Karakteristik Metode Jigsaw Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Gambar 2.1 Illustrasi Kelompok Jigsaw Illustrasi gambar di atas menggambarkan cara pembagian tim induk dan tim ahli. Langkah pertama, membuat tim induk dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Langkah kedua, membagikan materi yang berbeda- beda kepada setiap siswa dalam tim induk sehingga setiap siswa di dalam tim induk mendapatkan materi yang berbeda-beda dalam illustrasi pembagian materi digambarkan dengan angka 1-4, artinya ada siswa yang mendapatkan materi nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Langkah ketiga, membuat tim ahli dengan cara mengumpulkan setiap siswa yang memiliki nomor materi yang sama ke dalam satu kelompok dalam illustrasi pada bagian tim ahli ada kelompok yang seluruh anggotanya mendapatkan materi nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Langkah keempat, setelah setiap siswa berdiskusi di dalam tim ahli untuk memahami materinya masing-masing, kemudian setiap siswa di dalam tim ahli kembali ke dalam tim induk yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Konsep Pemahaman dalam Belajar Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar yaitu agar siswa dapat memahami sesuatu berkat proses belajar yang dilaksanakan. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 1 1 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 Tim Induk Tim Ahli Harjanto menjelaskan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahkan sesuatu. 20 Proses belajar mengajar yang baik adalah proses belajar mengajar yang memperhatikan tingkat pemahaman materi yang diajarkan. Jika siswa memahami materi dengan baik, maka dia akan dengan mudah mengaplikasikan ilmu pengetahuannya di dalam kehidupan sehingga kehidupannya dapat berkembang menjadi lebih baik. Menurut Dewi, seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu membentuk arti dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis atau gambar. Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan, meringkas, mengelompokkan, dan membuat contoh. 21 Hal ini berarti, seseorang yang memahami sesuatu cenderung dapat menjelaskannya kembali. Bahkan dia dapat mengembangkannya dengan membandingkan pemahamannya tentang sesuatu dengan hal-hal lainnya atau memberikan contoh yang baru berkaitan dengan konsep yang dipahami. Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain secara intelektual. 22 Penjelasan Edgar memberikan gambaran bahwa pemahaman bukanlah hanya sekedar mengetahui sesuatu, melainkan suatu kemampuan seseorang untuk menafsirkan dan menginterpretasikan sesuatu. Menurut Nana Sudjana, pemahaman dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Pemahaman terjemahan. Pemahaman tingkat terjemahan merupakan tingkat terendah, yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya. b. Pemahaman penafsiran. Pemahaman penafsiran merupakan tingkat kedua, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian 20 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 60 21 Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kecana, 2008, h. 95. 22 Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidik an, Yogyakarta: Kansius, 2009, h. 104.