Metode dan Teknik Analisis Data

18

BAB II MAKNA MURAL DI KOTA YOGYAKARTA

2.1 Proses Pembuatan Mural

Proses pembuatan mural pertama kali adalah melakukan pengeblokan, yaitu memberi warna dasar pada bagian tembok yang nantinya akan dimural. Fungsi melakukan pengeblokan itu sendiri untuk membuat mural lebih terlihat jelas. Pengeblokan tersebut bisa memakai warna sesuai selera si pembuat mural, dalam proses pembuatan mural seringkali warna cat yang digunakan adalah warna putih. Setelah tahap pengeblokan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan sketsa. Pembuatan sketsa itu bisa berupa garis-garis tipis yang nantinya akan ditebalkan lagi untuk memberi bentuk yang jelas pada mural. Pembuatan mural tanpa sketsa terlebih dahulu bisa juga dilakukan. Pembuat mural yang profesional seringkali langsung membuat gambar pada dinding yang sudah diblok. Setelah sketsa selesai dibuat, barulah si pembuat mural akan memberi warna pada sketsa yang sudah dibuat. 19 Foto proses pengeblokan Foto Proses pembuatan Sketsa 20 Proses akhir pembuatan mural adalah pemberian warna. Selain itu inisial pembuat mural juga dicantumkan. Sebagian besar pembuat mural mencantumkan inisial namanya dengan lambang-lambang tertentu dan nama samaran. Identitas pembuat mural dalam konteks street art seringkali sulit diketahui, karena mereka tidak pernah menunjukkan dengan jelas identitas dirinya. Mereka hanya ingin berkreasi dan menyampaikan apa yang ada di pikiran mereka tanpa ingin diketahui jati dirinya oleh orang lain. Mereka membuat inisial tersebut untuk membuat identitas baru dalam dunia mural. Contoh penulisan identitas pembuat mural 21

2.2 Jenis Mural di Kota Yogyakarta

Berdasarkan penemuan penulis di lapangan, mural-mural yang ada di Kota Yogyakarta dikategorikan oleh penulis menjadi enam jenis. Keenam jenis tersebut yaitu: 1. Mural dengan menggunakan tokoh ternama. 2. Mural dengan menggunakan gambar satwa. 3. Mural dengan menggunakan tokoh ciptaan baru. 4. Mural dengan memakai simbol. 5. Mural dalam menggunakan bentuk tulisan. 6. Mural dengan menggunakan unsur kebudayaan.

2.2.1 Mural dengan Menggunakan Tokoh Ternama

Tokoh ternama yang sering dijadikan gambar dalam mural adalah tokoh pahlawan nasional. Penulis mengkategorikan sebagai tokoh ternama karena tidak semua mural mengunakan tokoh pahlawan nasional dalam ilustrasinya. Selain tokoh pahlawan nasional, terdapat juga tokoh yang banyak dikenal orang sesuai bidangnya. Misalnya adalah Romo Driyarkara, beliau merupakan tokoh pelopor proses belajar mengajar dengan cara yang humanis di Universitas Sanata Dharma. Beliau bukanlah tokoh pahlawan nasional, tetapi beliau cukup dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, penulis tidak mengkategorikan mural dengan menggunakan tokoh ternama sebagai mural dengan menggunakan tokoh pahlawan nasional.