Efektivitas Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan

memiliki kecerdasan komunikasi interpersonal yang cukup. Oleh karena itu, semua siswa yang memiliki kecerdasan komunikasi interpersonal dalam kategori cukup harus ditingkatkan dan dikembangkan, karena kecerdasan komunikasi interpersonal bukan hanya sekedar berkomunikasi, berbicara, dan omong dengan orang lain tapi kecerdasan komunikasi interpersonal itu merupakan kemampuan dan keterampilan dalalm berkomunikasi dengan orang lain, menurut Lestari 2007 keterampilan komunikasi interpersonal ialah keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespons manusia atau orang lain merupakan bagian dari keterampilan komunikasi interpersonal. Kata Jonshon Sinurat, 2011 menunjukan beberapa peranan yang disumbangkan oleh Komunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, salah satu perannya ialah membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Sejak lahir kita tergantung dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan kita yaitu ibu, kita sangat tergantung dengan ibu pada saat kita bayi dengan ketergantungan itu maka terjadilah komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi kita, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu semakin luas dengan bertambahnya usia kita, kita semakin banyak bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. bersamaan dengan prose PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI situ, maka perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditentukanoleh kualitas komunikasi kita dengan orang lain itu. Secara keseluruhan implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal di SMP Negeri 3 Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 20152016 dapat dikatakan efektif. Hal ini terbukti dengan adanya instrument penelitian pretest-posttest yang menunjukan bahwa ada peningkatan kecerdasan komunikasi interpersonal pada siswa-siswi setelah mengikuti keseluruhan kegiatan yang sudah disiapkan peneliti untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kecerdasan komunikasi interpersonal pada siswa SMP Negeri 3 Purwantoro Wonogiri.

2. Gambaran tingkat kecerdasan komunikasi interpersonal siswa

kelas VII B SMP Negeri 3 Purwantoro Wonogiri pada setiap sesi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning tahun ajaran 20152016. Perhitungan rata-rata perolehan skor siswa pada setiap sesi mengalami peningkatan. Pada sesi satu dengan topik “Komunikasi yang Baik” dan “Aku Berani Bertanya” perolehan skor berada pada katergori sedang, artinya siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Purwantoro Wonogiri telah memiliki dasar untuk mengembangkan kecerdasan komunikasi interpersonal yang mereka miliki. Melalui layanan bimbingan Klasikal dengan dinamika yang diberikan pada layanan ini siswa paham dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengerti mengenai komunikasi yang baik dan memiliki keberanian untuk bertanya. Pada sesi pertama dengan topik “Komunikasi yang Baik” dan “Aku Berani Bertanya” masih terlihat malu dan kurang aktif pada bagian perkenalan, terlihat hanya beberapa orang saja yang cukup aktif dan antusias. Namun, pada saat Ice Breaking untuk mengakrabkan antara siswa dan fasilitator, pada saat itu siswa-siswi mulai terlihat semangatnya, terlihat antusias, bebas, dan tidak terlihat malu ataupun canggung. Pemberian Ice Breaking di awal ternyata sangat membantu fasilitator untuk mencairkan serta mengakrabkan diri dengan siswa, sehingga pada saat pemberian materi kepada siswa dapat berjalan dengan baik dan siswa juga menyimak dengan baik, serta mengikuti dengan antusias. Pada sesi pertama sesi 1 persentase rata-rata sesi pertama mencapai 66.5. Selanjutnya pada sesi kedua sesi 2 dengan topik “Aku berani Berpendapat di Depan Umum”, gambaran tingkat kecerdasan komunikasi interpersonal siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Purwantoro Wonogiri semakin baik dan mengalami peningkatan, hal itu bisa dilihat dari perolehan skor Skala Penilaian Diri Siswa. Sesi kedua berjalan dengan baik dan lancar, semua materi tersampaikan dengan baik. Seluruh siswa kelas VII B mendengarkan dengan baik setiap dijelaskan materi mengenai “Aku berani Berpendapat di Depan Umum” oleh fasilitator. Siswa kelas VII B sangat antusias ketika fasilitator menyampaikan materi, sebab ketika penyampain materi mengenai topik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156