Perilaku Beriman kepada Para Rasul

Pendidikan Agama Islam Kelas XI 45

4. Tidak Membedakan Para Rasul Allah

Para rasul mendapat kedudukan yang sama dari Allah Swt. Mereka menerima wahyu dan menyampaikan risalah tersebut kepada umatnya. Kita dilarang memuliakan salah satu rasul, sementara mencela rasul yang lain. Semua rasul adalah orang yang terpilih di sisi Allah Swt. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini. . . . . . . . . . . La- nufarriqu baina ah.adim mir rusulihi - . . . . Artinya: . . . mereka berkata, ”Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya” . . . . Q.S. al-Baqarah [2]: 285

5. Tidak Menganggapnya sebagai Tuhan

Beriman kepada rasul Allah Swt. tidak boleh melanggar dari ajaran tauhid. Salah satu perilaku yang salah dalam mengimani rasul adalah menganggapnya sebagai Tuhan yang harus disembah. Allah melaknat kaum yang menganggap para rasul sebagai Tuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sebagai berikut. Sungguh, telah kafir orang- orang yang berkata, ”Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam Padahal Al-Masih sendiri berkata, ”Wahai Bani Israel Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Se- sungguhnya barang siapa memper- sekutukan sesuatu dengan Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.” Q.S. al-Ma-’idah [5]: 72

6. Senantiasa Meneladani Kehidupan Para Rasul Allah

Kisah-kisah para rasul yang dijelaskan dalam ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah saw. harus menjadi teladan dalam kehidupan kita sehari- hari. Para rasul seluruhnya diutus kepada umat manusia untuk menegakkan ajaran tauhid, melaksanakan syariat dari Allah Swt., serta memperbaiki akhlak manusia. Akan tetapi, tidak sedikit di antara umat terdahulu yang enggan melaksanakan ajakan para rasul. Sebagai umat Sumber: yoga.18green.files.wordpress.com ▼ Gambar 3.5 Tidak ada seorang rasul pun yang memiliki kedudukan yang sama dengan Allah Swt. Pendidikan Agama Islam Kelas XI 46 Nabi Muhammad saw., kita diingatkan agar tidak mengulangi keburukan yang telah dilakukan para umat terdahulu kepada para rasulnya. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk meneladani para rasul dan umat terdahulu yang senantiasa melaksanakan perintah Allah Swt.

7. Selalu Menjadikan Para Rasul sebagai Rujukan dalam Bersikap

Bukti seseorang yang telah meneladani ajaran para rasul adalah dengan menjalankan perintahnya dalam kehidupan sehari-hari. Para rasul telah memiliki berbagai sifat istimewa, seperti dapat dipercaya, selalu menyampaikan tugasnya, selalu benar dalam ucapan dan tingkah laku, serta kecerdasan dan kebijaksanaan. Dengan demikian, kita dianjurkan untuk meneladani para rasul dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan Salah satu cara berperilaku beriman kepada rasul adalah menganggap kedudukan para rasul seperti manusia biasa. Dengan demikian, kita dilarang mengkultuskan mereka, apalagi menganggapnya sebagai Tuhan. Berkaitan dengan hal ini, coba Anda lakukan diskusi untuk menjawab pokok-pokok masalah sebagai berikut. 1. Adakah dalil-dalil yang menyebutkan bahwa rasul hanyalah manusia biasa? Coba tunjukkan buktinya. 2. Bagaimana pendapat Anda terhadap keyakinan umat lain bahwa Nabi Isa a.s. adalah Tuhan? Tunjukkan alasannya 3. Apa saja pengkultusan kepada para rasul yang dilarang agama, selain dengan cara menganggapnya sebagai Tuhan?

C. Penerapan Iman kepada Rasul dalam Kehidupan Sehari-hari

Keimanan kepada rasul harus kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari. Sebagaimana telah dibahas di depan bahwa salah satu bentuk keimanan kepada rasul adalah menjadikan mereka sebagai teladan hidup. Sebagai seorang muslim yang telah meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. merupakan rasulnya, berarti harus menerapkan ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain dengan cara sebagai berikut.

1. Berakidah yang Benar

Orang yang beriman kepada rasul harus memiliki akidah yang kukuh dan tidak tercemar dengan keyakinan yang dilarang agama. Dalam bidang akidah dapat ditunjukkan dengan mengimani enam rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, serta qada dan qadar. Orang yang memiliki keimanan terhadap rukun iman akan bersikap benar dalam menjalani hidup. Misalnya, seseorang yang telah beriman kepada Allah, ia selalu bersegera dalam menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Ia tidak malas untuk menjalankan ibadah, meskipun terasa memberatkan. Pendidikan Agama Islam Kelas XI 47

2. Rajin Beribadah

Jika seseorang merasa telah beriman kepada rasul, ia akan gemar menjalankan ibadah. Ibadah pada dasarnya dibagi mejadi dua, yaitu ibadah mah.d.ah dan ibadah gairu mah.d.ah. Ibadah mahdah merupakan bentuk ibadah yang ketentuannya telah diatur secara lengkap dalam syariat. Dalam menjalankan ibadah jenis ini, kita harus berpedoman kepada syariat yang dibawa oleh Rasulullah. Di antara contoh ibadah mahdah adalah menjalankan rukun Islam yang lima, yaitu mengucapkan syahadat, mengerjakan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa, dan menjalankan haji. Untuk ibadah gairu mah.d.ah dapat ditunjukkan dengan menjalankan setiap amalan kebajikan yang tidak melanggar syariat untuk mendapatkan rida dari Allah. Orang yang beriman kepada rasul selalu menyikapi hidup sebagai sarana beribadah kepada Allah.

3. Bermuamalah Secara tepat

Dalam menjalani hubungan dengan sesama ada tata cara tertentu yang harus kita perhatikan. Rasulullah memberi arahan kepada kita cara bermuamalah yang baik kepada sesama manusia dan makhluk lain. Misalnya dengan selalu menempati janji, gemar bersedekah, melestarikan alam, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbuat merusak, menghormati orang tua, memudahkan urusan orang lain, tidak merugikan hak orang lain, dan tidak suka berselisih. Dengan bermuamalah yang baik kepada sesama manusia, akan tercipta kehidupan yang bahagia. Hal ini dapat kita terapkan dalam berbagai lingkungan, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, hingga bangsa dan negara.

4. Berakhak Mulia

Rasulullah telah membimbing kita cara beraklak yang baik. Dalam Al-Qur’an kita dapat menemukan berbagai ayat yang berisi perintah agar selalu menampilkan akhlak yang baik dalam menjalani hidup. Akhlak-akhlak tersebut misalnya menghargai waktu, menjaga per- satuan, bersabar, tidak marah, tidak menfitnah, menjadi saksi yang baik, memelihara amanat, dan gemar bersyukur. Tidak hanya itu, kita juga diajarkan untuk tidak berlebih- lebihan, tidak pengecut, tidak berbuat riya, bersikap sederhana, tidak mudah putus asa, suka mawas diri, dan akhlak-akhlak terpuji lainnya. Sumber: http:fpks.dpr.or.id ▼ Gambar 3.6 Meneladani kehidupan Rasulullah dapat ditunjukkan dengan selalu berbuat baik di sepanjang waktu.