POSISI KEUANGAN ASET FINANCIAL POSITION ASSET

103 PT Bakrieland Development Tbk 2015 Annual Report ASPEK KEUANGAN

I. POSISI KEUANGAN ASET

Total aset Perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp14.706,7 miliar pada 31 Desember 2014 menjadi Rp14.688,8 miliar pada 31 Desember 2015. Penurunan aset ini antara lain disebabkan oleh penurunan piutang usaha pihak berelasi atas sewa kantor. Piutang Piutang usaha mengalami penurunan sebesar 13,0 dari Rp625,7 miliar pada 31 Desember 2014 menjadi Rp544,4 miliar pada 31 Desember 2015. Penurunan piutang usaha terjadi pada piutang kepada pihak berelasi terkait pembayaran sewa ruang perkantoran dan penjualan unit perkantoran kepada pihak terkait di tahun tersebut. Persediaan Perusahaan mencatat peningkatan persediaan dari Rp1.782,1 miliar pada 31 Desember 2014 menjadi Rp1.883,8 miliar pada 31 Desember 2015. Persediaan ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian, maupun dalam bentuk tanah. Cadangan Lahan Bagi perusahaan properti, ketersediaan cadangan lahan land bank dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi yang strategis merupakan modal pokok yang akan menjamin kelangsungan usaha di masa yang akan datang. Pada 31 Desember 2015, total cadangan lahan Perusahaan tercatat sebesar Rp1.724,2 miliar, sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan Rp1.740,4 miliar pada 31 Desember 2014. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh penjualan tanah di Jakarta Selatan kepada PT Pertamina oleh anak perusahaan. Per 31 Desember 2015 perusahaan memiliki cadangan lahan seluas 1.022,23 hektar yang terletak di Bogor Jawa Barat, Sidoarjo Jawa Timur, Kalianda Lampung Selatan dan Karet Kuningan Jakarta Selatan. FINANCIAL ASPECTS

