38
Interpretasi lain dari penulis bahwa tokoh tersebut adalah simbol gambar Bung Tomo. Bung Tomo adalah salah satu pejuang pemimpin pertempuran pada
tanggal 10 November 1945, pada saat ini hari bersejarah tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Beliau berhasil menggerakkan dan membangkitkan
semangat rakyat Surabaya pada saat itu. Dengan adanya gambar karakter Bung Tomo berarti mural tersebut memiliki makna agar mural itu dapat menggerakan dan
menyemangati masyarakat yang ada di Kota Yogyakarta agar tidak lagi bertindak anarki apalagi jika disertai dengan alasan perekonomian.
Gambar di atas adalah foto Bung Tomo yang dikenal secara luas. Gambar atau foto dengan pose semacam ini sangat mudah ditemukan. Dari mulai buku pelajaran Sekolah Dasar SD sampai dengan
internet.
39
2.3.1.3 Mural dengan Menggunakan Tokoh Romo Driyarkara
Gambar di atas diambil di komplek PGSD lama Universitas Sanata Dharma
Romo Nicolaus Driyarkara adalah salah satu tokoh yang cukup ternama dalam dunia pendidikan. Beliau adalah pendiri Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Beliau sangat memegang teguh prinsip humanis dalam pendidikan, visi humanisme bertujuan untuk menyempurnakan kemanusiaan. Ada tiga hal yang dikenal dari
wujud implikasi pendidikan homonisasi dan humanisasi yang diperkenalkan beliau di ranah pendidikan yaitu:
40
• Mendidik adalah suatu tindakan yang fundamental, yang bukan perbuatan dangkal. Maka perbuatan itu didasari oleh kehendak yang melahirkan cinta
dari pendidik kepada “subjek yang sedang menjadi”. • Pendidikan harus bersifat dialogis, suatu relasi antara subjek dengan subjek.
• Pendidikan mencakup nilai. Mendidik berarti memasukan anak ke dalam alam nilai-nilai atau juga memasukkan dunia nilai-nilai ke dalam jiwa anak. Oleh
karena itu pendidikan tidak pernah netral, orientasi dalam pendidikan nilai itu adalah nilai-nilai pancasila http:kongrespendidikan.web.idhumanisme-
sebagai-prinsip-pendidikan-menurut-driyarkara.html.
Pada mural tersebut terbaca tulisan “Pendidikan Yang: Humanis, Dialogis, Refletif“. Pada sebelah kanan pada tulisan tersebut juga terdapat gambar Romo N.
Driyarkara. Penulis menginterpretasikan gambar mural tersebut agar semua yang melihat mural tersebut mengingat mendiang beliau dalam kiprahnya pada dunia
pendidikan. Seandainya ada yang belum tahu tentang siapa beliau, tentunya dengan adanya mural tersebut akan membuat penasaran dan memancing penonton mural
tersebut akan mencari tahu siapa beliau. Mural tersebut memiliki makna mengingatkan para pendidik yang ada pada
saat ini sedang mendidik dan ”yang sedang menjadi” agar dalam proses ajar- mengajar masih memandang dan menggunakan nilai-nilai humanisme, sehingga
nantinya proses ajar-mengajar tidak hanya menjadi proses mata pencaharian saja.