Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil Ho

114 Sosiologi SMA dan MA Kelas XII Bagan tersebut mengilustrasikan bahwa seorang peneliti harus mempertimbangkan dan memadukan kepentingan pihak ketiga yang mungkin bertindak sebagai sponsor atau mungkin merupakan pihak yang sangat berkepentingan dengan hasil penelitian yang akan dilakukan, dengan minat pribadi sendiri sebagai peneliti. Peneliti juga harus memiliki kepekaan sosial sehingga dapat berhati-hati dalam memilih permasalahan yang mungkin dapat menimbulkan kerawanan dan guncangan sosial karena menyangkut nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kadang-kadang pertimbangan kepentingan politik juga ikut membatasi keleluasaan peneliti dalam memilih permasalahan yang hendak diteliti. Penguraian latar belakang permasalahan dimaksudkan untuk mengantarkan dan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa sesuatu dianggap sebagai permasalahan, fenomena apakah yang tampak di mata peneliti atau yang terjadi di lapangan sehingga perlu diteliti. Pada dasarnya, permasalahan diuraikan sebagai suatu kondisi kesenjangan atau ketidak- sesuaian antara apa yang seharusnya terjadi what should be dan apa yang sesungguhnya terjadi what is happening. Penguraian permasalahan harus berangkat dari latar belakang yang bersifat umum, yaitu berada dalam kerangka pemikiran yang luas dengan mengaitkan topik penelitian pada banyak hal yang relevan menuju ke permasalahan yang lebih spesifik dan terpusat pada pokok persoalannya. Apabila latar belakang permasalahan telah diuraikan dengan saksama, maka pokok-pokok permasalahan yang hendak diteliti perlu di- rumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian. Perumusan permasalahan ini seringkali langsung menjadi pertanyaan-pertanyaan dasar dalam penelitian dan seringkali juga jawaban sementara terhadap pertanyaan ini diformulasikan dalam bentuk hipotesis penelitian. Suatu rumusan permasalahan harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut. 1. Menanyakan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Dinyatakan secara jelas dalam bentuk kalimat tanya. 3. Harus dapat diuji oleh metode empirik, yaitu data yang digunakan untuk menjawabnya harus dapat diperoleh. 4. Tidak boleh berisi pertanyaan mengenai moral atau etika.

F. Menentukan Topik Penelitian

Setelah memperoleh permasalahan yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah menentukan topik penelitian, yaitu persoalan yang hendak dibuktikan. Dalam hal ini peneliti menentukan satu topik sebagai fokus kegiatan penelitian. Hal itu dilakukan karena permasalahan yang ada biasanya sangat Metode Penelitian Sosial 115 kompleks, sehingga tidak mungkin hanya diteliti dari satu sudut disiplin ilmu saja dan tidak mungkin diteliti dari semua segi secara serentak. Ciri-ciri topik penelitian yang baik adalah sebagai berikut.

1. Urgen untuk Diteliti

Maksudnya penting untuk segera diselidiki pada waktu atau saat ini. Di masyarakat kita dapat menjumpai banyak topik atau permasalahan yang perlu diteliti, namun ada yang mendesak dan belum mendesak untuk ditangani, baik dari segi jangkauan kegunaannya maupun dari segi keterlaksanaan prosedurnya. Nah, dalam penelitian kita harus dapat memilih atau menentukan topik yang menuntut atau mendesak untuk segera diselidiki. Oleh karena peneliti harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan memerhatikan fenomena sosial dalam masyarakat agar dapat membedakan mana permasalahan yang urgen untuk diteliti dan yang tidak.

2. Membuahkan Sesuatu yang Baru bagi Ilmu Pengetahuan

Artinya penelitian mengenai topik tersebut akan meng- hasilkan temuan baru yang dapat membuka cakrawala pemikiran dan memperkaya pengetahuan dengan informasi yang mutakhir.

3. Sumbangan bagi Pengembangan Ilmu dan Ber- manfaat bagi Masyarakat

Hal ini dapat menentukan nilai hasil penelitian. Hasil penelitian harus merupakan sumbangan yang berarti bagi pengembangan disiplin ilmu itu khususnya dan ilmu pengetahuan umumnya, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

4. Aktual

Peneliti yang selalu mengikuti perkembangan ilmu akan lebih mudah menemukan topik yang aktual dan segar. Sekedar melakukan penelitian mengenai topik yang usang, apalagi temuan-temuannya sudah sejak lama diketahui dan sudah sedemikian banyak dipublikasikan sehingga hasilnya sudah sangat konklusif, tidak ada artinya lagi. Di samping harus mengetahui ciri topik yang baik, peneliti juga harus memerhatikan pertimbangan lain dalam penentuan topik penelitiannya. Pada kenyataannya, kadang-kadang sulit sekali untuk menemukan topik yang memenuhi kesemua ciri di atas. Tanpa bermaksud mengurangi kadar penelitiannya, peneliti mungkin saja terpaksa mengabaikan satu di antara ciri- ciri yang seharusnya dipenuhi, demi pertimbangan lain yang juga ikut menentukan kelangsungan penelitian. Di antara pertimbangan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Minat peneliti terhadap topik yang diteliti. 2. Ketersediaan sumber referensi. 3. Ketersediaan sumber daya. 4. Kemampuan peneliti. Tahukah Kamu? Spradley mengemukakan empat alternatif menentukan fokus, yaitu sebagai berikut. – Menetapkan fokus pada perma- salahan yang disarankan. – Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu. – Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek. – Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Sumber: Sugiyono, 2005 hal. 34–35