commit to user 28
tulisan tidak terbaca, tidak rapi dan bersih, tidak layak nilai.
4. Hakikat Strategi Peta Pikiran Mind Mapping
a. Pengertian Peta Pikiran
Buzan 2008:4 menegaskan bahwa peta pikiran adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil kembali informasi tersebut ke
luar dari otak, peta pikiran juga merupakan cara mencatat yang sangat efektif, kreatif, dan secara harfiah akan “memetakan” hasil dari pikiran. Melalui peta pikiran maka
akan memberikan pandangan yang menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan pengguna membuat alternatif-alternatif, mengumpulkan data dalam
jumlah yang besar, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan membuat terobosan-terobosan yang sangat kreatif, dan menyenangkan karena penuh dengan
gambar dan warna. Agak berbeda dengan pendapat di atas Silberman menjelaskan peta pikiran
merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide- ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan sebuah penelitian baru. Melalui
penggunaan sebuah peta pikiran mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas, kreatif, dan inovatif tentang apa yang telah siswa
pelajari dan apa yang akan siswa rencanakan 2007:188. DePotter dan Hernacki mengemukakan peta pikiran adalah sebuah strategi
mencatat yang menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide yang saling berkaitan, seperti peta jalan yang yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, merencanakan sesuatu hal oleh siswa 2007:152.Sarbana mengatakan peta pikiranmind mapping adalah proses berpikir dengan model
jaringan yang melibatkan keaktifan antara otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan, sehingga mempermudah penggunanya untuk mengingat dalam memori otaknya
2005: 100.
commit to user 29
Syurfah memaparkan peta pikiran mind mapipng merupakan teknik pembuatan grafik yang menyediakan kunci-kunci umum untuk mengoptimalkan otak
dengan memanfaatkan kata-kata, nomor, logika, irama, warna, dan dimensi yang disajikan dalam bentuk yang sangat unik 2008: ix.Melalui peta pikiran, seseorang
dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu
informasi. Cara kerja peta pikiran mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di
samping itu, peta pikiran juga memudahkan untuk mengembangkan ide karena bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak
untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Melalui hal ini maka seseorang terutama siswa akan dapat mengembangkan potensinya dengan optimal.Peta pikiran
dapat digunakan untuk membuat catatan dalam suatu pertemuan, konferensi, ceramah atau pelajaran. Sebagai alat, peta pikiran memetakan secara visual pembicaraan dan
membangun pemahaman. Peta pikiran merupakan proses yang baik dalam kerja kelompok dan dalam menata kegiatan urun gagasan. Bila dibandingkan mencatat
dengan cara linear, maka mencatat dengan metode peta pikiran mind mapping lebih inovatif dan fleksibel.
Menurut Sarbana 2005:99 mencatat linear atau konvensional memiliki beberapa kelemahan antara lain:
1 Saat mencatat, menyusun secara berurutan apa yang disampaikan oleh si
pembicara, dalam proses pencatatan tersebut pada suatu waktu akan merasa bingung untuk melihat kaitan antar gagasan.
2 Informasi baru yang disampaikan pembicara untuk menjelaskan poin
sebelumnya tidak dapat langsung ditempatkan pada poin tersebut. Karena seringkali terjadi pemisahan antara poin yang telah ditulis dengan poin
terakhir yang disampaikan oleh pembicara.
commit to user 30
3 Penelitian terakhir menunjukkan bahwa mencatat dengan metode
konvensional atau linear berlawanan dengan cara kerja otak. Hal ini karena otak tidak digunakan untuk menagkap kesan dari yan kita tulis, sehingga
menjadi sulit intuk mengingat kembali poin sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Lestari 2009yang
berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pada Siswa Kelas IV Seolah Dasar Negeri Mlilir 01 Madiun juga menemukan bahwa peta pikiran mind
mapping dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Selain itu dengan peta pikiran siswa menjadi
termotivasi dalam pembelajaran menulis cerpen. Siswa biasanya akan kesulitan untuk menuangkan ide dan tidak tahu harus memulai cerita dari mana, tetapi dengan peta
pikran hal itu dapat diatasi. Dengan demikian maka dari hasil penelitian ini, metode peta pikiran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
cerita pendek di sekolah tersebut. Teknik ini membantu siswa untuk menghilangkan rasa jenuh pada saat
berpikir dan belajar, karena melibatkan keseimbangan kerja otak kiri dan otak kanan melalui peta pikiran mind mapping di otak yang diwujudkan dalam bentuk coretan
gambar garis dan kata kunci. Penggunaan teknik peta pikiran didapat fakta bahwa siswa lebih mudah mengembangkan imajinasinya.Upaya tersebut dapat memberikan
pengalaman pada siswa untuk berpikir kreatif. Jika demikian informasi yang disimpan dalam memori seperti cara kerja otak manusia, maka informasi yang
tersimpan dalam proses belajar mengajar akan menjadi labih baik dan berguna untuk mengingat dalam jangka waktu yang lama. Karena itu siswa dapat melahirkan suatu
ide-ide yang sangat kreatif dalam belajarnya. Melalui strategi peta pikiran mind mapping siswa akan menjadi lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, baik dalam individu maupun dalam kelompok. Strategi peta pikiran akan dapat mengaktifkan siswa dalam bekerja sama dalam
kelompok. Hal ini ditegaskan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Näykki, dan
commit to user 31
Järvelä 2008:14 yang berjudul
“How Pictorial Knowledge Representations Mediate
Collaborative Knowledge Construction In Groups
”. Mereka memadukan antara pembelajaran kolaborasi dan penggunaaan peta pikiran dalam kelompok. Näykki dan
Järvelä menegaskan bahwa “The results of this study encourage teachers and students to use
cognitive tools for distributing visual knowledge representations for collaborative learning. There are at least three useful perspectives to be
pointed out: Visual representations as cognitive tools can help researchers to better understand students learning process, they can help teachers evaluate
students learning, and visual representations can help students self- regulated learning by externalizing what they are themselves thinking and to
see what others are thinking and when possible, to then continue their own
and others flow of thinking.” Hasil penelitian ini mendorong para guru dan siswa untuk menggunakan alat-
alat kognitif penyebaran pengetahuan representasi visual untuk pembelajaran kolaboratif. Setidaknya ada tiga perspektif berguna untuk ditunjukkan representasi
visual sebagai alat kognitif dapat membantu para peneliti untuk lebih memahami proses belajar siswa, mereka dapat membantu para guru mengevaluasi belajar siswa,
dan visual representasi dapat membantu siswa belajar sendiri maupun kelompok. Sehingga peta pikiran dapat membantu siswa belajar secara aktif baik dalam belajar
mandiri maupun belajar secara kelompok.Karena peta pikiran sangat berguna ketika para anggota kelompok belajar saling bertukar pikiran.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa peta pikiranmind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambil kembali informasi tersebut ke luar dari otak, peta pikiran juga merupakan cara mencatat yang sangat efektif, kreatif, dan secara harfiah akan
“memetakan” hasil dari pikiran-pikiran, peta pikiran juga merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau
merencanakan sebuah penelitian baru. Selain itu peta pikiran merupakan strategi mencatat yang menggunakan pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide
yang saling berkaitan, seperti peta jalan yang yang digunakan untuk belajar,
commit to user 32
mengorganisasikan, merencanakan sesuatu hal. Melalui pembuatan sebuah peta pikiran siswa akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas,
kreatif, dan inovatif tentang apa yang telah siswa pelajari dan apa yang akan siswa rencanakan.
b. Langkah-langkah Pembuatan Peta Pikiran