Pendidikan Agama Islam di Sekolah

b. Materi Zakat di Sekolah

Materi zakat adalah bagian dari materi fiqh. Materi fiqh termasuk ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi zakat mulai dipelajari di tingkat Sekolah Dasar SD pada kelas VI. Pada tingkat tersebut, siswa mempelajari tentang macam-macam zakat. Kemudian pembahasannya lebih dititik beratkan tentang zakat fitrah, khususnya tentang ketentuan-ketentuan di dalam zakat fitrah. 35 Materi zakat kembali dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP di kelas VIII. Pada tingkat ini, pembelajaran tentang zakat lebih diperdalam lagi. Pembehasan tidak hanya berkisar tentang zakat fitrah yang sebelumnya sudah dipelajari di kelas VI SD. Pembahasan mulai meluas sampai pada ketentuan-ketentuan zakat mal dan perbedaan antara zakat fitrah dan zakat mal. 36 Pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA materi zakat kembali dipelajari. Materi ini dipelajari siswa kelas X. Pada tingkat ini, siswa mempelajari tentang undang-undang yang berhubungan dengan zakat, haji, dan wakaf. Siswa mempelajari cara mengelola zakat, haji, dan wakaf berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia.

c. Pembelajaran Zakat di SMP

Sebagaimana telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, bahwa pembelajaran materi zakat di SMP membahas tentang ketentuan-ketentuan di dalam zakat fitrah dan zakat mal. Materi ini diawalai dengan mempelajari tentang kedudukan zakat di dalam Islam dan pengertian zakat. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari ketentuan-ketentuan dalam zakat fitrah. Ketentuan-ketentuan dalam zakat fitrah ini berkenaan dengan hukum, jenis, kadar, waktu pemberian, 34 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidik an Agama, Jakrta: PT Hidakarya Agung, 1992, h. 71. 35 Zaenal Mustopa dan Nandang, Koswara, Pendidik an Agama Islam untuk SD Kelas VI, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011, h. 113-122. 36 Arkanuddin dan Septi Muslimah, Pendidik an Agama Islam untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011, h. 81-94. dan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah serta manfaat dari zakat fitrah tersebut. 37 Setelah mempelajari tentang zakat fitrah. Pembahasan dilanjutkan dengan mempelajari materi tentang zakat mal. Pambahasan tentang zakat mal berkaitan dengan pengertian, hukum, dan syarat wajib zakat mal serta harta yang wajib dizakati. Selain itu, siswa juga mempelajari ketentuan tentag orang-orang yang berhak menerima zakat. Setelah itu siswa diminta untuk membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal. 38

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran peneliti, ditemukan beberapa penelitian sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian yang relevan tersebut di antaranya sebagai berikut. Aship pada tahun 2014 melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI terhadap siswa kelas VIII di SMP Muhammaddiyah 8 Jakarta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 siswa, terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. 39 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran PAI sudah baik atau mendekati sangat baik. Hal ini berdasarkan jawaban responden yang sangat setuju sebanyak 256 42,67, responden yang setuju sebanyak 236 39,33, responden yang tidak setuju sebanyak 81 13,50, dan jawaban responden yang sangat tidak setuju sebanyak 8 1,33. 40 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Cici pada tahun 2014 dengan judul Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Learning pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar Bogor. Penelitian 37 Ibid. 38 Husni Thoyar, Pendidik an Agama Islam untuk SMA Kelas X, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011, h. 184-199. 39 Muhammad Aship, “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, h. 30, tidak dipublikasikan. 40 Ibid., h. 54. ini dilakukan terhadap siswa kelas IX dengan jumlah sampel 41 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-experimen dengan desain one group pretest-postest. 41 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Jigsaw Learning cukup efektif atau memiliki pengaruh positif terhadap prestasi siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian para siswa yang mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan metode Jigsaw rata-rata nilai siswa adalah 85,97, sedangkan setelah diterapkan metode Jigsaw rata-rata siswa meningkat menjadi 88,90. 42 Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun 2015 dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Learning Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK Penelitian Tindakan Kelas dengan sampel siswa kelas X SMAN 90 Jakarta dengan jumlah 33 orang siswa, terdiri dari 13 orang siswa putra dan 20 orang putri. 43 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar PAI siswa. Artinya metode ini terbukti memiliki pengaruh yang besar berdasarkan peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode tersebut. 44 Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tersebut, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun persamaan yang ditemukan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan, yaitu metode Jigsaw. 2. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sarana penelitian, yaitu Pendidikan Agama Islam. Sedangkan perbedaan antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut: 41 Cici Rina Yuningsih, “Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperatif Tipe Jigsaw Learning pada Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs. Ibnu Hajar”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, h. 33-34, tidak dipublikasikan. 42 Ibid., h. 59. 43 Dewi Puspasari, “Peningkatan Prestasi Belajar PAI melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta”, Skripsi pada Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Jakarta, 2015, h. 34-38, tidak dipublikasikan. 44 Ibid., h. 69. 1. Jumlah sampel yang digunakan. Pada penelitian Aship menggunakan sampel sebanyak 30 siswa, penelitian Cici menggunakan sampel sebanyak 41 siswa, dan penelitian Dewi menggunakan sampel sebanyak 33 siswa. Sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan sampel sebanyak 60 siswa. 2. Metode penelitian yang digunakan. Pada peneltian Aship menggunakan metode penelitian korelasional, penelitian Cici menggunakan metode pre-experiment dengan desain one group pretest-posttest, dan penelitian Dewi menggunakan metode PTK Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode penelitian Kuasi Eksperimen dengan desain one group pascatest only.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan proses yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Proses pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai macam aspek agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akan menentukan tingkat pemahaman yang akan didapatkan siswa. Siswa yang aktif selama proses pembelajaran akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan siswa yang tidak berpartisipasi aktif di dalamnya. Untuk menumbuhkan semangat siswa agar mau berpartisipasi aktif tidak hanya dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Hal yang paling penting adalah peran guru dalam menyampaikan materi atau bagaimana cara materi tersebut dipelajari oleh siswa. Hal ini sangat berkaitan dengan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode yang tepat dapat secara efektif menggiring siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Metode Jigsaw merupakan metode yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dalam metode Jigsaw didapatkan adanya