Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu keadaan ketika komunikasi terjadi antara guru dan siswa, di mana guru menanamkan nilai luhur yang hidup dalam masyarakat kepada siswa Satori, 2007: 115. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha terencana untuk mencapai pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya Sanjaya, 2006: 2. Setiap anak berhak menempuh pendidikan untuk dapat mengembangkan potensinya karena pendidikan dasar merupakan hak asasi bagi semua anak Indonesia, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dikelas adalah ciri dari pendidikan dasar yang ideal Daryanto Rahardjo, 2012: 249. PISA Programme of International Student Assessment menunjukkan Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA, Indonesia mengalami penurunan kualitas pendidikan, dan tentu saja ini menjadi sebuah keprihatinan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2009 Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara OECD, 2010: 8. Pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara OECD, 2013: 232. Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas Chang, dkk, 2014: 117. Jumlah guru yang meningkat justru tidak tersebar merata di wilayah Indonesia sehingga masih banyak sekolah yang kekurangan guru dan ini membuat sistem pendidikan kurang berhasil Chang dkk, 2014: 177. Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak Suyono dan Hariyanto, 2011: 212. Pembelajaran sebaiknya dapat memfasilitasi siswa dalam 2 membangun pengetahuannya sendiri, sehingga guru perlu menggunakan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan Djamarah Zain, 2010: 323. Berdasarkan ungkapan dari kedua ahli, pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Satu prinsip yang paling penting tentang pendidikan dalam teori konstruktivisme adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, dan harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya Trianto, 2009: 28. Agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya, siswa harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha susah payah dengan ide-ide Slavin dalam Trianto 2009: 28. Sanjaya 2006: 193 memaparkan bahwa, belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir. Kemampuan berpikir siswa tidak hanya sampai pada mengingat dan memahami saja, tetapi dapat dikembangkan juga pada level yang lebih tinggi yaitu mengaplikasi dan menganalisis. Berdasarkan taksonomi Bloom, proses kognitif dibagi menjadi enam tahap yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta Anderson Krathwhol, 2010: 99. Kemampuan mengaplikasi diharapkan dapat mencapai aspek mengeksekusi dan menggunakan, sedangkan kemampuan menganalisis diharapkan dapat mencapai aspek membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran IPA di suatu sekolah, masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Metode ceramah tidak merangsang kemampuan berpikir siswa, karena siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Hal ini tentu saja membuat siswa menjadi tidak aktif dan pembelajaran tidak berpusat pada siswa. Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah metode inkuiri. Sanjaya 2006: 194 mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang 3 dipertanyakan. Piaget dalam Mulyasa, 2007: 108 menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Melalui kegiatan eksperimen siswa tidak hanya sampai kemampuan mengingat dan memahami namun sampai pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis karena siswa dapat memecahkan sebuah permasalahan yang terdapat pada materi pembelajaran. Metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode paling tepat dalam pembelajaran IPA Susanto, 2013: 172. Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan Susanto, 2013: 167. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia Samatowa, 2011: 3. Berdasarkan pendapat dari para ahli metode inkuiri sesuai digunakan dalam pelajaran IPA. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik Sochibin, Dwijananti, Marwoto, 2009; Putra, Garminah, Japa, 2014; Anggareni, Ristiati, Widiyanti, 2013. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. Kelas yang diuji coba dalam penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat melaksanakan penelitian karena peneliti ingin mengetahui kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa pada kelas yang menggunakan metode tradisional dan pada kelas yang menggunakan metode inkuiri.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168