V.
GAMBARAN UMUM USAHA TAMBAK KABUPATEN KARAWANG
5.1 Potensi Perikanan
Potensi perikanan Jawa Barat cukup tinggi khususnya perikanan budidaya tambak di sepanjang pesisir Utara Jawa Barat. Terdapat 6 enam kabupaten yang
memiliki potensi perikanan budidaya tambak yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Bekasi, seperti tercantum pada tabel 6. Potensi perikanan budidaya pantai terbesar adalah Kabupaten Indramayu, sedangkan Kabupaten Karawang
merupakan sumber perikanan terbesar kedua, dengan potensi lahan tambak sebesar 18 348 hekatar dan produktivitas 1 845 kg perhektar.
Tabel 8. Luas dan Produksi Tambak Pantura Tahun 2009
No. Lokasi
Luas ha Produksi
ton Jumlah
Pembudidaya Produktivitas 1.
Kota Cirebon 91
47.08 200
0.517 2.
Kabupaten Cirebon 7 500
16.067.30 431
2.142 3.
Indramayu 22 800
50 588.03 6 565
2.219 4.
Subang 10 000
18 810.14 548
1.881 5.
Karawang 18 348
33 848.60 3 887
1.845 6.
Bekasi 12 000
21 820.89 1 167
1.818 Sumber : Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut, 2010
Kabupaten Karawang memiliki enam kecamatan pantai yang menghadap ke Laut Jawa Pantai Utara Jawa Barat dengan panjang pantai 87 km.
Karakteristik lingkungan yang memadai diantaranya topografinya yang landai sepanjang garis pantai, sehingga merupakan potensi yang besar bagi kabupaten ini
untuk mengembangkan perikanan tambak. Ke enam kecamatan pantai tersebut adalah Pakisjaya, Batujaya, Cibuaya, Pedes, Tempuran dan Cilamaya.
Perkembangan luasan lahan tambak di pesisir ini selama 21 tahun sejak tahun 1989 sampai dengan tahun 2010, bervariasi seperti ditampilkan pada Tabel 6.
Adanya kebijakan pemekaran kecamatan tahun 20062007, jumlah kecamatan dipesisir utara Kabupaten Karawang bertambah dari 6 kecamatan dimekarkan
menjadi 9 kecamatan pesisir utara, sehingga luasan tambak berubah mengikuti batasan yang ditetapkan.
Tabel 9. Luasan Lahan Tambak Di Pesisir Utara Kabupaten Karawang Tahun 1989 – 2010
Kecamatan 1989 1999 2004 2010
Hektar Hektar Hektar
Hektar Persen
Pakisjaya 1541 2597
2698 2908
7.8 Batujaya 3710
5683 5769
2232 -61.3
Cibuaya 3321 5329
5679 5029
-11.4 Pedes 647
1060 1115
565 -49.3
Tempuran 40 872
920 833
-9.5 CilamayaWetan 284
1163 1385
1132 -18.3
Cilamaya Kulon -
- -
79 -
Cilebar - -
679 -
Tirtajaya - -
- 4817
-
Total 9543 16704
17565 18
273 4.0
Pertumbuhan 75.04
5.15 4.0
Sumber Radiarta dkk 2007 dan Dinas Perikanan. Kelautan Dan Peternakan Kabupaten Karawang 2011
Kecamatan Batujaya merupakan kecamatan dengan luasan tambak terbesar mencapai 32.8 persen dari luasan tambak Pesisir Utara Kab Karawang. Sedangkan
dari segi penambahan luasan tambak, Kecamatan Cibuaya tergolong padat dengan perkembangan luasan tambak sekitar 2.358 hektar selama 15 tahun tahun 1989 -
2004. Tahun 1989 sebaran lahan tambak terkonsentrasi di kecamatan Batujaya dan Cibuaya dengan total luasan hampir mencapai 75 . Peningkatan sangat
berarti ditemui di semua kecamatan pada tahun 1999, dari sekitar 400 hektar di Kec Pedes sampai sekitar 2000 hektar di Kec. Cibuaya. Peningkatan lahan tambak
ini memanfaatkan semua lokasi yang terletak di Pesisir Utara Kab. Karawang. Tahun 2004 mulai terjadi penurunan jumlah penambahan luasan tambak, berkisar
antara 47 hektar di Kec. Tempuran sampai 350 hektar di Kec.Cibuaya. Perkembangan 5 tahun berikutnya sampai dengan tahun 2010 penambahan luasan
potensi tambak hanya 4 persen, namun terjadi penurunan luasan tambak yang merata di semua kecamatan karena adanya pemekaran. Penciutan lahan terbesar
berada di Batujaya dan Pedes. Kecamatan yang baru dimekarkan adalah Cilamaya Kulon, Cilebar dan Tirtajaya.
