dengan model pendidikan karakter terintegrasi. Lebih dari 95 siswa mengaku merasa lebih mampu menghargai teman, lebih semangat
mengikuti kegiatan, membangun kepeduliankesetiakawanan, lebih meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki diri, lebih berani
bertanggung jawab, mempererat rasa persaudaraanpersahabatan, memupuk kesediaan bekerja samakekompakan tim, menumbuhkan
keinginan untuk menolong orang lain, dan mereka mengakui kegiatan bimbingan karakter model ini sangat memberi manfaat bagi perbaikan
perilaku.
G. Kerangka Berpikir
Komunikasi interpersonal merupakan karakter yang mestinya dikembangkan ke peserta didik terutama Sekolah Menengah Pertama
SMP. Kecerdasan komunikasi interpersonal dapat membantu siswa membangun hubungan sosial dan mempertahankan hubungan sosial atau
relasi dengan orang lain dengan baik, misalnya memiliki banyak teman, relasi antara siswa ke siswa dan siswa ke guru berjalan dengan lancar,
serta tidak tejadinya pertengkaran karena kesalahpahaman. Namun karakter kecerdasan komunikasi interpersonal tidak belum dimiliki
banyak siswa dan akibatnya masih terjadi hal-hal yang tidak sewajarnya, misalnya malu bertanya, tidak saling mengenal, dan tidak akrab satu
sama lain. Fenomen-fenomena yang terjadi tentunya memperkuat alasan bahwa karakter kecerdasan komunikasi interpersonal ini memang sangat
dibutuhkan bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama. oleh karena itu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hal ini dapat menjadikan pendidikan karakter di implementasikan dengan pendekatan yang lebih efektif hingga mencapai ranah afeksi pada siswa.
Salah satu karakter itu ialah kecerdasan komunikasi interpersonal. Kecerdasan komunikasi interpersonal memiliki lima aspek yang
perlu dipertimbangkan untuk menciptakan efektivitas komunikasi interpersonal, yaitu: keterbukaan, empati, saling mendukung, Sikap
Positif, dan kesetaraan. Pendidikan karakter dikembangkan melalui pengaplikasian layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning. Layanan bimbingan Klasikal dengan pendekatan experiential learning yang akan diberikan kepada peserta didik memiliki
tiga aspek yang dapat membantu untuk mengembangkan kecerdasan komunikasi interpersonal, ketiga aspek tersebut ialah: komunikasi yang
baik, aku berani bertanya, dan aku berani berpendapat di depan umum. Layanan bimbingan klasikal yang dilaksanakan di dalam atau di
luar kelas pada umumnya dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan experiential learning dengan prosedur: pengantarinstruksi-dinamika,
kelompokgroup, proses-refleksi, pengalaman-sharing, pengalaman- perumusan niat I statement untuk berubahperbaikan diri. Prosedur ini
bertujuan untuk mengembangkan dimensi sosial-psikologis, ketrampilan hidup, klarifikasi nilai, dan perubahan sikap-perilaku individu dalam
kelompok. Pada layanan bimbingan klasikal, peserta kegiatan diharapkan lebih banyak berproses, aktif, reflektif, dan dinamis. Penekanan hasil dari
layanan bimbingan klasikal ini lebih pada aspek perubahan sikap, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku mandiri, nilai-nilai karakter, dan ketrampilan hidup life skill yang mendukung pada sukses studi dan sukses bergaul penyesuaian
diri. Melalui pemberian pretest dan posttest pada setiap siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan, peneliti dapat melihat
peningkatan kecerdasan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan klasikal.