2.2 Konsep Efisiensi Teknis dan Efisiensi Lingkungan
Efisiensi teknis pertamakali didefinisikan oleh Koopman 1951 diacu dalam Kumbhakar dan Lovell 2000 bahwa produsen mencapai efisiensi secara
teknis jika dan hanya jika tidak mungkin lagi menghasilkan lebih banyak output tanpa mengurangi sejumlah output lainnya atau menambah sejumlah input yang
digunakan. Pengukuran efisiensi teknis tergantung juga dengan konsep produksi yang digunakan. Pengukuran efisiensi teknis dapat dibedakan dalam konsep
single-output production frontier yakni satu input dengan satu output dan konsep multiple-output distance function yakni beberapa input menghasilkan beberapa
output Kumbhakar dan Lovell, 2000. Faktor-faktor lingkungan mempengaruhi pertanian produktivitas produksi
dan efisiensi, tetapi mereka sering diabaikan dalam perkiraan, menyebabkan hasil yang bias. Produksi pertanian sangat bergantung pada kondisi lingkungan
Sherlund, et al., 2002, Rahman dan Hasan, 2008. Menurut Sherlund, et al. 2002, Long dan Yabe 2011 faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi beras
produksi meliputi curah hujan bervariasi, serangan hama dan gulma, dan kondisi lingkungan ainnya. Mengabaikan faktor-faktor, estimasi akan mempengaruhi
output dan input, dan menyebabkan sub-optimal produktivitas dan efisiensi Sherlund, et al., 2002, Rahman dan Hasan, 2008.
Saat ini, kemajuan pesat di bidang bioteknologi telah menyebabkan peningkatan besar dalam potensi hasil panen dan toleransi tanaman dan ketahanan
terhadap kekeringan, hama, dan penyakit-masalah yang mengurangi potensi produktivitas tanaman utama di negara berkembang Conway, 1997. Dengan
globalisasi yang cepat dari benih utama dan industri agrokimia ke negara-negara berkembang, hal ini menjadi semakin penting bagi petani untuk menjadi lebih
efisien dalam kemampuan mereka untuk mengakses dan menggunakan teknologi yang tersedia. Sherlund, et al., 2002, produsen dengan menggunakan teknologi
yang sama dan kemampuan yang sama, akan menghasilkan jumlah yang berbeda dari biji-bijian jika dihadapkan dengan curah hujan yang berbeda, penyakit
tanaman, serangan hama atau gulma, atau produksi lingkungan lainnya. Selain itu, petani akan menyesuaikan input yang dapat dikendalikan, seperti tenaga kerja,
tanah,dan pupuk, sebagai respons terhadap kondisi lingkungan. Ini gambaran mendasar dari pertanian rakyat karenanya diperlukan perkiraan frontier produksi.
Peneliti pertama yang melakukan pendugaan harga bayangan polutan adalah Pittman 1981 yang menghususkan pada kendala masalah
memaksimumkan keuntungan, yang menguji polutan sebagai input konvensional. selanjutnya Fare et.al. 1993 menghadirkan model harga bayangan dimana
polutan diperlakukan sebagai produk yang tidak diinginkan atau output buruk. Harga bayangan Shadow price merupakan turunan dari fungsi jarak output
sheppard dan diinterpretasikan sebagai Marginal Abatemen Cost MAC. Berdasarkan hasil penelitian Pittman 1983, Fare 1989 dan Reinhard
1999 menunjukkan bahwa Indeks kinerja lingkungan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu indeks lingkungan menyesuaikan indeks perubahan
produktivitas dan menyesuaikan dengan pengukuran efisiensi teknik, membentuk gabungan hitungan dampak lingkungan kedalam vektor input. Indeks lingkungan
dapat juga dikategorikan kedalam hitungan yang menggunakan teknik deterministik , dapat juga parametrik atau non parametrik, yang diestimasi
dengan teknik stokastik parametrik. Efisiensi lingkungan dapat di definisikan sebagai rasio minimum yang layak dari penggunaan input yang mengganggu
lingkungan, kondisi pada tingkat pengamatan dari output yang diinginkan dan input konvensional.
2.2 Penelitian terdahulu
Analisis efisiensi dan produktivitas dalam bidang pertanian umumnya dan perikanan khususnya telah banyak dilakukan. Namun analisis terkait dengan
polutan yang berpengaruh terhadap efisiensi tambak, belum banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini secara ringkas
dipaparkan sebagai berikut :
2.2.1 Efisiensi dan Produktivitas Usaha Tambak
Seperti yang telah dibahas di dalam banyak literatur, pertumbuhan produktivitas dapat dibedakan atas perubahan teknologi technological change,
TC dan efisiensi teknis technical eficiency, TE. Pembagian ini dimungkinkan