Perkembangan Islam pada Masa Modern

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 218 Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada tahun 1801 membuka mata dunia Islam tentang kemunduran yang dialaminya. Umat Islam menyadari kekuatan Barat dan kelemahan umat Islam. Hubungan dunia Islam dengan Barat pada saat ini berbeda dengan hubungan pada masa klasik. Pada masa klasik dunia Islam mencapai puncak peradabannya, sedangkan Barat pada saat itu sedang dalam kegelapan. Pada masa ini kondisi umat Islam sebaliknya, mereka sedang mengalami kegelapan, sedangkan Barat sedang menanjak. Umat Islam saat itu harus belajar dari Barat. Kondisi yang demikian memaksa para pemikir muslim untuk berpikir guna mengembalikan balance of power. Mulailah timbul hal yang disebut pemikiran dan pembaruan dalam Islam. Para pemuka Islam berusaha menemukan cara agar umat Islam mencapai kondisi sebagaimana pada periode klasik. Melalui berbagai pemikiran para tokoh dan pemuka umat Islam mulai bergerak keluar dari kegelapan. Di sisi lain, dunia Barat juga terus berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat.

B. Contoh Perkembangan Islam pada Masa Modern

1. Bidang Akidah

Salah seorang tokoh yang melakukan pembaruan di bidang akidah adalah Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab melakukan pembaruan di Hejaz Arab Saudi. Pembaruan yang dilakukannya bercorak keagamaan dan keilmuan yang sering disebut dengan Gerakan Wahabi. Pada saat itu tauhid yang berkembang adalah tauhid yang menyesatkan. Kemurnian tauhid telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang berkembang pada saat itu. Hal inilah yang men- dorong Muhammad bin Abdul Wahab melakukan pembaruan di bidang akidah. Muhammad bin Abdul Wahab menyuarakan agar umat Islam kembali pada ajaran Islam tauhid yang murni sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Muhammad bin Abdul Wahab berpendapat bahwa paham-paham yang menyesatkan tauhid umat Islam harus dihapuskan dan diberantas. Segala sesuatu yang dipandang sebagai bid’ah, khurafat, dan takhayul juga ditentang oleh Gerakan Wahabi. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an dan hadis harus dijadikan sebagai pedoman utama dan pertama bagi umat Islam dalam menjalankan syariat Islam. Dengan demikian, umat Islam akan terbebas dari bid’ah, khurafat, dan takhayul. Sumber: www.muslimfisikaitebe.wordpress.com ▼ Gambar 13.2 Muhammad bin Abdul Wahab menyuarakan agar umat Islam kembali pada Al-Qur’an dan hadis. Pendidikan Agama Islam Kelas XI 219 Pemikiran pembaruan Gerakan Wahabi dikumandangkan dengan mengadakan gerakan dakwah. Melalui gerakan dakwah mereka me- nyuarakan agar segala bentuk penyelewengan terhadap ajaran Islam dihentikan. Secara umum gerakan pembaruan yang dibawa oleh Gerakan Wahabi sebagai berikut. a. Zat yang berhak untuk disembah hanya Allah Swt. Orang yang menyembah selain Allah Swt. dinyatakan sebagai musyrik. b. Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman bagi perilaku hidup dan kehidupan. c. Ajaran tauhid diajarkan dengan cara yang sederhana. d. Pelaksanaan ibadah salat, zakat, puasa, dan ibadah lainnya harus dengan teliti dan sebaik-baiknya. e. Mempertegas kembali larangan yang diharamkan agar ditaati. Misalnya minuman keras, judi, dan kemaksiatan lainnya. Demikianlah, Muhammad bin Abdul Wahab bersama Gerakan Wahabi mengajak umat Islam terutama yang ada di Mesir untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni. Sebagaimana Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh juga menyerukan ide-ide pembaruan di Mesir dalam bidang akidah. Ia memiliki nama lengkap Muhammad Abduh bin Hassan Khairullah yang lahir di Mesir pada tahun 1265 H1849 M. Ayahnya bernama Abduh Khair warga Mesir keturunan Turki, sedangkan ibunya seorang perempuan suku Arab yang nasabnya sampai pada Umar bin Khattab. Muhammad Abduh merupakan salah seorang murid Jamaluddin al-Afgani. Muhammad Abduh berpendapat bahwa penyebab kemunduran yang dialami oleh umat Islam adalah paham jumud. Dalam kata jumud terkandung arti membeku, keadaan statis, dan tidak ada perubahan. Oleh karena dipengaruhi paham jumud umat Islam enggan menerima perubahan. Bid’ah yang masuk ke dalam ajaran Islam telah merusak ajaran Islam yang murni. Bid’ah menyebabkan umat Islam menyeleweng dari ajaran Islam yang sebenarnya. Muhammad Abduh juga berpendapat bahwa paham-paham asing yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus dikeluarkan dari Islam. Umat Islam harus kembali pada ajaran Islam yang murni. Tidak cukup dengan kembali pada ajaran Islam yang murni, interpretasi baru diperlukan oleh umat Islam. Oleh karena itu, diperlukan ijtihad dan pintu ijtihad masih terbuka. Ijtihad dilakukan berkaitan dengan soal muamalah yang ayat dan hadisnya bersifat umum dan jumlahnya sedikit. Salah seorang murid Muhammad Abduh, yaitu Rasyid Rida juga mengikuti ide-ide pembaruan. Pembaruan dalam bidang akidah dilakukan Rasyid Rida dengan menerbitkan majalah al-Manar. Menurutnya, bid’ah, tahayul, dan khurafat harus diberantas. Selain itu, Rasyid Rida melihat perlunya interpretasi atau tafsiran baru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, yaitu tafsir yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan Muhammad Abduh. Oleh karena desakan Rasyid Rida, Muhammad Abduh menyetujui