37 reliabilitas teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan
Alpha Cronbach karena metode ini cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46 menjelaskan bahwa instrumen dikatakan
reliabel jika harga Alpha Cronbach 0,60. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen. selengkapnya lihat Lampiran 3.6.
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Mengaplikasi dan Menganalisis Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on
Standardized items Keterangan
0,667 0,651
Reliabel
Berdasarkan uji reliabilitas di atas, nilai Alpha Cronbach 0,60 yaitu 0,667, sehingga instrumen yang dibuat dapat digunakan dan sudah memenuhi
syarat instrumen yang valid dan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan dapat dilakukan interpretasi Priyatno, 2012: 1. Teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Priyatno 2012: 11 memaparkan bahwa analisis parametrik adalah analisis yang
mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Jika data tidak terdistribusi normal, maka data dianalisis
dengan metode statistik non parametrik. Langkah-langkah teknik analisis data sebagai berikut.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Field 2009: 144 memaparkan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik
selanjutnya. Data berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi
normal, maka uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired samples t-test Field, 2009: 326. Jika data
terdistribusi tidak normal, maka uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non
38 parametrik yaitu Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon Field, 2009: 345. Teknik
analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Analisis hipotesis statistik adalah sebagai berikut.
H
i
= Ada deviasi dari normalitas H
null
= Tidak ada deviasi dari normalitas Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya berdistribusi tidak normal.
b. Jika harga Sig. 2- tailed 0,05, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Tujuan melakukan uji perbedaan kemampuan awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal yang sama atau tidak pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Data skor yang digunakan dalam analisis ini adalah data skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data pretest berasal
dari dua kelompok yang berbeda. Jika distribusi data normal, maka uji perbedaan rerata pretest menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test
Field, 2009: 326, sedangkan jika distribusi data tidak normal maka, uji perbedaan rerata pretest menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-
tes Field, 2009: 345. Sebelum melakukan uji terhadap perbedaan rerata pretest, dilakukan uji
asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s
test. Jika harga Sig. 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan jika harga Sig. 0,05, maka tidak
terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Field, 2009: 150. Sesudah dilakukan uji asumsi homogenitas varians, teknik
analisis data selanjutnya menggunakan tingkat kepercayaan 95. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
H
i
: Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
39 H
null
: Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama.
Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki
kemampuan awal yang sama.
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, sehingga dapat diketahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Uji signifikansi pengaruh perlakuan diperoleh
dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol
Cohen, 2007: 276-277. Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari kelompok yang berbeda,
yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah jika distribusi data normal, maka uji signifikansi pegaruh perlakuan
menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test Field, 2009: 326, sedangkan jika distribusi data tidak normal maka, uji signifikansi pegaruh
perlakuan menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test Field, 2009: 345.
Sebelum melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga
Sig. Levene’s
40 test Field, 2009: 340. Apabila harga Sig. 0,05 maka terdapat homogenitas
varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga Sig. 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data dari kelompok yang dibandingkan
Field, 2009: 150. Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS jika
variansnya homogen, sedangkan jika variansnya tidak homogen maka data yang diambil adalah data pada baris kedua Field, 2009: 340. Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis. b.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis.
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis. Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat diketahui dengan mencari effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk
mengetahui besarnya efek yang dihasilkan Field, 2009: 56-57. Jika data
41 terdistribusi normal maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson Field,
2009: 332.
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan: r = besar pengaruh effect size perlakuan dengan menggunakan
koefisien korelasi Pearson t = harga uji t
df = harga derajad kebebasan degree of freedom Jika data terdistribusi tidak normal, digunakan rumus sebagai berikut Field, 2009:
550.
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan: r = besar pengaruh effect size perlakuan
Z = harga konversi dari standar deviasi dilihat dari uji statistik Mann- Whitney
N = dua kali jumlah responden yang bersangkutan Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Field, 2009: 57.
Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r effect size
Kriteria Efek
0,10 Kecil, setara dengan 1 pengaruh
perlakuan 0,30
Menengah, setara dengan 9 pengaruh perlakuan
0,50 Besar, setara dengan 25 pengaruh
perlakuan
Untuk mengetahui persentase pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis digunakan koefisien determinasi atau
42 R
2
Field, 2009: 179, yaitu dengan mengkuadratkan harga r koefisien korelasi Pearson kemudian dikalikan 100.
3.9 Analisis Lebih Lanjut