Pendidikan Agama Islam Kelas XI
58
b. Memohon Ampun dengan Lisan
Tahap kedua dalam bertobat kepada Allah Swt. adalah memohon ampun dengan lisan. Memohon ampun kepada Allah Swt. atas
perbuatan dosa yang dilakukan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Selama ini Anda berpikir bahwa memohon ampun hanya dapat
dilakukan dengan cara membaca istigfar. Memohon ampun kepada Allah Swt. bukan hanya dapat dilakukan dengan membaca bacaan
istigfar. Masih banyak bacaan lain yang dapat dipergunakan untuk memohon ampun kepada Allah Swt.
Ketika memohon ampun kepada Allah Swt. Anda tidak
hanya dapat membaca bacaan astagfirulla-hal ‘az.i
- m. Akan tetapi,
Anda juga dapat membaca lafal lain seperti rabbana- z.alamna
- anfusana- wa in lam tagfirlana- wa
tarh.amna - lanaku-nanna- minal-
kha-siri -
n atau la- ila-ha illa anta subh.a
-naka inni- kuntu minaz.- z.a
-limi-n. Bagaimana jika sese- orang tidak mampu memohon
ampun dengan bahasa Arab? Jika seseorang tidak mampu berbahasa Arab, ia dapat memohon
ampun kepada Allah Swt. memakai bahasa lain asalkan diucapkan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Permohonan ampun kepada
Allah Swt. hendaknya diucapkan dengan kata-kata yang jelas. Kata- kata yang jelas merupakan pertanda bahwa permohonan tersebut
sungguh-sungguh.
Ternyata, tidak sulit untuk memohon ampun dengan lisan kepada Allah Swt. Jika tidak mampu menggunakan bahasa Arab dapat
menggunakan bahasa lain yang dipahami. Sungguh, Islam adalah agama yang memberi kemudahan kepada penganutnya.
c. Berjanji untuk Tidak Melakukan Dosa Lagi
Berjanji untuk tidak melakukan dosa lagi merupakan tahapan terakhir tobat. Janji itu tidak hanya sekadar diucapkan di bibir, tetapi
diwujudkan dalam perbuatan. Tindakan yang dapat mendekatkan seseorang dari perbuatan dosa yang serupa juga harus dihindari.
Tahapan ketiga ini merupakan tahapan yang paling berat dan sulit. Tahapan ketiga ini membutuhkan tindakan nyata.
Perbanyaklah berbuat baik dan beramal saleh. Bersedekah, membantu sesama yang membutuhkan, menyantuni anak yatim,
mengasihi fakir miskin, dan berbagai tindakan mulia lainnya dapat dilakukan. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengubah perilaku
dari perbuatan maksiat pada perbuatan baik yang diridai Allah Swt. Sa’id Hawwa. 2006. Halaman 414–415
Sumber: www.ditaadesusanti.wordpress.com
▼ Gambar 4.3
Kita bertobat dengan memohon ampunan kepada Allah.
Pendidikan Agama Islam Kelas XI
59
4. Tingkatan Pelaku Tobat
Uraian di atas menunjukkan beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam rangka bertobat kepada Allah Swt. Selanjutnya, ada empat
tingkatan orang yang bertobat. Keempat tingkatan tersebut merujuk pada tingkat konsistensi orang yang bertobat dalam menjalankan tobatnya.
Adapun tingkatan tersebut sebagai berikut. a. Seseorang yang bertobat dari kemaksiatan dengan totalitas dan
konsisten hingga ia meninggal dunia. Inilah tingkatan pertama orang yang bertobat kepada Allah Swt.
Tidak tebersit sedikit pun dalam hatinya untuk melakukan perbuatan dosa. Ia membayar seluruh ibadah-ibadah yang ditinggalkannya.
Seseorang yang berada pada tingkatan pertama ini istiqamah dalam menjalankan tobat hingga akhir hayatnya. Mereka yang berada pada
tingkatan pertama ini terbagi menjadi dua dilihat dari segi menundukkan syahwat, yaitu:
1 Orang yang bertobat dan syahwatnya telah berhasil ditundukkan.
Oleh karena itu, ia tidak lagi disibukkan dengan perlawanan terhadap syahwatnya.
2 Orang yang bertobat tetapi belum berhasil menundukkan syahwatnya secara total. Oleh karena itu, ia secara terus-menerus
melakukan perlawanan terhadap syahwatnya. b. Seseorang yang bertobat dengan konsisten mengerjakan ibadah wajib
dan meninggalkan dosa besar. Inilah golongan yang menempati tingkatan kedua orang yang
bertobat. Mereka yang termasuk dalam tingkatan ini kadang ter- gelincir dalam perbuatan dosa yang tidak sengaja dilakukannya.
Mereka mencela diri sendiri dan terus-menerus berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
Mereka yang berada dalam tingkatan ini masih sulit untuk bertobat secara total. Kemaksiatan telah mendarah daging dalam dirinya
sehingga ia masih tergoda untuk melakukan perbuatan maksiat. Mereka yang masuk dalam tingkatan ini harus memperbanyak amal
saleh agar amal baiknya lebih berat daripada amal buruk.
c. Seseorang yang bertobat dengan konsisten dalam beberapa lama,
tetapi dalam perjalanannya ia kadang dikalahkan oleh syahwat sehingga melakukan perbuatan dosa dengan sengaja.
Mereka yang berada dalam tingkatan ketiga ini selalu berusaha untuk mengerjakan ketaatan dan meninggalkan perbuatan dosa,
meskipun mereka dapat melakukan perbuatan dosa dan mengalahkan syahwatnya. Mereka berharap Allah Swt. memberi kekuatan kepada
mereka agar terlepas dari belenggu syahwat.