Pertambahan perluasan tambak yang cepat selama 15 tahun 1989 – 2004 di Pesisir Utara Kab Karawang mencapai 184 . Namun perkembangan
pemanfaatan luas tambak pada tahun 2010 mengalami penurunan, dimana luas areal tambak yang dimanfaatkan hanya mencapai 13 405 ha. Penciutan lahan
Tabel 10. Rekapitulasi Produksi Ikan, RTP dan Luas Areal Tambak Yang Dimanfaatkan Tahun 2010
No Kecamatan RTP Luas Areal Ha
Produksi Ton
Produksi Rata-Rata
TonHa
Potensi Diman faatkan
1 Batujaya 438
2232 1587.2
7057.94 4.45 2 Cibuaya
329 5029
2795.19 4845.05 1.73
3 Cilamaya Kulon
38 79
79 472.49 5.98
4 Cilamaya wetan 506
1132.25 1132.25
3187.47 2.82 5 Cilebar
682 678.7
678.7 2169.97 3.20
6 Pakisjaya 305
2907.66 2907.66
6375.86 2.19 7 Pedes
36 565
561 2006.64 3.58
8 Tempuran 185
832.69 663.2
2745.34 4.14 9 Tirtajaya
1390 4817
3664 6240.43 1.70
Jumlah 3909
18 273 13 405
35101.19 2.62
Sumber : Dinas Perikanan. Kelautan Dan Peternakan Kab Karawang 2011
tambak terbesar terjadi di Kecamatan Batujaya dan Pedes, dengan total penurunan sebesar 61.3 persen dan 49.3 persen. Hal ini terjadi karena ada pemekaran
Kecamatan Batujaya sebagian menjadi Tirtajaya dan hilangnya lahan tambak akibat abrasi di sekitar Kecamatan Pedes. Kebijakan pemekaran tahun 20062007
jumlah kecamatan pesisir Kabupaten Karawang menjadi 9 Kecamatan dengan distribusi potensi lahan dan tingkat produksi yang telah dicapai, sebagaimana
tercantum pada Tabel 10. Bila dibandingkan luasan tambak yang dimanfaatkan tahun 2004 dan 2010
terjadi penurunan sebesar 23.7 dengan produktivitas produksi rata-rata mencapai 2.62 ton perha pertahun. Berdasarkan luas usaha tambak yang
diusahakan tidak mengalami perubahan selama 7 tahun yaitu rata-rata setiap rumahtangga petambak RTP mengusahakan tambak seluas 3.43 ha yang
termasuk kategori usaha kecil. Pola budidaya yang diterapkan petambak umumnya tradisional atau tradisional plus dimana petambak telah memberi
tambahan pakan, pupuk dan pestisida walaupun tanpa kincir air. Untuk mengatasi
limbah yang terbawa bersamaan dengan pemasukan air dibuatkan kolam tandon sebagai tempat pengendapan limbah. Selanjutnya air ini digunakan untuk mengisi
dan mengganti air tambak.
5.2 Produksi Usaha Tambak
Usaha tambak yang dikelola masyarakat Pesisir Utara Kabupaten Karawang sebagian besar tergolong usaha skala kecil yang dimiliki keluarga
dengan sistem monokultur dan polikultur yang mengacu kepada tingkat teknologi tradisional dan tradisional plus. Tambak tradisional plus merupakan
pengembangan dari tambak tradisional yang mendapat tambahan input dalam jumlah yang terbatas seperti pakan dan pupuk pelengkap. Sementara tambak
tradisional atau ekstensif, dicirikan oleh ketergantungan pada pergantian air pasang surut laut, produktivitas alami dan benur alami.
Produksi sektor perikanan Kabupaten Karawang didominasi perikanan budidaya usaha tambak sebesar 76 persen seperti terlihat pada Tabel 8. Secara
umum tingkat produksi dari perikanan tangkap mengalami penurunan setiap tahunnya -7.3 persen sampai -31.9 persen, sementara produksi budidaya
mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai 0.9 persen pada teknologi minapadi di sawah dan tertinggi 10.3 persen pada teknologi kurung jaring apung
di perairan umum. Produksi usaha tambak yang telah menjadi andalan bidang perikanan Kabupaten Karawang, dari tahun 2005 – 2009 cenderung stagnan
cenderung mengalami perlambatan. Terlihat dari laju pertumbuhan yang relatif kecil sebesar 2 persen pertahun. Ini menunjukkan tingkat teknologi yang
digunakan sudah mencapai titik jenuh. Sementara produktivitas pertahun relatif kecil yaitu 2.36 - 2.62 ton perhektar.
