Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

60 Berdasarkan tabel 4.4, besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi yaitu r = 0,71 atau 50 yang setara dengan efek besar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 50 . Uji besar pengaruh perlakuan, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.6.

4.1.3 Analisis Lebih Lanjut

4.1.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok menggunakan data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diambil yaitu Mean pretest, Mean posttest I. Pada kelompok kontrol M PreKonApl = 2,15; M PostKonApl = 3,10, sedangkan pada kelompok eksperimen M PreEksApl = 1,75; M PostEksApl = 4,33. Analisis ini menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Analisis ini juga menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test untuk dapat mengetahui harga Sig. 2-tailed, sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini lengkapnya lihat Lampiran 4.7 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi No Kelompok Rerata Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Pretest Posttest I 1 Kontrol 2,15 3,10 44,31 0,00 Ada perbedaan 2 Eksperimen 1,75 4,33 147,60 0,00 Ada perbedaan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase peningkatan rerata pretest ke postest pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 44,31 , sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 147,60. 61 Dengan kata lain kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 44,31 dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 147,60 dengan menggunakan metode inkuiri. Pada kelompok kontrol harga Sig.2-tailed 0,05 yaitu 0,00, maka H null ditolak dan H i diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan mengaplikasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen, harga Sig.2-tailed 0,05 yaitu 0,00, maka H null ditolak dan H i diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Seperti dijelaskan pada tabel 4.5, bahwa ada perbedaan antara pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih pretest ke posttest I gain yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini. Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi Nilai gain score yang dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50. Nilai gain score yang menjadi titik pijak pada grafik diatas adalah 1,75. Pada kelompok ekperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,75 sebanyak 23 siswa atau 88,46 dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen. Sedangkan untuk kelompok kontrol siswa 2 4 6 8 10 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Fr e ku e n si Gain Kelompok Kontrol Mengaplikasi Kelompok Eksperimen Mengaplikasi 62 yang mendapatkan ga in score ≥ 1,75 sebanyak 5 siswa atau setara dengan 18,52. Hal ini dapat diartikan bahwa metode yang lebih menguntungkan dan berguna untuk siswa adalah metode inkuiri.

4.1.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168