Untuk Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano No
Atribut FungsionalDisfungsional Skor
Kesesuaian dengan fasilitas 1. Suka
2. Mengharapkan 3. Netral
4. Toleransi 5. Tidak suka
Ketidaksesuaian biaya dengan fasilitas 1. Suka
2. Mengharapkan 3. Netral
4. Toleransi 5. Tidak suka
Sumber: A. Theresia. 2001
3.4. Skala Likert
Mutu jasa atau produk dapat juga diindeks dengan kekuatan jawaban menuju ke setiap butir kepuasan. Format tipe likert dirancang untuk
memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasaproduk J. Suprato, 1997: 85. Adapun di dalam skala
likert, tingkat kepentingan responden terhadap suatu pertanyaan dalam angket diklafikasikan sebagai berikut :
1. Sangat penting, dengan simbol SP . 2. Penting, dengan simbol P
3. Cukup penting, dengan simbol CP 4. Tidak penting, dengan simbol TP
5. Sangat Tidak penting, dengan simbol STP
Universitas Sumatera Utara
Penilaian skor yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan harapan sebagai berikut :
1. Menggantikan sementara untuk penggantian untuk huruf pilihan pada setiap item. Harga sementara yang diberikan untuk setiap kategori jawaban dapat
dilihat dalam Tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Skala Klasifikasi Jawaban
Sumber: A. Theresia. 2001
3.5. Quality Function Deployment
5
Quality Function Deployment QFD merupakan suatu alatmetode yang digunakan untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam penyusunan standar layanan. Sedangkan definisi atau pengertian Quality Function Deployment QFD berdasarkan pendapat para ahli
atau pakar sebagai berikut : 1. Cohen 1995 memberikan definisi atau pengertian Quality Function
Deployment QFD sebagai sebuah metode yang dipakai untuk mengembangkan dan merencanakan produk agar tim pengembang dapat
menspesifikasi secara rinci kebutuhan dan keinginan customer.
5
http:id.shvoong.combusiness-managementtechnology-operations-management2180652 definisi-atau-pengertian-quality-functionixzz1nyAJT9eh
Universitas Sumatera Utara
2. Ermer 1995 memberikan definisi atau pengertian Quality Function Deployment QFD sebagai sebuah metode perbaikan kualitas yang
didasarkan pada pencarian input secara langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bagaimana cara memenuhi input tersebut.
3. Akao 1990 memberikan defenisi bahwa QFD merupakan metose sistematis untuk mendapatkan sebuah produk berkualitas yang membutuhkan proses
rekayasa dengan sangat memperhatikan keinginan konsumen.
6
Quality Function Deployment QFD digunakan untuk menangkap suara dan keinginan customer, kemudian mengkonversikannya ke dalam strategi yang
tepat serta produk dan proses yang dibutuhkan. Harapan-harapan dari customer diterjemahkan kedalam kebutuhan-kebutuhan yang spesifik menjadi arah
perencanaan strategi dan tindakan teknik. Tindakan-tindakan teknik yang dilakukan dalam Quality Function Deployment QFD meliputi empat proses
utama, yaitu product planning, design planning, process planning dan production planning. Proses-proses tersebut merupakan suatu susunan proses yang
terstruktur dan sistematis, yang memudahkan teknisi untuk mewujudkan keinginan customer dengan tepat. Setiap proses saling berurutan dan
berkesinambungan satu dengan yang lain, sehingga tidak dapat dilakukan secara terpisah.
3.5.1. Tahapan QFD
7
Ada beberapa tahapn dalam membuat QFD, antara lain:
6
Agung, Yuniarto Hari. 2006. Pengukuran dan Peningkatan Kinerja Perusahaan Dalam Kerangka Business Process re-engineering BPR Dengan Menggunakan Metode Quality
Function Deployment QFD. Volume 3, Nomor 2, Edisi Mei 2006. ISSN 1693-704 X
7
Ginting, Rosnani. Perancangan Produk. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hlm. 143-146
Universitas Sumatera Utara
1. Fase I adalah mengumpulkan suara pelanggan voice of customer, yaitu penentuan kebutuhan atribut yang diperoleh melalui kuesioner.
