Mural dengan Satwa Monyet

49 Contoh gambar tas Hermes Original http:cpopon.blogspot.com201201cara-membedakan-tas- hermes-asli-dengan.html Contoh tas buatan pengrajin di Manding, Bantul, Yoyakarta http:larasmanding.blogspot.com201112tas-kulit-6.html 50 Dalam hal keterampilan dan kreatif penciptaan pengrajin Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan pengrajin tas-tas bermerk di luar negeri. Pengrajin tas di Indonesia hanya kalah dalam pola pikir masyarakat Indonesia sendiri yang terlalu menganggap produk Eropa lebih baik dibandingkan produk Indonesia. Dalam hal cara pandang, cara pandang orang Eropa dianggap lebih baik daripada cara pandang orang Indonesia. Orang Eropa selalu dipandang lebih baik karena keadaan di sana dirasa lebih baik daripada keadaan di Indonesia. Pandangan tersebut menyebabkan banyak orang yang ingin menempuh pendidikan di Eropa. Banyak orang yang tertarik untuk mempelajari budaya orang lain dan melupakan budaya sendiri. Interpretasi penulis secara keseluruhan tentang gambar tersebut adalah sindiran keras terhadap masyarakat kebanyakan pada zaman sekarang ini yang terlalu mengagung-agungkan Eropa, baik dari segi bahasa, busana, dan cara pandang. Keadaan di Eropa dan di Indonesia tidak bisa dianggap sama karena keadaannya memang benar-benar berbeda, sehingga sangat tidak masuk akal apabila cara pandang mengenai bahasa, busana, dan pemikiran di Eropa dipaksakan di Indonesia. Masyarakat yang memiliki cara pandang berlebihan terhadap Eropa secara tidak langsung dibuat tidak sadar bahwa dirinya adalah seorang warga Negara Indonesia. 51

2.3.2.2 Mural dengan Menggunakan Satwa Orang Utan dan Anjing

Mural tersebut diambil pada simpang empat Demangan Dalam mural tersebut terdapat tulisan “WORLD ANIMALS DAY. STOP KEKERASAN TERHADAP SATWA 4 OCTOBER 2012”. Makna yang ada dalam mural tersebut untuk memperingati hari satwa sedunia yang diperingati secara internasional setiap tanggal 4 Oktober. Selain itu dalam mural tersebut terdapat pesan agar masyarakat menghentikan kekerasan kepada satwa, hal itu sampaikan jelas dengan tulisan “STOP KEKERASAN TERHADAP SATWA”. Hal ini perlu ditulis dalam mural agar masyarakat benar-benar sadar bahwa kekerasan terhadap satwa harus dihentikan. Maraknya satwa yang sengaja dimusnahkan menjadi keprihatinan sendiri pada hari satwa sedunia tersebut. Salah satu contoh kasus kekerasan terhadap 52 satwa yang pernah dimuat media massa adalah pembantaian orang hutan di Pulau Kalimantan. Populasi orang utan sengaja dikurangi secara besar-besaran dengan cara dianiaya dan dibunuh. Orang utan dianggap sebagai hama di kebun kelapa sawit. Bahkan sebuah perusahaan dengan sengaja memberikan hadiah sebesar lima ratus ribu sampai satu juta rupiah bagi orang yang bisa membunuh seekor orang utan. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat bahwa orang utan termasuk satwa yang dilindungi secara hukum. Undang-Undang 5 tahun 1990 mengatur tentang konservasi daya alam hayati di ekosistemnya, adanya undang-undang itu semakin memperlihatkan sesuatu yang ironi ketika terbukti ada yang sengaja melanggarnya. Foto orang hutan yang dianiaya http:sosbud.kompasiana.com20120829duh-orangutan-disiksa- lagi 53 Penulisan “4 October 2012” adalah informasi pemberitahuan yang sengaja dituliskan agar masyarakat mengerti bahwa pada setiap tanggal 4 Oktober adalah hari satwa sedunia. Tanggal itu perlu ditulis karena banyak masyarakat yang kurang peduli dengan keberadaan satwa yang ada di dunia, terutama masyarakat di Indonesia sendiri. Di sebelah kiri tulisan terdapat gambar orang utan, seperti yang interpretasikan sebelumnya bahwa ada tema tertentu yang diangkat yaitu mengenai orang utan. Masalah mengenai orang utan tersebut sudah menjadi perbincangan dunia internasional, sehingga sungguh tidak masuk akal apabila masyarakat di Indonesia tidak tahu dan tidak peduli mengenai hal tersebut. Foto anjing pitbull 54 Pada sebelah kanan tulisan terdapat gambar anjing. Anjing dalam mural tersebut diinterpretasikan penulis sebagai anjing yang berjenis pitbull. Penulis menginterpretasi sebagai anjing jenis pitbull karena jenis anjing tersebut memiliki hubungan dengan kekerasan seperti yang tertulis dalam mural tersebut. Jenis anjing tersebut seringkali dipelihara bukan sebagai penjaga rumah, tetapi anjing tersebut dipergunakan sebagai anjing aduan. Perlombaan adu pitbull sudah sering dilakukan, adu pitbull tersebut tidak selalu anjing pitbull melawan anjing pitbull tetapi juga anjing pitbull melawan babi hutan.