Produksi tambak umumnya diserap oleh pasar lokal dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi penduduk. Peranananya dalam perekonomian
Kabupaten Karawang terjadi melalui pengupahan tenaga kerja, pembelian input tambak, dan transaksi penjualan produk tambak. Tingkat konsumsi ikan sebagai
sumber protein utama di masyarakat Kabupaten Karawang terlihat cukup tinggi, dimana tingkat konsumsi ikan rata-rata 23.65 kg pertahun, dengan pertumbuhan
10 persen selama 5 tahun dari tahun 2006-2010 sedangkan tingkat konsumsi
daging, telur dan susu masing-masing sebesar 9.1; 7.01 dan 0.27 kgtahun. Ini menunjukkan daya serap pasar lokal terhadap produksi hasil-hasil perikanan
dalam Kabupaten Karawang sendiri cukup tinggi. Sehingga menjamin keberlangsungan usaha bidang perikanan.
Tabel 11. Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Karawang,2005-2010
No Jenis
Perairan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Perikanan Tangkap ribu ton
1.Laut 10.22
10.22 10.53
7.36 7.59 7
.61 2.Perairan
Umum 0.61
0.62 0.64
0.33 0.35 0.19
2 Perikanan Budidaya ribu ton
1.Tambak 31.69
31.85 32.95
33.98 35.01 35.10
2.Kolam 1.95
2.22 2.09
2.16 2.22 2.22
3.Sawah 0.57
0.60 0.63
0.65 0.67 0.61
4.KJA 0.086
0.089 0.15
0.16 0.16 0.16
Jumlah ribu ton 45.14
45.63 47.01
44.66 46.00
45.91 Konsumsi Kgperthn
- 21.99
23.67 23.71
24.42 24.45
Luas tambak ha 13 405
13 405 13 405
13 405 13 405
13 405 Produksi rata-rata
tambak tonha 2.36
2.38 2.46
2.54 2.61 2.62
Laju pertumbuhan tambak
2.00 0.53
3.44 3.14
3.00 0.27 Sumber : Dinas Perikanan, Kelautan Dan Peternakan Kabupaten Karawang 2011
Laju pertumbuhan produksi usaha tambak berfluktuasi setiap tahunnya, pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007 sebesar 3.44 dan terendah tahun
2010 sebesar 0.27. Sementara luas lahan usaha tambak tidak mengalami perkembangan begitu juga dengan produktivitas usaha tambak yang
mengindikasikan adanya kemandegan levelling off teknologi budidaya usaha tambak.
Kontribusi nilai produksi usaha tambak tahun 2005-2010 sangat besar mencapai 73.49 - 89.20 dari total nilai produksi sektor perikanan Kabupaten
Karawang yang menunjukkan bahwa budidaya usaha tambak merupakan andalan sektor perikanan. Bila dilihat indikator pertumbuhan nilai produksi terlihat sangat
fluktuatif dimana terjadi penciutan persentase pertumbuhan yang sangat tajam pada tahun 2006 sebesar – 40.44 . Hal ini karena adanya serangan penyakit pada
berbagai jenis udang yang menyebabkan terjadi kegagalan panen sehingga produksi menurun sebesar 72-77 . Dilihat dari perolehan nilai produksi
Perikanan selama lima tahun terakhir, tercantum pada Tabel 12.
Tabel 12. Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Karawang Tahun 2005-2010.