2. Fase II adalah menyusun rumah kualitas house of quality, yang terdiri ataspenentuan derajat kepentingan, evaluasi kinerja atribut terhadap pesaing,
nilaitarget, rasio perbaikan, sales point, bobot, normalisasi bobot, parameter teknik,hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan konsumen,
hubungan antar parameter teknik, nilai matriks interaksi dengan parameter teknik, prioritas dari setiap parameter teknik.
3. Fase III adalah analisa dari tahap-tahap di atas.
3.5.2. Manfaat QFD
8
Adapun manfaat dari QFD adalah sebagai berikut: 1. Rancangan produk baru dapat dipusatkan pada kebutuhan pelanggan karena
kebutuhan tersebut sudah lebih dulu dipahami. 2. Kegiatan menganalisa dapat lebih diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan
pelanggan. 3. Dapat menganalisis kinerja produk perusahaan terhadap pesaing utama untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Dapat memfokuskan pada upaya rancangan sehingga akan mengurangi waktu
untuk perubahan rancangan secara keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu pemasaran produk baru
5. Dapat mendorong terselenggaranya tim kerja antardepartemen
8
Ibid. Ginting, Rosnani. Hlm. 136-137
Universitas Sumatera Utara
6. Dapat menyediakan cara untuk membuat dokumentasi proses dan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan.
3.5.3. Struktur QFD
Penerapan metodologi QFD dalam proses perancangan produkjasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produkjasa atau disebut
dengan house of quality. Bagan HOQ dapat dilihat pada Gambar 3.2.
A Customer Needs and Benefits
D Relationships
- What do the customer requirement mean to the manufaktur
- Where are the interactions between relationships
F Technical Matrix
- Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks
- Technical Targets B
Planning Matrix - Importance to Customer
- Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance
- Goal - Improvement Ratio
- Sales Point - Raw Weight
- Normalized Raw Weight C
Technical Response Technical Requirement
E Technical Correlations
Gambar 3.2. House of Quality
Sumber: Rosnani Ginting. 2009
3.6. Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch Triz
Secara umum TRIZ merupakan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari alam biologi, fisika,
kimia,dll, ilmu pengetahuan yang mempelajari kebiasaan dan kehidupan manusia
Universitas Sumatera Utara
dalam bermasyarakat psikologi, sosiologi, dll, ilmu pengetahuan yang mempelajari objek buatan teknik rekayasa, disain, root cause dll.
Metode TRIZ, yang merupakan singkatan dari phrase dalam bahasa Rusia yang diterjemahkan menjadi terori dari pemecahan masalah inventif
dikembangkan pada tahun 1946 oleh Genrich Altshuller, seorang tentara Rusia berusia 22 tahun. TRIZ adalah pendekatan sistematis, yang dirancang untuk
menyelesaikan berbagai masalah teknis, apapun sumbernya. TRIZ menggunakan otak kiri, ilmiah, dan meliputi proses yang dilakukan langkah demi langkah, yang
didasarkan pada ratusan studi mengenai paten inovatif sedunia. Dalam perspektif Six Sigma, TRIZ adalah metodologi yang dipergunakan
untuk pegembangan dan peningkatan daya-daya kreativitas dan daya-daya inovatif. Kreativitas diperlukan dalam merumuskan berbagai pemecahan masalah,
implementasi “trial and error” yang dilakukan secara konvensional dan bersifat alami natural. Pada kondisi tertentu, situasi di dalam aktivitas bisnis pasti akan
bersifat sangat kompleks. Berbagai metode pemecahan masalah bisnis pasti akan diterapkan untuk mendapatkan rumusan-rumusan pemecahannya.
