Penggunaan Mural sebagai media komunikasi visual

120

3.2.1 Mural dengan Menggunakan Tokoh Soekarno

“Kata mungkin didefinisikan sebagai persatuan makna tertntu dengan susunan bunyi tertentu dan dapat dipakai menurut tata bahasa dengan cara tertentu”Lyons, 1995:195. Definisi kata tersebut menurut penulis sangat membantu dalam menjelaskan fungsi pada mural-mural yang diteliti penulis yang sengaja dibuat dengan cara memusatkan maknanya kata-kata. Salah satunya adalah menjelaskan gambar mural Soekarno di atas. Sejarah mencatat bahwa Soekarno memiliki peran penting dalam pemproklamasian kemerdekaan Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945, tetapi kehidupan rakyat Indonesia pada saat ini tidak sepenuhnya merdeka. Kesejahteraan penduduk Indonesia pada saat ini masih belum merata. Orang-orang yang memiliki kedudukan di roda pemerintahan semakin sibuk memperkaya diri sendiri bahkan dengan cara yang tidak halal, misalnya korupsi. Keadaan rakyat kecil tetap saja 121 seperti di zaman penjajahan, mereka belum merdeka. Mural tersebut dibuat pada salah satu sisi di perempatan Gondomanan Kota Yogyakarta, sehingga tentunya akan banyak orang yang melihat mural tersebut. Fungsi dibuatnya mural tersebut untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa sebenarnya belum semua rakyat Indonesia merasakan kemerdekaan karena masih ada masyarakat yang hidup dengan cara tidak layak seperti pada zaman penjajahan. Belum adanya kesamarataan dalam kesejahteraan hidup masih banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia. Terdapat juga kritik sosial yang ditujukan kepada semua orang yang melihat mural tersebut. Terjajah pada jaman Soekarno memiliki konteks ketergantungan ketertindasan kepada negara lain, begitu juga pada keadaan masyarakat saat ini. Masyarakat bersedia membayar mahal untuk menggunakan barang-barang dengan merek terkenal buatan pabrik luar negeri, tetapi di sisi lain selalu menganggap barang produksi buatan negeri sendiri kurang layak untuk digunakan. Tidak hanya berupa barang kebutuhan sehari-hari saja, tetapi juga meliputi musik tren yang sedang berkembang di luar negeri. Tidak ada salahnya mengetahui dan mengikuti perkembangan keadaan di luar negeri, hanya saja yang menjadi masalah adalah sampai menutup mata terhadap keadaan di negeri sendiri. 122

3.2.2 Mural dengan Menggunakan Tokoh Bung Tomo

Mural tersebut dibuat di simpang empat yang cukup ramai dilewati oleh masyarakat. Mural tersebut bertujuan agar orang-orang yang melihat mural ini diingatkan agar jangan sampai melakukan tindakan anarkis di Yogyakarta. Huruf S pada kata ”anarkis” dibuat dengan lambang uang dollar. Hal tersebut untuk menyimbolkan adanya motif ekonomi dalam melakukan tindakan anarkis. Mural tersebut menjadi kritik pedas kepada para pelaku tindakan anarkis di Kota Yogyakarta. Selain itu mural tersebut juga menjadi kritik sosial untuk masyarakat yang lain agar jangan sampai melakukan tindakan anarkis. 123

3.2.3 Mural dengan Tokoh Romo Driyarkara

Mural tersebut dibuat pada salah satu bagian dinding Universitas Sanata Dharma yang dahulu adalah kompleks jurusan PGSD sebelum dipindahkan. Tujuan dibuatnya mural tersebut agar mahasiswa yang melihat mural tersebut mengerti dan kemudian menjalankan bagaimana cara pandang Romo Driyarkara sebagai pendiri Universitas Sanata Dharma, baik selama masih menjalani masa kuliah atau pun setelah lulus dan menjadi seorang pendidik.