekalah yang melahirkan dan mengasuh kita. Menolak orangtua atau berbuat tidak baik terhadap orangtua adalah dosa besar. Berbuat dosa berarti memutuskan hubungan dengan Allah, sesama dan lingkungan.

5. Permainan Guru mengajak peserta didik untuk melakukan permainan.

a. Guru menyampaikan pengantar permainan sebagai berikut:

• Hari ini kita akan bermain, nama permainan kita adalah “Pak Pos” • Guru mengajak peserta didik ke aula atau halaman sekolah yang memungkinkan untuk bermain. • Setelah semua anak hadir di tempat, guru meminta peserta didik untuk berdiri dan membentuk lingkaran. • Guru meminta setiap anak membuat lingkaran kecil untuk dirinya sendiri dengan alat yang disediakan guru, misalnya kapur. • Guru berdiri di tengah lingkaran besar untuk menjadi “Pak Pos”. Apabila permainan sudah dilakukan beberapa kali, posisi guru dapat digantikan oleh salah satu peserta didik. • Guru yang menjadi pak pos datang membawa surat sambil berkata” kring ... kring ... Pak Pos datang membawa surat untuk anak yang ...... misalnya berambut pendek.” • Maka anak yang berambut keriting harus lari bertukar tempat. Guru berusaha berebut salah satu tempat. Kelas III SD 168 • Siapa yang tidak mendapat tempat lingkaran dialah yang menjadi Pak Pos berikutnya. • Anak yang menjadi Pak Pos datang membawa surat sambil berkata, “Kring ... Kring .... Pak Pos datang membawa surat untuk anak yang ... misalnya berambut panjang. • Permainan berlanjut sampai seterusnya. b. Setelah permainan selesai, guru mengajak peserta didik kembali ke kelas untuk mendalami atau merefleksikan pengalaman mereka dalam permainan tadi dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Pengalaman apa yang kamu alami saat bermain? Mengapa kamu merasa demikian? • Apakah ada yang jatuh? Mengapa jatuh? • Apakah ada yang tidak mau bergerak? Mengapa tidak mau bergerak? • Mengapa ada yang tidak mau menjadi pak pos?

6. Peneguhan

Melalui permainan Pak Pos, kita diajak untuk bersikap sportif, berani mengakui kesalahan. Setiap orang ingin menang dan menghalalkan segala cara. Namun kita jangan melakukan hal yang demikian. Ternyata tidak semua dapat bersikap sportif. Mungkin ada yang menggunakan cara kasar mendorong, menarik, menginjak kaki teman dsbnya untuk mendapatkan lingkaran. Bahkan ada teman juga yang diam saja, tidak mau berpindah tempat demi mempertahankan lingkaran miliknya. Yang terpenting adalah anak yang dalam permainan tadi telah mendorong, menarik, menginjak kaki teman, atau diam saja tidak berpindah tempat berani mengakui kesalahannya di hadapan semua teman dan gurunya. Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan

Guru mengajak peserta didik mengamati gambar kisah “Yesus mengampuni orang berdosa”dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menceritakan isi gambar.