Pendidikan Agama Islam Kelas XI
85
4 Riba Yad
Riba yad yaitu jual beli yang tidak jelas, yaitu penjual dan pembeli berpisah sebelum terjadinya serah terima. Contoh, se-
seorang membeli 5 kg beras dan setelah membayarnya ia langsung pergi tanpa menyaksikan beras yang ia beli, sudah ditimbang atau
belum, bagaimana wujudnya, dan sebagainya.
b. Jual Beli Batil
Selain jual beli ribawi, diharamkan pula melakukan jual beli batil. Jual beli yang batil adalah jika jual beli itu salah satu atau seluruh
rukunnya tidak terpenuhi. Termasuk batil juga jika jual beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyariatkan, seperti jual beli yang dilakukan
anak-anak, orang gila, atau barang yang dijual itu barang-barang yang diharamkan syarak seperti bangkai, darah, babi, dan khamar.
Jual beli yang batil ini banyak sekali macamnya dan sering terjadi dalam dunia perdagangan, baik skala kecil maupun besar. Adapun
macam-macam jual beli yang batil antara lain sebagai berikut. 1 Sesuatu yang tidak ada wujudnya dan tidak dapat diserahkan
langsung kepada pembeli. 2 Jual beli buah-buahan atau padi-padian yang belum sempurna
matangnya untuk dipanen. 3 Jika mengandung unsur penipuan, seperti luarnya baik, tetapi
isinya rusak. 4 Jual beli benda-benda najis seperti babi, khamar, bangkai, dan
darah. 5 Jika yang dijual adalah barang milik umum.
6 Jual beli bersyarat seperti ungkapan pedagang ”Jika kontan harganya Rp500,00 dan jika berutang harganya Rp750,00”.
7 Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat seperti ucapan penjual kepada pembeli, ”Saya jual kendaraan saya ini kepada
Anda bulan depan jika Anda mendapat hadiah.” Selain macam-macam di atas ada juga jual beli lainnya yang
dilarang syar’i, yaitu karena melanggar syarat dan rukun yang sah dalam jual dan beli.
2. Menerapkan Transaksi Sesuai Syar’i
Cara lain yang juga sangat penting kita lakukan adalah dengan menerapkan segala aturan yang ditetapkan oleh syariat. Oleh karena itu,
kita perlu memperhatikan aturan-aturan tersebut, misalnya dengan memenuhi aturan rukun dan syaratnya.
Pendidikan Agama Islam Kelas XI
86
Berkunjunglah ke pasar dan perhatikan proses jual beli yang berlangsung jika dikaitkan dengan aturan syar’ifikih muamalah. Cermati pula di antara mereka, apakah ada yang
mempraktikkan jual beli ribawi atau tidak? Buatlah laporan pada penelitian Anda tersebut dengan mencantumkan alasan-alasannya. Tunjukkan pula solusi terbaik agar transaksi
ekonomi yang sesuai ketentuan syar’i dapat berlangsung di tengah masyarakat.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam transaksi ekonomi.
a. Transaksi harus didasari dengan kejujuran sehingga pihak yang melakukan transaksi tidak tertipu.
b. Tidak melakukan pemaksaan dalam bertransaksi sehingga kesepakat- an didasarkan pada suka sama suka.
c. Semua pihak yang melakukan transaksi harus bertanggung jawab.
d. Transaksi dilakukan tidak untuk tujuan merugikan salah satu pihak sehingga ada yang merasa tertipu.
e. Transaksi diniatkan untuk mencari rida Allah sehingga harus menjauhi
kebatilan.
Setelah Anda mempelajari ketentuan transaksi ekonomi Islam, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Memiliki semangat dalam belajar sebagai modal penting agar kelak dapat hidup mandiri
dan tidak tergantung pada orang lain. 2.
Mempelajari ketentuan tara cara bertransaksi yang sesuai dengan syariat. 3.
Turut serta mensosialisasikan ekonomi Islam di tengah masyarakat. 4.
Menghindari bertransaksi ekonomi yang mengandung riba. 5.
Bersedia bekerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan ekonomi Islam. 6.
Menjauhi jual beli ribawi dan batil. 7.
Bersikap tanggung jawab dan jujur dalam melakukan transaksi.
1. Fikih muamalah yaitu kumpulan hukum atau aturan yang disyariatkan Islam untuk mengatur hubungan antarsesama manusia.
2. Asas-asas bertransaksi dalam Islam antara lain asas kesatuan, kebebasan memilih, tanggung tawab, dan keseimbangan.
3. Jual beli dalam fikih muamalah diartikan dengan kegiatan tukar-menukar harta dengan harta yang lain dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan melalui cara tertentu
yang bermanfaat.