Akan tetapi, kadang kala metode-metode pemecahan masalah bisnis tersebut tidak dapat menghasilkan solusi-solusi yang memuaskan, dan pada
akhirnya yang tersisa adalah kondisi frustasi karena kehabisan waktu misalnya. Dalam situasi seperti ini, TRIZ adalah salah satu strategi alternatif terbaik yang
dapat dimanfaatkan, khususnya dalam kepentingan penyelesaian permasalahan yang muncul pada pekerjaan-pekerjaan proyek yang bersifat lebih kompleks
dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan manufaktur.
Universitas Sumatera Utara
Metode-metode desain konvensional yang ada pada saat ini bersifat sangat terbatas, dan lebih banyak bergantung pada standar-standar fungsi-fungsi
pembobotan karakteristik dalam desain, misalnya bobot kasus, bobot tegangan, tingkat beban, temperatur kerja, dan sebagainya. TRIZ adalah metode yang
menjembatani ide-ide pengembangan dan peningkatan yang relatif tidak standar, kontradiksi, tumpang-tindih terhadap konsep-konsep desain, atau kejadian
interaktif yang disinyal dari diagram QFD atau dari desain axiomatic. Dalam diagram QFD, manifestasi desain dapat ditinjai pada matriks-matriks korelasinya
di bagian atas ‘House of Quality’. Sementara itu, dalam desain axiomatic, manifesta desain dapat dilihat pada format “couped design”.
TRIZ adalah solusi pada saat manifestasi desain tidak terkompromi ke dalam desain total akhir. Pada prinsipnya, TRIZ adalah salah satu perangkat kerja
komplementer dari QFD dan desain axiomatic. Hal ini dapat diartikan bahwa TRIZ juga merupakan salah satu metode kualitas dalam proyek pengembangan
dan pengingkatan Six Sigma yang berfungsi sebagai perangkat kerja dalam aktivitas peningkatan fungsi-fungsi eliminasi konflik yang timbul dalam sistem.
TRIZ dapat juga diartikan pendekatan sistematik untuk memecahkan berbagai macam permaslahan secara kreatif. Berdasarkan rekayasa teknik TRIZ
merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berorientasi terhadap manusia berdasarkan metodologi sistematis terhadap menemukan penyelesaian
permasalahan inventive problem solving. Secara sederhana TRIZ berarti inventive problems, dan problem solving dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Prinsip TRIZ
Sumber:www.triz40.com
Prosedur pengerjaan TRIZ pada Gambar 3.3 akan dijelaskan sebagai berikut. a. Specify Problem : Mendeskripsikan masalah spesifik hasil observasi yang
menunjukkan gejala kontrasdiksi. b. General Problem : Specify Problem di generalisasi menjadi general problem
dan dicari kontradiksi teknisnya dengan menggunakan The 39 Enggineering Parameter.
c. General Solution : Mencari solusi dengan menggunakan tools kontradiksi dari tools the 40 inventitive solution.
d. Specify Solution : Menyesuaikan general solution dengan permasalahan spesifik dan dilakukan analisa dengan menggunakan literatur yang terkait.
Inventive problems, dimaksudkan pada permasalahan nonroutine yaitu:
•
Sering langkah tidak diketahui muncul dikarenakan keperluan kontradiksi untuk sistem.
•
Sering situasi yang diperlukandiinginkan tidak diketahui dapat digantikan secara temporer oleh sebuah solusi ideal imajiner.
Problem solving, dimaksudkan pada penyelesaian permasalahan nonroutine secara kreatif:
Universitas Sumatera Utara
•
Biasanya solusi ideal dapat berdasarkan sumberdaya yang ada dalam lingkungan atau didalam teknik.
•
Biasanya solusi ideal dapat diproyeksikan dari trend yang diketahui terhadap evolusi teknis.
3.7. Pembuatan Kuisioner