Mural dengan Satwa dan Anjing

131 Mural “TIDAK PERLU ADA SENJATA UNTUK MENGAMANKAN UNJUK RASA” dibuat pada bulan Maret 2012 pada saat SBY hendak memutuskan naik atau tidaknya bahan bakar minyak BBM. Unjuk rasa dalam jumlah yang cukup besar sudah terjadi sebelumnya di kota-kota lain sebelum Kota Yogyakarta. Mural tersebut berfungsi menyampaikan pesan kepada aparat agar tidak menggunakan senjata pada saat terjadi unjuk rasa. Mural tersebut menurut penulis sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dengan aparat. Makna dari mural tersebut adalah masyarakat menginginkan tidak ada senjata pada saat terjadi unjuk rasa, sehingga mediasi bisa terjadi melalui mural tersebut. Dengan adanya mural tersebut bisa jadi mengubah pemikiran aparat yang akan menggunakan senjata sewaktu ada unjuk rasa. Kritik kepada aparat cukup jelas pada mural tersebut. Aparat bersenjata seringkali seenaknya menggunakan senjata mereka. Pada rezim Soeharto aparat seringkali dengan mudahnya menggunakan senjata sehingga banyak pengunjuk rasa yang akhirnya meninggal. Selain kritik kepada aparat menurut penulis fungsi lain mural tersebut adalah wujud penghinaan kepada aparat. Aparat dinilai tidak pernah mendukung apa yang menjadi kepentingan masyarakat dan hanya membela kepentingan pihak-pihak tertentu. Aparat memiliki senjata sedangkan masyarakat tidak memiliki senjata, hal tersebut menjadi kelebihan pihak aparat apabila terjadi kerusuhan. Tentunya 132 masyarakat yang tidak bersenjata kalah telak dengan aparat yang menggunakan senjata, secara tidak langsung mural tersebut mengatakan aparat adalah pihak yang pengecut karena hanya berani menggunakan senjata.

3.2.8 Mural “Ayo Podho Tulung Tinulung”

Asosisasi dan konteks budaya merupakan faktor-faktor yang kritis, tidak secara alamiah. Kita juga harus berpikir, ketika kita mempertimbangkan warna sebagian suatu tanda, seperti masalah corak dan kejernihannya. Dalam beberapa 133 masalah kejernihan warna mungkin lebih penting daripada warna itu sendiri dalam menyampaikan pesan yang lebih rinci. berger 2005:39. Penjelasan tentang aspek-aspek visual tanda-tanda menjadi salah satu pedoman yang berguna untuk penulis dalam menentukan fungsi mural yang akan dibahas fungsinya. Mural tersebut berwarna-warni mencolok perhatian anak-anak. Lokasi pembuatan mural tersebut terdapat pada sebuah tanah lapang yang sering dijadikan anak-anak sebagai tempat bermain. Pencurian perhatian tersebut tentunya memiliki maksud tersendiri bagi pembuatnya. Fungsi mural tersebut untuk memberikan pendidikan moral secara tidak langsung agar mereka dapat saling menolong sesama. Hal tersebut disampaikan dalam mural dengan contoh beberapa orang anak bekerja sama mengambil layang-layang. Selain dengan contoh, penekanan makna disampaikan lagi dengan adanya tulisan “AYO PODO TULUNG TINULUNG” yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti “ayo saling tolong- menolong”.