No Jenis Perairan
2005 2006 2007
2008 2009 2010
1 Perikanan Tangkap Rp.1 000 000
1.Laut 43.379
65.493 69.060 48.319 49.899 50.127 2.Perairan
Umum 2.613 3.974
4.130 4.298
4.416 2.526 2
Perikanan Budidaya Rp.1 000 000 1.Tambak 488.047 290.681 312.56
728.588 739.443 656.270 2.Kolam
12.508 15.042 30.205 14.340 31.132 30.146
3.Sawah 3.711
4.405 4.678 10.644 10.965 10.006 4.KJA
656 693 4.678 10.644
2.215 2.260
Jumlah 550.917
380.291 425.314
816.835 838.073
751.338 Laju
pertumbuhan 2.35 -30.97
11.84 92.05 2.60 -10.35
LP tambak 1.81
-40.44 7.53
133.10 1.49
-11.25 Kontribusi
tambak 88.59 76.44
73.49 89.20 88.23 87.35
Sumber : Dinas Perikanan. Kelautan Dan Peternakan Kabupaten Karawang 2011
Sementara tahun 2008 terjadi peningkatan laju pertumbuhan sangat tinggi mencapai 133 , hal ini karena adanya koreksi harga pada udang sebesar 20
sampai kenaikan harga 100 pada ikan mujaer dan blanak, disamping adanya pemulihan volume produksi jenis-jenis udang. Sementara pertumbuhan nilai rata-
rata tambak pertahun hanya 18 persen, merupakan pertumbuhan terkecil dibandingkan budidaya lain.
Saat ini komoditas yang dibudidayakan lebih didominasi ikan bandeng sementara udang hanya merupakan sambilan. Kondisi ini dapat dipahami,
mengingat kualitas perairan pesisir yang telah tercemar menyebabkan petambak merubah pola tanam dari budidaya udang ke jenis ikan lain yang mampu bertahan
hidup seperti bandeng, blanak, mujaer, begitu juga jenis udang yang dibudidayakan selain udang windu seperti udang putih dan udang api-api.
Terdapat enam komoditas perikanan usaha tambak yang diusahakan masyarakat yaitu: bandeng, mujaer, blanak, udang windu, udang putih dan udang api-api.
Komoditi bandeng mendominasi hasil usaha tambak sebesar 45.65 persen dari hasil total produksi usaha tambak. Sementara udang windu yang merupakan
komoditas ekspor hanya sebesar 15.93 persen. Terjadi perubahan dominasi komoditas yang dibudidayakan. Ini merupakan suatu cara bagi petambak untuk
menghindari risiko kegagalan panen udang, mengingat perairan kawasan tambak
telah mengalami pencemaran berat. Hal ini menunjukkan bahwa daya dukung lahan tambak telah jenuh dan pemanfaatan lahan untuk pertambakan di Pesisir
Utara Kabupaten Karawang telah terindikasi pemanfaatan yang berlebihan over exploited
. Penyebaran produksi usaha tambak perkecamatan setelah kebijakan pemekaran wilayah, tercantum pada Tabel 13.
Tabel 13. Produksi Komoditas Usaha tambak Kabupaten Karawang Tahun 2009 Ton
No Kecamatan Komoditas Tambak
Bandeng Mujaer Blanak Udang Windu
Udang Api-Api
Udang Putih
1 Batujaya 1
824.4 1 815.2
532.8 979.4 781.5 578.7 2
Cibuaya 1 349.3
1 170.4 365 676.5
535.4 396.5
3 Cilamaya Wetan
1 161.1 86 6
314.4 1096.4
461.2 341.5
4 Cilamaya Kulon
155.5 64 54 103
79.1 58.6
5 Cilebar
681.8 83.4 227.8 773.6 334.1 274.4 6
Pakisjaya 4 155.4 894.8 150.2 211.7 220.3 163.1
7 Pedes
1 020.5
72.8 148.6 399 218 161.4
8 Tempuran 861
171.8 319.1 702.6 468 346.6 9
Tirtajaya 4 771
10 205.5
6 36.3 301.4
2 23.2
Jumlah 15 980.1
4 528 2 317.4
5 578.4 3 399.1
2 517
Sumber : Data Statistik Dinas Perikanan. Kelautan Dan Peternakan. 2010
5.3 Karakteristik Usaha Tambak Responden
Informasi awal tentang responden diperoleh dari instansi Dinas Perikanan dengan bantuan UPTD Unit Pelaksana Tingkat Daerah dan Ketua Kelompok
Petambak yang memahami kondisi daerah penelitian. Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Tempuran serta Tirtajaya memiliki UPTD yang
memberikan respon baik terhadap penelitian ini, sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul dengan baik dan benar. Tetapi untuk kecamatan lainnya respon
yang diberikan kurang memenuhi kebutuhan data. Sehingga menggunakan metode snowballing atau ‘getok tular’, dimana satu responden yang berhasil
diwawancarai diminta informasinya tentang usaha tambak lainnya. Awalnya jumlah responden ditetapkan sebanyak 5 persen dari jumlah rumahtangga
petambak RTP, yakni sekitar 200 usaha tambak. Namun dari jumlah tersebut