HeRe-HeRe : TIDAK PERLU ADA SENJATA UNTUK MENGAMANKAN UNJUK RASA

67

2.3.4.1 Mural “AYO PODO TULUNG TINULUNG”

Gambar pada salah satu gang di daerah Badran Pada mural tersebut terdapat teks yang tertulis “AYO PODO TULUNG TINULUNG”. Dalam teks tersebut terlihat dengan jelas bahwa makna dari mural tersebut adalah mengajak masyarakat agar saling tolong-menolong. Mural tersebut lebih ditujukan untuk anak-anak, hal itu dapat terlihat dari gambar pada mural yang berbentuk menarik dengan warna yang mencolok. Hal tersebut menurut interpretasi penulis adalah cara penanaman perilaku tolong menolong kepada anak-anak. 68 Pada sekitar teks tersebut terdapat juga gambar beberapa anak. Salah satu di antara anak-anak itu terlihat sedang berusaha mengambilkan layang-layang yang tersangkut di pohon. Hal yang menarik adalah bagaimana cara anak yang berusaha mengambil layangan tersebut. Anak tersebut menginjak punggung salah satu temannya dan menginjak pundak temannya yang lain. Anak yang diinjak pundaknya bukan terlihat jengkel tetapi malah terlihat senang karena bisa membantu temannya mengambil layangan yang tersangkut di pohon. Di mural tersebut juga terlihat gambar yang menurut penulis adalah pria setengah baya, tokoh tersebut terlihat tersenyum melihat apa yang dilakukan anak- anak itu. Tokoh tersebut juga terlihat melambaikan tangannya, menurut peneliti tokoh tersebut berbicara hati-hati kepada anak-anak tersebut. Warna cat yang digunakan dalam mural tersebut berwarna cerah dan meriah. Menurut penulis mural tersebut memakai tokoh anak-anak disertai warna yang menarik memiliki tujuan untuk menarik perhatian anak-anak juga. Makna di dalam mural tersebut adalah ajakan untuk saling tolong menolong dan hal itu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. 69

2.3.4.2 Mural “MIRAS AGAWE TEWAS”

Mural tersebut diambil di salah satu gang di daerah Badran Pada sebelah kiri atas terdapat tulisan “Miras Agawe Tewas” yang dalam bahasa Indonesia memilik arti minuman keras yang disingkat menjadi miras membuat meninggal. Penulis menginterpretasikan mural tersebut berhubungan dengan keadaan masyarakat yang sering mabuk terutama mabuk karena meminum minuman keras miras. Hal tersebut memiliki keprihatinan sendiri bagi sebagian masyarakat di sana, wujud keprihatinan tersebut dapat terlihat jelas melalui mural yang berada di sana. Pada tengah-tengah gambar tersebut ada sesosok tokoh yang membawa sebuah senjata tajam. Penulis menginterpretasikan tokoh tersebut sebagai malaikat 70 pencabut nyawa. Penulis menginterpretasikan seperti itu karena tokoh itu tampak berada di dekat dua buah kuburan. Senjata tajam yang dibawa tokoh malaikat pencabut nyawa tersebut tampak masih berdarah-darah, hal itu diinterpretasikan penulis bahwa korban meninggal karena minuman keras sampai saat ini masih banyak terjadi. Gambar mural yang diperbesar, terlihat jelas terdapat gambar botol, suntikan, dan obat-obatan Pada sudut kanan bawah terdapat dua buah kuburan. Apabila diperhatikan dengan lebih seksama, salah satu dari kuburan tersebut seperti sedang memikirkan sesuatu. Penulis menginterpretasikan sebagai orang yang sudah meninggal tersebut berpikir apakah penyebab kematiannya adalah karena minuman keras atau obat- obatan terlarang yang dahulu pernah dikonsumsinya. Dengan adanya gambar seperti