Pendidikan Agama Islam Kelas XI
21
sombong atas anugerah kekayaan dan menggunakannya secara benar. Penggunaan harta secara benar sebagaimana dijelaskan dalam Surah
al-Isra-’ [17] ayat 26–27 sebagai berikut.
a. Memberikan Harta kepada yang Berhak
Harta yang dikaruniakan Allah Swt. hendaknya kita pergunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Salah satu caranya dengan
memberikan kepada orang yang berhak atau yang membutuhkan. Dalam memberikan atau membelanjakan harta kepada yang
membutuhkan, kita dianjurkan untuk memprioritaskan golongan- golongan tertentu. Dalam Surah al-Isra-’ [17] ayat 26–27 golongan-
golongan tersebut secara urut adalah kaum kerabat, orang miskin, dan ibnu sabil.
Pertama, kaum kerabat al-qurba-, yaitu orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau hubungan darah dengan kita, baik dari
jalur ayah maupun ibu. Inilah golongan yang harus diutamakan dalam membelanjakan atau memberikan harta. Dalam sebuah hadis
dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Ah.mad dan T.abrani,
Rasulullah saw. menjelaskan seperti berikut.
Artinya:
Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan mulailah memberikan harta kepada orang terdekat . . . .
Dalam memberikan harta kita dianjurkan untuk men-
dahulukan kerabat terdekat. Kerabat terdekat merupakan
anggota keluarga dan kita diperintahkan untuk men-
dahulukan mereka dalam membelanjakan harta. Rasul
juga pernah bersabda yang artinya, ”Apabila seseorang
bekerja untuk memberi nafkah keluarganya maka ia telah
berjihad di jalan Allah.” Hadis ini menunjukkan kedudukan
mulia bagi orang yang bekerja untuk menafkahi keluarga-
nya.
Sumber: Tempo, 10 April 2005
▼ Gambar 2.2
Harta kekayaan yang kita miliki seharusnya juga diberikan kepada yang berhak.
Pendidikan Agama Islam Kelas XI
22
Memberikan harta dengan mendahulukan kaum kerabat terdekat dapat diartikan dengan menjaga mereka dari kekufuran. Kemiskin-
an dan kefakiran lebih dekat kepada kekufuran. Mengentaskan kerabat dekat dari kefakiran berarti menjaga dan menjauhkan mereka
dari kekufuran, sedangkan kekufuran lebih dekat ke neraka. Allah Swt. dan rasul-Nya memerintahkan kepada umatnya agar menjaga
keluarga dari api neraka.
Salah satu hal yang mendekatkan kepada api neraka adalah kekufuran. Oleh karenanya menjaga keluarga atau kerabat dari
kekufuran merupakan cara menjauhkan mereka dari api neraka. Kedua, kaum fakir miskin wal-miski
- na. Golongan atau kaum fakir
miskin dengan mudah kita temui dalam keseharian. Kaum fakir miskin ini telah berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,
tetapi mereka tidak mampu mencukupinya. Sebagai sesama saudara kita mesti membantu mereka dengan cara memberikan sebagian harta
yang dikaruniakan Allah Swt. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan misalnya dengan memberikan zakat dan sedekah kepada
mereka dari harta yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Dalam Islam, setiap harta yang kita miliki sesungguhnya
terdapat hak bagi orang fakir dan miskin. Oleh karena bisa
jadi, kekayaan kita sesungguh- nya sebab kemiskinan mereka.
Oleh karena itu, untuk men- junjung keadilan, orang yang
kaya dianjurkan membantu yang miskin. Jika perilaku
membantu fakir miskin telah menjadi kebiasaan sehari-
hari, jumlah mereka dapat dikurangi.
Kebiasaan membantu atau menyantuni fakir miskin dapat menjaga kerukunan. Hal ini disebabkan tidak ada lagi kecemburuan
sosial antara si kaya dan si miskin. Dengan tidak adanya kecemburuan sosial, ketenteraman dan ketenangan akan tercipta. Tindak kejahatan
seperti pencurian dan perampokan dapat terkurangi atau diberantas. Tindak kejahatan sering kali disebabkan oleh perut yang lapar atau
kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Jika perut dalam keadaan lapar, sesuatu yang belum pernah terpikirkan pun dapat
dilakukan. Oleh karena itu, kita harus membantu mereka yang sedang kelaparan atau kekurangan seperti fakir miskin.
Sumber: 3.bp.blogspot.com
▼ Gambar 2.3
Kebiasaan menyantuni fakir miskin dapat menjaga kerukunan.