commit to user 33
2 Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah gambar dapat
bermakba ribuan
kata dan
membantu untuk
menggunakan dan
mengembangkan imajinasi. 3
Gunakan berbagai warna. Karena bagi otak, wrna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi kepada
pemikiran yang sangat kreatif, dan sekali lagi “menyenangkan”. 4
Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan selanjutnya hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
seterusnya. Hal ini dikarenakan otak kita bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan antara hal satu dengan hal yang lainnya. Bila
menghubungkan cabang-cabang tersebut akan lebih mudah memahami dan mengingatnya.
5 Buatlah hubungan garis melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus
akan membosankan. 6
Gunakan satu kata kunci untuk setiap satu garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.
7 Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar dapat
bermakna ribuan kata.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pageyasa dengan tulisannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 1 MTs
Sunan Kalijogo Malang Melalui Strategi Pemetaan Pikiran Tesis.Jenis penelitian ini adalah PTK dengantujuan penelitian untuk mengetahui kualitas proses dan hasil
pembelajaran berbicara melalui strategi peta pikiran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran berbicara
melalui strategi pemetaan pikiran terbukti meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas 1 MTs Sunan Kalijogo Malang. Hal ini tercermati pada meningkatnya
commit to user 34
kemampuan siswa dalam lima tahap pembelajaran, yaitu 1 siswa makin mampu dalam mengumpulkan bahan pembicaraan, 2 siswa makin mampu dalam membuat
kerangka pembicaraan, 3 siswa makin mampu dalam menguraikan kerangka pembicaraan secara spesifik, 4 siswa makin mampu dalam mengkreasikan kerangka
pembicaraan, dan 5 siswa makin mampu berbicara secara akurat, relevan, lancar, terstruktur, terurut, jelas, paham dengan isi pembicaraan, relatif nyaring, dan efektif.
Penelitian Rachmawati yang berjudul ”Peningkatan Kualitas pembelajaran menulis Cerita Pendek Dengan Metode Peta Pikiran Pada Siswa Kelas IX Al
Muayyad Surakarta ”. Jenis penelitian ini adalah PTK, dengantujuan penelitian untuk
mengetahui kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerita pendek melalui strategi pemetaan pikiran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peta pikiran
dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan nilai siswa yang mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I 60,2, siklus II 67,5,
dan pada silkus III sebesar 71,9. Penelitian
berikutnya adalah
penelitian Puspitasari
yang berjudul
”Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran Mind Mapping pada Siswa Kela VB SD Negeri Dukuhan Kerten no.58 Surakarta Tahun
Pelajaran 20092010”. Pada siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk tema pemandangan dengan nilai rata-rata nilai 65,5 dan persentase siswa
yang mencapai KKM sebanyak 61,7 21 siswa. Pada siklus II menunjukkan peningkatankemampuan menulis puisi untuk tema bencana alam dengan nilai rata-
rata nilai 70,1 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 73,5 25 siswa. Pada siklus III menunjukkan peningkatan kemampuanmenulis puisi untuk tema
sekolah dengan rata-rata nilai 74,5 dan persentase siswa yang mencapai KKMsebanyak 85,2 29 siswa. Dengan demikian terbukti bahwa melalui metode
peta pikiran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V B SD NegeriDukuhan Kerten No. 58 Surakarta Tahun Pelajaran
20092010.
commit to user 35
C . Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di SMA belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik
pembelajaran yang bercorak teoretis dan hafalan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Hal tersebut juga terjadi pada
pembelajaran menulis, khususnya menulis ilmiah. Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis ilmiah siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam
menuangkan ide. Selain itu mereka sering mengalami kesulitan dalam memunculkan ide tulisan jadi mereka tidak tahu harus menulis apa. Jika sudah menulis maka tulisan
siswa sering macet di tengah-tangah. Selain itu mereka juga kesulitan dalam mengumpulkan data yang berupa data-data untuk mendukung tulisan ilmiah siswa.
Pada umumnya karya tulis ilmiah siswa organisasinya bersifat meloncat-loncat sehingga menampakkan penalaran berbahasa yang kurang logis, isi gagasan kurang
faktual, pengorganisasian isi yang tidak sistematis, dan banyak terdapat kesalahan bahasa yang meliputi ejaan, diksi, maupun kalimat.
Suatu pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien jika pendidik mempergunakan metode, strategi, atau pun pendekatan yang sesuai. Melalui strategi
peta pikiran mind mapping siswa diharapkan dapat mengembangkan idenya serta gagasannya. Dengan demikian diharapkan siswa mengembangkan karangannya
secara logis, disertai data faktual, serta dapat mengorganisasikan karangannya dengan tetap memperhatikan ejaan dan tata bahasa yang baik dan benar.
Hal ini disebabkan melalui strategi peta pikiran mind mapping, siswa dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami
konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu informasi. Karena cara kerjanya mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di
samping itu, peta pikiran juga memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena kita bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi
di otak kita untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Dengan demikian
commit to user 36
maka dalam seseorang terutama siswa akan dapat mengembangkan potensinya dengan optimal.Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Kondisi awal
1. Siswa kesulitan memunculkan ide,
sukar mengumpulkan data faktual yang mendukung karya tulis ilmiah
siswa.
2. Organisasi tulisan karya tulis ilmiah
siswa meloncat-loncat. 3.
pengorganisasian isi tidak sistematis.
4. Prestasi menulis ilmiah siswa
rendah.
Tindakan Pembelajaran dengan
strategi peta pikiran mind mapping
Pascatindakan 1.
Siswa aktif membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah.
2. Siswa aktif kerja sama dalam
kelompok. 3.
Siswa aktif berdiskusi saat saling bertukar peta pikiran.
1. Siswa lebih mudah memunculkan
ide, mudah mengumpulkan data faktual.
2. Organisasi tulisan karya ilmiah
runtut. 3.
Pengorganisasian isi sistematis. 4.
Prestasi menulis ilmiah siswa meningkat.
commit to user 37
D. Hipotesis Tindakan