Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan menyatu totalitas pikiran- pikiran. Dari pendapat yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah proses atau upaya mendorong peserta didik untuk mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Ramli Fathurrohman 2013: 15, tujuan pendidikan karakter adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi pribadi yang baik, warga masyarakat, dan warga Negara yang baik. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan karakter sekolah yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, dan symbol-simbol yang dipraktiskan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Karakter sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra tersebut di mata masyarakat luar. Secara khusus tujuan pendidikan karakter adalah untuk: a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius. b. Mengembangkan potensi kelabunuraniafeksi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Menamamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan dignity.

4. Fungsi Pendidikan Karakter

Menurut Fathurrohman 2013: 97, fungsi pendidikan karakter adalah: a. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter bangsa. b. Perbaikan: memperkuat kiprah Pendidikan Nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. c. Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Lickona, Schaps, dan Lewis, pendidikan karakter harus didasarkan pada sebelas prinsip berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156