I. FINANCIAL POSITION ASSET

The Company’s total assets decreased from Rp14,706.7 billion on 31 December 2014 to Rp14,688.8 billion on 31 December 2015. Mainly due to decrease of related parties trade receivables from oice rent. Receivables Receivables fell 13.0 from Rp625.7 billion on 31 December 2014 to Rp544.4 billion on 31 December 2015. A reduction in account receivables essentially occurred for related party receivables related to the payment of oice lease and sale of oice units to related parties in that year. Inventory The Company recorded an increase in inventory from Rp1,782.1 billion on 31 December 2014 to Rp1,883.8 billion on 31 December 2015. Inventory arises from the Company’s operational activities which were related to the development of property projects that produce buildings that are ready for sale, still in progress or in land form. Land Bank For a property company, the availability of land banks on a fairly large scale and strategically located is a principal asset to guarantee business sustainability in years to come. On 31 December 2015, the Company’s land bank totaled Rp1,724.2 billion, a slight decrease compared to Rp1,740.4 billion on 31 December 2014. This decline among others was attributed to the sale of land in South Jakarta to PT Pertamina by a subsidiary. As of 31 December 2015, the Company owned land bank totaling 1,022.23 hectares in Bogor West Java, Sidoarjo East Java, Kalianda South Lampung and Karet Kuningan South Jakarta. 104 PT Bakrieland Development Tbk Laporan Tahunan 2015 Tinjauan Keuangan Financial Review Aset Tetap Perusahaan mencatat kenaikan aset tetap dari Rp3.082,6 miliar pada 31 Desember 2014 menjadi Rp3.114,1 miliar pada 31 Desember 2015 sebagai akibat dari adanya penambahan aset tetap PT Jasa Boga Raya yang diakuisisi pada tahun 2015. Goodwill dan Uang Muka Penyertaan Saham Goodwill yang dicatat Perusahaan relatif tidak mengalami banyak perubahan di tahun 2015, yaitu tercatat sebesar Rp1.727,4 miliar dibandingkan dengan Rp1.713,4 miliar di tahun 2014. Kenaikan goodwill ini timbul akibat akuisisi PT Jasa Boga Raya pada tahun 2016. LIABILITAS Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek yang sedang dibangun adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasisukuk, maupun dari perbankan dan sumber lainnya. Hal ini dikarenakan Perusahaan membangun proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar. Utang bank jangka pendek tercatat sebesar Rp653,3 miliar pada 31 Desember 2015 atau menurun dibandingkan posisi 31 Desember 2014 menjadi sebesar Rp693,7 miliar. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh pelunasan beberapa utang bank di tahun tersebut. Disamping utang bank jangka pendek, juga terdapat utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun yaitu sebesar Rp243,7 miliar pada 31 Desember 2015. Jumlah ini sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan Rp228,7 miliar pada 31 Desember 2014. Selain itu juga terdapat utang obligasi konversi yang jatuh tempo sebesar Rp3.194,2 miliar pada 31 Desember 2015, meningkat dari Rp2.514,3 miliar pada 31 Desember 2014. Obligasi konversi atau Equity-Linked Bonds sebesar USD155 juta ini diterbitkan oleh anak perusahaan pada tahun 2010 dan telah jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2015. Perusahaan selaku penjamin obligasi masih melakukan diskusi dan negosiasi dengan Coordinating Committee Co-Com yang terdiri dari pemegang obligasi utama, untuk mencapai kesepakatan tentang penjadualan ulang obligasi. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, hasil negosiasi tersebut belum dapat ditentukan. Fixed Assets The Company saw an increase in its ixed assets from Rp3,082.6 billion on 31 December 2014 to Rp3,114.1 billion on 31 December 2015 as a consequence of additional ixed assets for PT Jasa Boga Raya which were acquired in 2015. Goodwill and Advances in Investment The value of goodwill which the Company recorded did not experience a signiicant change in 2015, at Rp1,727.4 billion compared to Rp1,713.4 billion in 2014. This increase in goodwill is due to the acquisition of PT Jasa Boga Raya. LIABILITIES One of the Company’s sources of inancing for ongoing projects is loans, either from the capital market such as bondssukuk or from banking institutions or other sources. This is because the Company develops large-scale property and infrastructure projects that require substantial funds. Short-term bank loans amounted to Rp653.3 billion on 31 December 2015 which was a decrease compared to the position on 31 December 2014 of Rp693.7 billion. This declining trend is partly due to the settlement of several bank loans for that year. In addition to short-term bank loans, there were also long-term bank loans which will mature within a year to the tune of Rp243.7 billion on 31 December 2015. This amount was a slight increase from Rp228.7 billion on 31 December 2014. Furthermore, convertible bonds worth Rp3,194.2 billion were due on 31 December 2015, an increase from Rp2,514.3 billion on 31 December 2014. Convertible bonds or equity-linked bonds to the amount of USD155 million were issued by a subsidiary in 2010 and reached their maturity on 23 March 2015. As guarantor, the Company continued discussions and negotiate with the Coordinating Committee Co-Com that consisted of several sizeable holders of the bonds, for the purpose of reaching an agreement on bond rescheduling. As of 31 December 2015, negotiations were still ongoing in inding an amicable solution to the negotiations. 105 PT Bakrieland Development Tbk 2015 Annual Report Selain utang bank jangka pendek dan obligasi konversi, perusahaan juga memiliki utang bank jangka panjang yang mengalami peningkatan dari Rp742,8 miliar pada 31 Desember 2014 menjadi Rp777,2 miliar pada 31 Desember 2015. EKUITAS Pada tanggal 31 Desember 2015, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp6.571,8 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,6 dibandingkan dengan Rp7.505,6 miliar pada 31 Desember 2014 sebagai akibat dari rugi bersih yang dicatat oleh Perusahaan pada tahun tersebut.

II. KINERJA KEUANGAN PENGHASILAN USAHA