5 Apakah Ibu mengalami kesulitan
saat mengajarkan materi penjumlahan pecahan
menggunakan pendekatan PMRI? Kesulitannya saat menggunakan papan
pecahan karena belum pernah menggunakan alat peraga itu sebelumnya
6 Bagaimana upaya Ibu untuk
mengatasi masalah tersebut? Saya menjelaskan dengan perkalian silang
dan menggunakan KPK. Jika ada yang belum jelas saya menjelaskan kembali
sampai anak-anak jelas.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru merasa senang saat mengajarkan materi penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI
karena sebagian besar siswa menjadi lebih aktif. Namun guru masih mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda
menggunakan papan pecahan sehingga guru melakukan upaya dengan menjelaskan menggunakan perkalian silang dan KPK.
F. Refleksi Implementasi
Proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI secara keseluruhan sudah memunculkan
indikator-indikator setiap karakteristik PMRI. Namun kemunculan setiap indikator berbeda-beda. Ada yang muncul secara maksimal dan ada yang
muncul kurang maksimal bahkan belum muncul dalam pembelajaran. Karakteristik penggunaan masalah kontekstual sudah nampak dalam proses
pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas. Setiap indikator karakteristik tersebut sudah muncul secara maksimal. Penggunaan masalah kontekstual
disampaikan guru dengan menggunakan soal cerita yang dekat dengan kehidupan siswa. siswa dapat lebih mudah memahami permasalahan yang ada
dalam soal dan membantu mereka untuk menemukan konsep penjumlahan pecahan.
Karakteristik penggunaan model sudah nampak dalam proses pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas. Setiap indikator dari karakteristik tersebut sudah
muncul secara maksimal. Siswa dapat menemukan strategi informal untuk menyelesaikan masalah kontekstual dengan bantuan media dan alat peraga.
Siswa juga mampu menggnakan strategi formal yang ditunjukkan dengan memodelkan masalah dalam kalimat matematika, menggunakan rumus, dan
menggunakan langkah-langkah matematis. Hal ini didukung dengan pembimbingan guru untuk menjembatani strategi informal siswa ke strategi
formal. Guru memberikan soal dan memberikan contoh analogi dengan menggunakan gambar atau media dan alat peraga.
Karakteristik penggunaan kontribusi siswa sudah nampak dalam proses pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas. Indikator yang menunjukkan
adanya karakteristik penggunaan kontribusi siswa dalam pembelajaran muncul secara berbeda-beda. Ada yang muncul maksimal. Ada yang muncul kurang
maksimal bahkan ada yang belum muncul. Indikator pengungkapan berbagai strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah dan pemberian kesempatan
guru kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat sudah muncul maksimal. Indikator pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya terhadap pemecahan masalah muncul kurang maksimal. Pada kegiatan presentasi siswa sudah memberikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lain. Pada pembelajaran guru juga memberikan apresiasi kepada
siswa secara verbal maupun non verbal. Pada akhir pembelajaran siswa merumuskan pola penjumlahan yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
Siswa juga melakukan refleksi setelah mempelajari materi penjumlahan pecahan. Setelah kegiatan tersebut siswa mengerjakan soal evaluasi untuk
mengukur pemahaan siswa terhadap materi yangtelah dipelajari. Karakteristik penggunaan interaktivitas sudah nampak dalam proses
pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas. Indikator-indikator dari karakteristik penggunaan interaktivitas siswa yang terdiri dari guru dan siswa
serta siswa dan siswa sudah muncul dalam proses pembelajaran. Indikator yang menunjukkan adanya karakteristik penggunaan interaktivitas dalam proses
pembelajaran muncul secara berbeda-beda. Ada yang muncul maksimal. Ada yang muncul kurang maksimal bahkan ada yang belum muncul. Indikator
membangun norma kelas tidak muncul dalam proses pembelajaran. Sedangkan memberikan penguatan kepada siswa selama proses pembelajaran muncul
kurang maksimal. Hal itu dikarenakan siswa terlalu lama dalam menyelesaikan LKS. Namun indikator guru mengadakan tanya jawab dan melakukan
demonstrasi muncul secara maksimal dalam proses pembelajaran. Guru juga membimbing siswa dalam memecahkan masalah, memfasilitasi negoisasi antar
siswa, melakukan penilaian proses dan melakukan penilaian produk selama proses pembelajaran. Indikator interaktivitas antar siswa dan siswa sudah
muncul secara maksimal dalam proses pembelajaran. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya yang dikerjasakan melalui kerjasama. Siswa aktif memberikan
tanggapan dan memberikan apresiasi terhadap teman lain dan juga memperhatikan teman lain yang menyampaikan pendapatnya.
Karakteristik terhadap
keterkaitan sudah
muncul dalam
proses pembelajaran. Indikator adanya kaitan materi pecahan dengan materi lainnya
dalam satu mata pelajaran matematika dari karakteristik pemanfaatan keterkaitan intertwining sudah muncul maksimal dalam proses pembelajaran.
Indikator adanya materi kaitan materi pecahan dengan materi dari mata pelajaran di luar matematika dari karakteristik pemanfaatan intertwining
muncul kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran hanya muncul keterkaitan dengan materi di mata pelajaran bahasa
Indonesia.
156
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi
SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD N Daratan melalui beberapa tahapan.
Tahapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang pertama, mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri yang dihasilkan oleh penelitian
tahun sebelumnya yang kurang sesuai dengan lingkungan sekolah yang akan digunakan sebagai penelitian.
Tahapan yang kedua yaitu, merevisi perangkat pembelajaran. Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan soal
evaluasi. Revisi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk penelitian dan disesuaikan dengan pengalaman
belajar siswa. Tahapan yang ketiga yang dilakukan oleh peneliti yaitu, melakukan uji
validasi perangkat pembelajaran yang telah direvisi oleh peneliti. Uji validasi dilakukan oleh dua ahli matematika khususnya dalam pendekatan
PMRI dan satu guru kelas IV di SD yang akan digunakan untuk penelitian. Perangkat pembelajaran yang diuji validasi itu antara lain, silabus, RPP,