Kingsley Davis Hans Garth dan C. Wright Mills

8 Sosiologi SMA dan MA Kelas XII

b. Universal Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

c. Multilined Theories of Evolution

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap- tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya melakukan penelitian tentang perubahan pola hidup dari masyarakat tradisional yang memiliki pola pikir religio-magic ke masyarakat industri yang memiliki pola pikir realistis-praktis. Gambar 1.3 Bersembahyang di ‘Singgasana Senopati’ di gugus makam raja-raja Mataram di kota Gede, Jogjakarta seperti pada gambar di atas merupakan contoh tahapan awal dalam perspektif evolusi. Sumber: Indonesian Heritage Upacara dan Adat, 2002 Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat bahwa ada beberapa kelemahan dalam Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut. a. Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat. Dengan demikian tahap perkembangan suatu masyarakat ditentukan sesuai dengan tahapan yang paling cocok dengan teori ini. b. Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada pula kelompok masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini. c. Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya ketika masyarakat telah mencapai Proses Perubahan Sosial dalam Masyarakat 9 kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, sepertinya perlu ditinjau ulang. Hal ini karena jika perubahan memang merupakan sesuatu yang konstan, ini berarti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir.

2. Perspektif Konflik

Perspektif ini menjelaskan bahwa pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Sumber yang paling penting dalam perubahan sosial menurut perspektif ini adalah konflik kelas sosial di dalam masyarakat. Perspektif ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial merupakan dua hal yang selalu melekat pada struktur masyarakat. Perspektif ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap ada dalam suatu masyarakat adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Mengapa? Karena perubahan hanyalah akibat dari adanya konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Mengingat konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam perspektif konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf. Secara umum, perspektif konflik berpandangan bahwa perubahan sosial di masyarakat terjadi karena faktor-faktor berikut ini. a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah. b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat. c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik. d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.

3. Perspektif Fungsionalis

Konsep yang berkembang dari perspektif ini adalah cultural lag kesenjangan budaya. Konsep ini mendukung perspektif fungsionalis untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya perubahan sosial itu tidak lepas dari hubungan antara unsur- unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut perspektif ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat, sementara unsur yang lainnya berubah sangat lambat, Tahukah Kamu? Karl Marx 1818–1883, filsuf dan pencetus paham Marxisme– Komunisme lahir di kota Trier, Jerman. Dia berpendapat bahwa hubungan antarmanusia akan memunculkan perbedaan kepemili- kan dan penguasaan atas sumber- sumber dan alat-alat produksi. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan dasar dari munculnya kelas-kelas sosial. Walaupun Marx menyadari adanya kelas menengah, namun ia meyakini bahwa masya- rakat terpolarisasi antara dua kelas yang saling bertentangan, yaitu kelas borjuis kelas yang berkuasa atau kaya dan kelas proletar kelas yang dikuasai atau miskin. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 hal. 152 Tugas Kelompok Bersama dengan teman sekelompokmu diskusikan mengenai perubahan sosial yang terjadi di Indonesia jika dilihat dari perspektif konflik Berikan alasan yang logis dan faktual