Teori Perkembangan Anak menurut Jean Piaget dan Perkembangan Psikologi dari Vygotsky

6

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II ini, peneliti akan membahas tentang kajian pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari tiga bagian yaitu teori-teori yang melandasi penelitian, penelitian yang relevan, dan literature map. Teori-teori yang melandasi penelitian terdiri dari teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan perkembangan psikologi dari Vygotsky, metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi dan menganalisis , hakikat IPA, materi IPA: “Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya ”. Penelitian relevan berisi tentang penelitian dengan menggunakan metode inkuiri dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasi. Hipotesis berisi mengenai dugaan sementara dari rumusan masalah yang telah disusun. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak menurut Jean Piaget dan Perkembangan Psikologi dari Vygotsky

Salah satu tokoh yang mengembangkan teori perkembangan kognitif adalah Jean Piaget 1896-1980. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya Desmita, 2007: 46. Piaget dalam Suyono Hariyanto, 2011: 82 mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman- pengalaman dan interaksi-interaksi mereka Triyanto, 2010: 29. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas Desmita, 2007: 46. Seorang anak akan belajar lebih baik jika mereka dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata mereka, karena mereka lebih mudah untuk belajar melalui 7 pengalaman yang didapatkan dalam kehidupannya sehari-hari. Jika anak dapat dengan baik belajar melalui sebuah pengalaman yang mereka punya maka dia akan lebih mudah untuk mengingat hasil yang akan mereka capai, sehingga pembelajaran tersebut akan memberikan makna tersendiri bagi seorang anak. Piaget memaparkan setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur Suyono Hariyanto, 2011: 82 . Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode- periode yang terus bertambah kompleks Desmita, 2007: 46. Tahap demi tahap akan dilalui setiap individu untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada dirinya. Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap diantaranya yaitu tahap sensorimotor dari lahir sampai 2 tahun, tahap praoperasional 2 sampai 7 tahun, tahap operasional konkret 7 sampai 11 tahun, tahap operasi formal 11 tahun ke atas Suparno, 2001: 24. 1. Tahap sensorimotor 0-2 tahun Pada dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium dan mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motoriknya. Anak mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Kemampuan yang dimiliki anak-anak pada tahap ini yaitu: a melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek disekitarnya; b suka memperhatikan sesuatu lebih lama. 2. Tahap praoperasional 2-7 tahun Pada tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya tentang realitas sangatlah menonjol. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun dapat mengingat banyak hal tentang lingkungaannya. Intelektual anak dibatasi oleh egoisentrisnya, yaitu bahwa ia dapat menyadari jika orang lain dapat berpandangan berbeda dengannya tentang suatu objek atau fonomena yang sama, sehingga sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik anak pada tahap praoperasional antara lain: a tidak mampu memusatkan perhatian kepada 8 objek-objek yang berbeda; b dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antarderetan. 3. Tahap operasional konkret 7-11 tahun Pada tahap operasional konkret, anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengaklasifikasikan benda- benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Dalam usahanya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera tetapi dengan menggunakan pengalaman-pengalaman mereka. 4. Tahap operasional formal 11 tahun keatas Tahap ini menandakan anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Anak mampu menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Sehingga pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar. Dari penggolongan perkembangan kognitif menurut Piaget, anak kelas V yang berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun, pada usia ini anak sudah mulai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasional konkret merupakan tahap anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit, mereka juga mengerti tentang alam sekelilingnya, mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera tetapi dengan menggunakan pengalaman- pengalaman mereka. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka Trianto, 2009: 29. Berdasarkan teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan yaitu bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya, 9 sedangkan guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri Trianto, 2009: 28. Terdapat beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan Piaget diantaranya intelegensi, skema, asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi Suparno, 2001: 19-23. Intelegensi adalah cara yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Skema adalah struktur mental seseorang di mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama. Sedangkan equilibrasi adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Tudge dan Svrimsher dalam Schunk, 2012: 337 menjelaskan teori Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran. Vygotsky memaparkan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya, atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development Susanto, 2013: 97. Zone of proximal development ZPD adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain Schunk, 2012: 341. Interaksi dengan orang-orang dewasa dan teman-teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Ada dua aplikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains, pertama, dikehendakinya suasana kelas, berbentuk pembelajaran kooperatif antarsiswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, dalam pembelajaran menekankan scaffolding bantuan sementara sehingga siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri Susanto, 2013: 97. Berdasarkan paparan dari para ahli, dapat disimpulkan 10 bahwa teori Piaget mengemukakan teori perkembangan kognitif dan Vygotsky mengemukakan teori tentang psikologi perkembangan. Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget dan teori psikologi perkembangan dari Vygotsky sebagai pedoman untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak Sekolah Dasar. Kedua teori tersebut sangat berkaitan dan mendukung karena setiap anak berkembang baik secara kognitif maupun psikologinya, sehingga mampu berinteraksi dan dapat membangun pengetahuannya.

2.1.1.2 Proses Kognitif

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168