Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 89 masih ada kekurangan dalam pembelajaran ini. Fakta-fakta tersebut antara lain: 1 Siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif ketika pembelajaran yaitu 7 siswa 24. 2 Siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat atau kuarang aktif membuat peta pikiran terlihat tidak bersemangat dalam mengerjakan malas-malasan, meletakkan kepala di meja yaitu 3 siswa 10 ; 3 ada 4 siswa 20 yang masih kurang aktif dalam kelompok; dan 4 ada 3 siswa 10 masih mendapat nilai kurang dari 65 atau masih belum mencapai batas ketuntasan. Berkaitan dengan fakta-fakta mengenai kekurangan pembelajaran tersebut, peneliti dan guru melakukan refleksi dengan hasil berikut: 1 ada siswa yang kurang memperhatikan dikarenakan kurang konsentrasi dan asyik beraktivitas sendiri ataupun menganggu temannya; 2 siswa kadang masih mengalami kesulitan dalam menentukan objek gambar dalam peta pikiran; 3 ada siswa yang masih belum aktif berdiskusi untuk memberikan masukan ketika saling bertukar peta pikiran dengan teman satu mejanya; dan 4 ada siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal disebabkan tampak tidak serius dalam pembelajaran menulis ilmiah ini. Namun secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan strategi peta pikiran mind mapping pada pembelajaran menulis ilmiah pada siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran, Sragen telah dapat meningkatkan kualitas proses dan kemamaun menulis ilmiah.

