31
Dalam skripsi ini penulis menggunakan 20 mural yang akan diteliti. Foto
mural-mural tersebut diambil oleh penulis sendiri di simpang empat Hotel Melia Purosani, simpang empat Demangan, gang di daerah Badran, gang-gang sekitar
Taman Budaya Yogyakarta TBY, Kampus I Universitas Sanata Dharma, dan sepanjang jalan Gejayan Mrican.
32
2.3 Makna Mural di Kota Yogyakarta
Dalam bab ini penulis menjabarkan berbagai makna yang ada di dalam mural. Makna mural bisa diinterpretasika begitu banyak karena setiap pembuat mural
memiliki maksud tertentu yang bahkan dengan maksud yang belum tentu dipikirkan oleh orang lain pada umumnya. Banyaknya mural yang ada di Kota Yogyakarta tidak
memungkinkan peneliti untuk mengartikannya satu persatu, sehingga peneliti membatasi jumlah mural yang dianalisis. Dalam bab ini peneliti menganalisis gambar
mural berdasarkan teori semiotika milik Roland Barthes. Menurut Barthes, suatu karya atau teks, merupakan sebentuk konstruksi
belaka. Bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan adalah rekonstruksi dari teks itu sendiri. Sebagai sebuah proyek rekonstruksi, maka pertama-
tama teks tersebut dipenggal-penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia atau satuan bacaan tertentu. Leksia ini dapat berupa satu kata, satu kalimat, beberapa
kalimat, sebuah paragraf, atau beberapa paragraf. Dengan memenggal-menggal teks itu maka pengarang tak lagi jadi perhatian. Maksud dari pengarang yang selama ini
dijadikan pusat perhatian dalam upaya menginterpretasikan suatu teks sudah ditinggalkan. Teks itu bukan lagi milik pengarang, tetapi sudah menjadi milik
pembaca Kurniawan, 2001: 93.
Dalam proses menginterpretasikan gambar mural, penulis memenggal- menggal teks dan gambar yang ada di dalam mural. Setelah itu penulis mengartikan
berbagai makna yang telah ditemukan dalam mural. Kemudian penulis
33
menggabungkan makna-makna yang ditemukan dan akan menggabungkannya secara keseluruhan, sehingga kemudian dapat dimengerti makna yang terdapat pada mural
yang diteliti. Dalam bab ini ada 20 mural yang dianalisis. Mural-mural tersebut dipilih oleh peneliti karena memiliki makna yang menarik dan menggambarkan
kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu penempatan pembuatan mural berada di titik-titik tertentu yang dirasa penulis merupakan tempat yang menarik, antara lain di
simpang empat, jalan raya, dan di pemukiman warga.
2.3.1 Makna Mural dengan Menggunakan Tokoh Ternama
Dalam kategori mural dengan menggunakan tokoh ternama penulis menggunakan tiga mural yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu mural dengan tokoh
Soekarno, Bung Tomo, Romo Driyarkara, dan Pramoedya Ananta Toer. Berikut penjelasan makna mural dengan tokoh ternama.