2.3.3 Makna Mural dengan Menggunakan Tokoh Ciptaan Baru

Saat ini orang bisa dengan mudah menemukan tokoh baru dalam mural-mural yang ada di Kota Yogyakarta. Tokoh tersebut sengaja dibuat untuk menunjukkan identitas perseorangan atau kelompok yang sering melakukan pembuatan mural Yogyakarta. Tokoh mural yang dikaji oleh penulis adalah tokoh mural yang berinisial “HeRe-HeRe”. “HeRe-HeRe” memiiki ciri khas tokoh dalam mural terebut adalah kepala bundar dengan mulut tertawa. Mural dengan tokoh “HeRe-HeRe” tersebut memiliki sebuah keunikan, tokoh tersebut dapat digambar dengan berbagai macam karakter dan keadaan. Misalnya tokoh tersebut terlihat berpakaian seragam polisi lalu lintas berarti dengan kostum tersebut tokoh “HeRe-HeRe” bisa diinterpretasikan sebagai seorang polisi lalu lintas. Menurut penulis tokoh ciptaan baru tersebut 55 menarik untuk diteliti karena makna-makna yang terkandung di dalamnya sarat dengan kritik sosial. Tokoh ciptaan baru lainnya dalam mural yang ditemukan penulis tampak dalam foto-foto berikut. Ada contoh lain dari tokoh ciptaan baru yaitu “ART PREK” dan “Tuyuloveme”. Tokoh “ART PREK” selalu menampilkan tokoh yang berubah- ubah, tokoh ciptaannya berbentuk abstrak dan tidak bisa dijelaskan itu adalah jenis mahluk apa. “ART PREK” sendiri menurut penulis adalah sebuah komunitas. Tokoh- tokoh yang diciptakan dalam mural bentuknya selalu berbeda-beda dan tidak pernah sama. Ciri-ciri tokoh baru “ART PREK” adalah adanya bintik-bintik dan garis-garis pendek dalam tokohnya. Selain itu ada tokoh ciptaan baru dari pembuat mural yang menyebut diri sebagai “Tuyuloveme” memiliki ciri tersendiri yaitu berwujud kepala manusia yang berwarna hijau. Sebenarnya tokoh tersebut termasuk dalam kategori graffiti. Penulis menyebutnya tokoh itu termasuk dalam kategori graffiti karena tokoh tersebut selalu menjadi penghias pada gambar-gambar graffiti. Pola pewarnaan tokoh tersebut juga terlihat rumit dan menarik seperti halnya pewarnaan dan bentuk pada graffiti. Tokoh “Tuyuloveme” selalu menjadi penghias sebuah graffiti Tokoh ciptaan baru dalam mural yang ditemukan penulis tampak dalam foto- foto berikut :