C. Pembahasan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis ilmiah. Selain itu, survei awal ini juga dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan awal menulis ilmiah siswa. Proses survei awal ini hanya sebatas pengamatan terhadap jalannya proses belajar-mengajar di kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Sementara commit to user 90 data mengenai kemampuan menulis ilmiah diperoleh peneliti berdasarkan analisis dokumen pada kemampuan menulis ilmiah siswa dan wawancara yang dilakukan dengan guru dan beberapa siswa. Berdasarkan proses survei awal ini diketahui kondisi nyata yang terjadi pada pembelajaran menulis ilmiah di kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran. Dari proses survei awal ini juga diketahui bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran menulis ilmiah. Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas proses dan kemampuan yang ditunjukkan dari proses belajar-mengajar yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan survei awal ini, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas proses dan kemampuan pembelajaran menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran masih perlu diperbaiki. Dari munculnya permasalahan ini, peneliti bersama guru mengadakan kolaborasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kemudian, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan strategi peta pikiran dalam proses pembelajaran menulis ilmiah. Setelah itu, peneliti dan guru menyusun rencana untuk siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, pembelajaran menulis ilmiah diterapkan dengan strategi peta pikiran. Dalam kenyataannya, masih terdapat kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Kelemahan atau kekurangan tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu sebagai berikut 1 siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas pribadi, seperti menganggu teman, meletakkan kepala di meja, berbicara dan bercanda dengan teman. 2 Siswa masih sering mengalami kesulitan menggambar pada peta pikiran. Beberapa siswa bingung menggambar apa dalam peta pikirannya. 3 Beberapa siswa masih kesulitan membuat tulisan ilmiah. 4 Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik. Ketika waktu yang diberikan guru sudah habis, siswa sering belum selesai membuat peta pikiran. Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu 1 guru jarang menegur siswa yang tidak aktif membuat peta pikiran dan mengobrol dengan temannya, 2 guru belum commit to user 91 mampu membangkitkan minat siswa dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat akan mengadakan siklus II sebagai perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus II ini guru juga menerapkan strategi peta pikiran. Tetapi pada siklus II ini guru menerapkan penukaran peta pikiran kerangka karya tulis ilmiah. Hal ini dilakukan agar peta pikiran siswa lebih baik dari pada siklus I sehingga dengan meningkatnya peta pikiran diharapkan karya tulis ilmiah siswa juga lebih baik. Selain itu agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan menggambarkan sesuatu dalam kerangka peta pikiran dari karya tulis ilmiahnya. Pada siklus II ini siswa diminta untuk menambah satu rumusan masalah pada karya tulis ilmiahnya, sehingga bagian-bagian lain juga ikut bertambah seperti landasan teori, pembahasan, maupun kesimpulan. Berdasarkan pelaksanaan siklus II terbukti bahwa telah terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis ilmiah yang cukup signifikan dari siklus I. Meskipun demikian, selama pelaksanaan siklus II, masih terdapat beberapa kelemahan, kelemahan tersebut antara lain siswa masih sering mengalami kesulitan memberikan masukan pada peta pikiran temannya ketika saling bertukat peta pikiran dengan teman semejanya. Siswa bingung harus memberikan masukan apa kerangka peta pikiran milik temannya. Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu guru ketika memantau siswa membuat peta pikiran terlalu lama dengan beberapa siswa tertentu, sehingga siswa yang lain jadi tidak terpantau dengan baik. Selanjutnya, kelemahan tersebut diperbaiki dengan pelaksanaan tindakan siklus III. Guru menerapkan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis ilmiah. Akan tetapi, pada siklus III ini, siswa tidak hanya belajar di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas yaitu di aula sekolah. Pembelajaran di luar kelas tidak dilaksanakan di taman karena sekolah tersebut tamannya terlalu sempit dan langsung berhadapan dengan kelas lain, jadi agar tidak menganggu kelas lain pembelajaran di luar kelas dilaksanakan di aula. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan dan peta commit to user 92 pikiran siswa menjadi lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus III terbukti bahwa telah terjadi peningkatan kualitas proses dan kemampaun menulis ilmih dari siklus II. Pada siklus III ini, indikator keberhasilan yang direncanakan sudah dapat terpenuhi. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus II sudah dapat teratasi. Secara lebih rinci, peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis ilmiah ini tercermin melalui tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 13. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III No Indikator Persentase yang dicapai Siklus I Siklus II Siklus III 1. Keaktifan siswa selama pembelajaran 40 62 76 2. Keaktifan membuat peta pikiran 77 86 90 3. Kerja sama siswa dalam kelompok 47 69 80 4. Ketuntasan hasil belajar menulis ilmiah 47 77 90 Grafik 7. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I, II, dan III 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Keaktifan pembelajaran Membuat peta pikiran Kerja sama kelompok Ketuntasan menulis ilmiah Siklus I Siklus II Siklus III commit to user 93 Dari tabel dan grafik di atas tampak bahwa terjadi peningkatan baik dalam kualitas proses maupun hasil. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran Keaktifan siswa di setiap siklus semakin menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis ilmiah mencapai 40 12 siswa, meningkat menjadi 62 18 siswa pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 76 23 siswa pada siklus III. Selama kegiatan pembelajaran siswa menjadi aktif dan cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan guru telah menggunakan beberapa metode yang bervariasi tidak hanya ceramah saja melainkan juga bertanya jawab dengan siswa. 2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa. Antusias dan keaktifan siswa membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah meningkat. Pada siklus I siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis ilmiah mencapai 77 23 siswa, meningkat menjadi 86 25 siswa pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 90 27siswa pada siklus III. Sebelum tindakan penelitian dilakukan, siswa menunjukkan sikap kurangantusiaskurang pedulikurang berminat terhadap pembelajaran menulis ilmiah. Tetapi setelah penerapan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulsi ilmaih siswa tampak bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya kesenangan dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiahnya; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam mengerjakan tidak bosan, tidak mengantuk. 3. Siswa mulai bekerja sama dalam kelompok Kerjasama siswa dalam menulis ilmiah telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I, 14 siswa 47 telah commit to user 94 mampu bekerjasama. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 20 siswa 69 dan pada siklus III sudah 24 siswa 80 yang mau kerjasama. Siswa telah mampu bekerja sama dalam kelompok. Kerja kelompok terjadi saat siswa saling bertukar peta pikiran dengan teman satu mejanya. Siswa telah mampu saling berdiskusi untuk memberikan masukan pada peta pikiran dari kerangka karya tulis temannya, yang antinya akan dijadikan sebagai bahan perbaikan. Siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau bertanya, menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas. 4. Nilai pembelajaran menulis ilmiah siswa meningkat pada setiap siklus Sebelum tindakan ini dilaksanakan, terdapat fakta bahwa nilai pembelajaran menulis ilmiah siswa rendah. Namun setelah penerapan strategi peta pikian nilai kemaampuan menulis ilmiah siswa meningkat setiap siklus. Pada siklus I ada 14 siswa yang tuntas 47 dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa yang tuntas 77. Peningkatan yang cukup siginifikan juga terjadi pada siklus III yaitu 27 siswa tuntas 90. commit to user 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi peta pikiran mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis ilmiah siswa kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 20102011. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: a. keaktifan siswa meningkat selama pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa menjadi aktif dan cukup merespon stimulus yang diberikan guru saat pembelajaran. Pada siklus I siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis ilmiah mencapai 40 12 siswa, meningkat menjadi 62 18 siswa pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 76 23 siswa pada siklus III. b. keaktifan siswa meningkat dalam membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah siswa. Siswa terlihat bersemangat dan antusias ketika membuat peta pikiran dari kerangka karya tulis ilmiah mereka. Pada siklus I siswa yang aktif membuat peta pikiran mencapai 77 23 siswa, meningkat menjadi 86 25 siswa pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 90 27siswa pada siklus III. c. kerja sama siswa dalam kelompok meningkat. Siswa aktif dalam kelompok dan sesekali mau bertanya, menjawab, serta bekerja secara kelompok, mengkonstruksi, menemukan, merefleksi, dan mengerjakan tugas. Pada siklus I, 14 siswa 47 telah mampu bekerjasama. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 20 siswa 69 dan pada siklus III sudah 24 siswa 80 yang mau bekerja sama.

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan metode mind mapping ( peta pikiran) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan

0 3 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI DENGAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 1 SAMARINDA

0 36 228

PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH SALATIGA

1 20 173

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN ( MIND MAPPING ) PADA MATA Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kalisoro Kec.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kaliso

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 Di Sd Negeri 1 Baran Tahu

1 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tangkisan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun

0 0 18

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Karanganom Kabupaten Klaten.

0 0 17

menggunakan Peta Pikiran Mind Mapping dalam Menulis

0 0 9