156
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika Standar Kompetensi
SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD N Daratan melalui beberapa tahapan.
Tahapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang pertama, mempelajari produk perangkat pembelajaran geometri yang dihasilkan oleh penelitian
tahun sebelumnya yang kurang sesuai dengan lingkungan sekolah yang akan digunakan sebagai penelitian.
Tahapan yang kedua yaitu, merevisi perangkat pembelajaran. Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan soal
evaluasi. Revisi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan lingkungan sekolah yang akan digunakan untuk penelitian dan disesuaikan dengan pengalaman
belajar siswa. Tahapan yang ketiga yang dilakukan oleh peneliti yaitu, melakukan uji
validasi perangkat pembelajaran yang telah direvisi oleh peneliti. Uji validasi dilakukan oleh dua ahli matematika khususnya dalam pendekatan
PMRI dan satu guru kelas IV di SD yang akan digunakan untuk penelitian. Perangkat pembelajaran yang diuji validasi itu antara lain, silabus, RPP,
bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi. Uji validasi dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen validasi perangkat pembelajaran yang telah
disusun dan disediakan oleh peneliti. Tahapan yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan uji
keterbacaan kepada siswa. Uji keterbacaan dilakukan kepada tiga siswa kelas IV di SD N Kempong. Peneliti memilih SD N Kempong sebagai
tempat untuk uji keterbacaan dikarenakan kemampuan dan proses pembelajaran di SD tersebut hampir sama dengan SD N Daratan. Peneliti
melakukan uji keterbacaan kepada 3 siswa dengan rincian 1 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, 1 perwakilan siswa yang
mempunyai kemampuan sedang, dan 1 perwakilan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Peneliti memilih tiga siswa atas saran yang diberikan
oleh guru kelas IV di SD N Daratan. Uji keterbacaan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran dengan sampel yang
lebih banyak dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dan pemahaman siswa terhadap perangkat pembelajaran yang akan
diimplementasikan oleh peneliti. Perangkat yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan uji keterbacaan kepada siswa, antara lain: Bahan Ajar,
Lembar Kerja siswa LKS, dan Soal Evaluasi. Tahapan terakhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu, melakukan
implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan pada siswa kelas IV SD N Daratan. Pada tahap implementasi ini, proses kegaiatan
pembelajaran penjumlahan pecahan siswa kelas IV SD N Daratan menggunakan pendekatan PMRI berlangsung selama empat kali pertemuan
dengan total alokasi waktu 9 jp. Proses pembelajaran diawali dengan doa dan salam sebagai pembukaan.
Kemudian guru menghantarkan siswa pada materi melalui cerita yang harus diselesaikan oleh siswa yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
kontekstual. Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok. Siswa secara berkelompok mendapatkan media lembar kerja. Media tersebut digunakan
oleh siswa untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang terdapat dalam media. Masalah yang didapatkan oleh siswa kemudian diselesaikan secara
berdiskusi bersama kelompok. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran merupakan media nyata yang terdapat di lingkungan
sekitar siswa seperti tahu, roti tawar, dan roti terang bulan. Setelah siswa selesai mendiskusikan masalah yang mereka dapatkan,
siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya melalui presentasi. Presentasi dilakukan secara bergantian dari kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain. Kelompok yang belum mendapatkan giliran mempresentasikan hasil diskusinya memperhatikan dan menanggapi hasil
dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya guru dan siswa
memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa bersama guru
melakukan penarikan kesimpulan mengenai materi yang sedang dipelajari.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan merangkum materi yang sedang dipelajari dan pemberian evaluasi akhir pertemuan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari hari ini dan diakhiri dengan kegiatan mengisi lembar refleksi mengenai proses pembelajaran
yang sedang berlangsung. Pelajaran ditutup dengan doa dan salam penutup. 2. Kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi
perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD N Daratan yaitu:
a. Karakteristik penggunaan konteks Indikator-indikator dari karakteristik penggunaan konteks yang terdiri
dari menggunakan masalah kontekstual, menggunakan permainan, menggunakan media dan alat peraga dan menggali pengetahuan awal
yang dimiliki siswa sudah muncul secara maksimal dalam proses pembelajaran.
b. Karakteristik penggunaan model Indikator-indikator dari karakteristik penggunaan model yang terdiri
dari penggunaan strategi formal oleh siswa dalam pemecahan masalah dan pembimbingan guru dalam menjembatani strategi informal siswa
ke strategi formal sudah muncul secara maksimal dalam proses pembelajaran.
c. Karakteristik penggunaan kontribusi siswa Indikator-indikator dari karakteristik penggunaan kontribusi siswa yaitu
pengungkapan berbagai strategi yang digunakan dalam pemecahan
masalah. Pemberian tanggapan terhadap strategi yang digunakan dan pemberian kesempatan oleh guru kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapat sudah muncul secara maksimal dalam proses pembelajaran. Indikator pengajuan pertanyaan oleh siswa yang mengarah pada
pembangunan konsep
pembelajaran belum
muncul dalam
pembelajaran. d. Karakteristik penggunaan interaktivitas siswa
Indikator-indikator dari karakteristik penggunaan interaktivitas siswa yang terdiri dari guru dan siswa serta siswa dan siswa sudah muncul
secara maksimal dalam proses pembelajaran. e. Karakteristik pemanfaatan keterkaitan intertwining
Indikator adanya kaitan materi pecahan dengan materi lainnya dalam satu mata pelajaran matematika dari karakteristik pemanfaatan
keterkaitan intertwining sudah muncul maksimal dalam proses pembelajaran. Kaitannya yaitu dengan materi penjumlahan bilangan
bulat, mengenal benda-benda yang berbentuk bangun datar, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK. Indikator adanya
materi kaitan materi pecahan dengan materi dari mata pelajaran di luar matematika dari karakteristik pemanfaatan intertwining muncul
kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran hanya muncul keterkaitan dengan materi di mata
pelajaran bahasa Indonesia.
B. Saran