Hasil Penanganan Pengaduan Keterampilan Digital

Universitas Indonesia Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep No. Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala 1 Proses Penanganan Pengaduan Masyarakat Tingkat Proses Penanganan Pengaduan Masyarakat Visibilitas Visibility Informasi mengenai petunjuk untuk membuat pengaduan mudah dilihat dan didapatkan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Informasi mengenai petunjuk untuk membuat pengaduan mudah dimengerti  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Informasi mengenai syarat dan ketentuan untuk membuat pengaduan mudah dilihat dan didapatkan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Informasi mengenai syarat dan ketentuan untuk membuat pengaduan mudah dimengerti  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Informasi mengenai alur kerja dan fitur LAPOR mudah dilihat dan didapatkan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Informasi mengenai alur kerja dan fitur LAPOR mudah dimengerti  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju Universitas Indonesia  Setuju  Sangat Setuju Aksesbilitas Accessibility Mudah diakses secara geografis  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Mudah diakses kapan saja ketika dibutuhkan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju Sangat Setuju Mudah diakses oleh berbagai individu dan kelompok masyarakat  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Bahasa yang digunakan mudah dimengerti  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Tersedia dalam berbagai media kanal memudahkan dalam membuat pengaduan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Biaya yang dikeluarkan untuk mengakses LAPOR terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Universitas Indonesia Responsivitas Responsiveness Administrator LAPOR mampu memahami setiap maksud dan keinginan pelapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Setiap pengaduan yang masuk diverifikasi paling lama 3 hari kerja oleh Administrator LAPOR  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Setiap pengaduan yang sudah didisposisi ditindaklanjuti ditanggapi paling lama 5 hari kerja oleh instansi terlapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Penyelesaian pengaduan tidak berlarut-larut diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Administrator LAPOR sudah berupaya maksimal agar setiap pengaduan ditindaklanjuti oleh instansi terlapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pengaduan yang tingkat urgensinya tinggi mendapat prioritas untuk ditindaklanjuti ditanggapi secepatnya  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Universitas Indonesia Objektivitas dan Keadilan Objectivity and Fairness Administrator tidak mengurangi atau menambahkan isi dari pengaduan yang disampaikan pelapor selama proses verifikasi  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Administrator danatau Instansi terlapor meminta informasi tambahan dari pelapor agar laporan yang disampaikan lengkap  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Instansi terlapor memberikan tindak lanjut atau tanggapan yang mampu menjelaskan permasalahan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor diberikan kesempatan untuk memberi sanggahan atas tanggapan yang disampaikan instansi terlapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Instansi terlapor terbuka dan akomodatif terhadap sanggahan yang diberikan oleh pelapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pengaduan yang tingkat urgensinya tergolong tinggi untuk ditindaklanjuti secepatnya ditentukan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju Universitas Indonesia berdasarkan prosedur yang jelas  Setuju  Sangat Setuju Kerahasiaan dan Privasi Confidentiality and Privacy Pelapor mengetahui keberadaan fitur anonim dan laporan rahasia pada sistem LAPOR  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Fitur anonim dan laporan rahasia pada sistem LAPOR mudah digunakan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pengaduan yang mengandung informasi sensitif dijamin kerahasiaannya oleh LAPOR  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Identitas pelapor dijamin kerahasiannya dan tidak disalahgunakan oleh LAPOR  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor merasa terjamin keselamatannya ketika menyampaikan pengaduan melalui LAPOR  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor tidak pernah mendapatkan tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang disebabkan pengaduannya  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Universitas Indonesia Akuntabilitas dan Transparan Accountability and Transparency Pelapor mendapatkan tindak lanjut atau perkembangan terbaru yang diberikan oleh Administrator LAPOR Instansi terlapor melalui SMS atau email  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Pelapor mengetahui cara melihat tindak lanjut atau perkembangan terbaru yang diberikan oleh Administrator LAPOR Instansi terlapor melalui SMS atau email  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor mengetahui cara memberikan sanggahan atau informasi tambahan kepada instansi terlapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor mengetahui keberadaan fitur komentar untuk mengkomentari laporan dari pelapor lainnya  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor mengetahui keberadaan fitur statistik untuk melihat tindak lanjut yang dilakukan oleh Kementerian Lembaga  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Pelapor mengetahui keberadaan fitur statistik kategori topik pengaduan yang sering diadukan  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju Universitas Indonesia  Sangat Setuju No. Konsep Variabel Indikator Kategori Skala 2 Hasil Penanganan Pengaduan Tingkat Hasil Penanganan Pengaduan Setiap pengaduan yang sudah didisposisikan oleh Administrator Pengelola LAPOR terjamin ketuntasannya  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Ordinal Setiap pengaduan yang sudah didisposisikan oleh Administrator Pengelola LAPOR ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh instansi terlapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Penyelesaian pengaduan membawa dampak positif bagi pelapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Penyelesaian pengaduan membawa dampak positif bagi peningkatan pelayanan publik  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Penyelesaian pengaduan melalui sistem LAPOR sesuai harapan pelapor  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Penyelesaian pengaduan memberi kepastian bahwa masalah serupa tidak akan terulang  Sangat Tidak Setuju  Tidak Setuju  Setuju  Sangat Setuju Universitas Indonesia No. Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala 3 Keterampilan Digital Tingkat Keterampilan Digital Keterampilan Operasional Mengetahui cara untuk terhubung dengan jaringan internet paket data, kabel LAN, dan WIFI  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Ordinal Mengetahui istilah-istilah yang berlaku di dunia digital mis: WIFI, browser, website, hyperlink, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui cara mengunduh men-download dan mengunggah meng- upload file  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui cara membuka berbagai macam format file Mis: .doc, .xls, .ppt, .pdf, .jpeg, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui cara menggunakan tombol shortcut keys Mis: CTRL C untuk menyalin mengcopy, CTRL S untuk menyimpan  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui cara membuka browser untuk mengakses website  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai Universitas Indonesia  Sangat Sesuai Mengetahui cara menginstall aplikasi yang dibutuhkan  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mampu mengoperasikan aplikasi dasar dan umum digunakan seperti program pengolah kata, angka, dan presentasi ms.word, ms.excel, ms.powerpoint, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Keterampilan Formal Mengetahui cara membuka tab baru pada browser penjelajah web  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Ordinal Mengetahui cara untuk mengunjungi halaman website yang berbeda  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mudah menemukan situs website yang sudah dikunjungi sebelumya  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui cara membuka hyperlink website yang diberikan  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai Universitas Indonesia  Sangat Sesuai Mengetahui cara menandai bookmark website  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Tidak mudah terdistraksi hilang fokus selama sedang mengakses internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Tata letak layout situs website yang berbeda tidak membuat bingung  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui penggunaan berbagai macam jenis domain website Mis: .com, .go.id, ac.id, .org, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Keterampilan Informasi Menggunakan situs pencarian mis: google, yahoo, bing, dsb untuk mencari informasi yang dibutuhkan  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Ordinal Menggunakan lebih dari satu kata kunci untuk mencari informasi melalui situs pencarian mis: google, yahoo, bing, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Universitas Indonesia Mudah menemukan kata kunci yang tepat untuk mencari informasi melalui situs pencarian mis: google, yahoo, bing, dsb  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap informasi yang ditemukan di internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Memilih informasi yang akurat dan dari sumber terpercaya di internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai Sangat Sesuai Membandingkan informasi yang didapat dari satu sumber dengan sumber lainnya di internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Tidak mudah percaya dengan setiap informasi yang didapatkan dari internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mudah menemukan informasi yang dicari di internet  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Keterampilan Komunikasi Mempunyai akun email dan media sosial untuk  Sangat Tidak Sesuai Ordinal Universitas Indonesia berkomunikasi dengan orang lain secara online  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Membuat pesan yang mudah dipahami oleh orang lain secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Memahami setiap pesan yang disampaikan oleh orang lain secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui jenis informasi yang dapat dibagikan dan tidak dapat dibagikan secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui waktu yang tepat untuk membagikan informasi secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Mengetahui dengan siapa dapat berbagi suatu informasi mis: teman dekat, teman, keluarga, publik, dsb secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai Berhati-hati dalam membuat komentar, post, dan status secara online  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai Universitas Indonesia  Sangat Sesuai Mengetahui cara menghapus seseorang dari daftar kontak media sosial yang pelapor miliki  Sangat Tidak Sesuai  Tidak Sesuai  Sesuai  Sangat Sesuai No. Konsep Variabel Indikator Kategori Skala 4 Kepuasan Masyarakat pada Sistem Penanganan Pengaduan Masyarakat LAPOR Tingkat Kepuasan Masyarakat pada Sistem Penanganan Pengaduan Masyarakat LAPOR Bagaimana kepuasan anda terhadap LAPOR secara keseluruhan sebagai sistem penanganan pengaduan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan pengaduan kepada pemerintah?  Sangat Tidak Puas  Tidak Puas  Puas  Sangat Puas Ordinal Universitas Indonesia

2.3 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini akan digunakan untuk memberikan analisis sosiologis atas hasil penelitian. Teori yang digunakan diantaranya, yakni: negara, kewarganegaraan, partisipasi masyarakat, akuntabilitas, dan inklusi. Kelima teori tersebut peneliti anggap relevan karena dapat menggambarkan hubungan atau interaksi antara negara dan masyarakat melalui LAPOR sebagai sistem penanganan pengaduan masyarakat.

2.3.1 State

Studi terkait negara telah banyak dibahas para ahli dari berbagai bidang keilmuan seperti ilmu politik, ilmu sosiologi, ilmu pemerintahan, dan lainnya. Poggi 2012 menguraikan teori pembentukan negara dengan berfokus pada tiga perspektif, yakni perspektif manajerial, perspektif militer, dan perspektif ekonomi. Ketiga perspektif ini dianggap penting olehnya dalam menjelaskan mengenai terbentuknya negara. Dalam perpektif manajerial, terbentuknya negara ditekankan pada aspek top-down dari pengembangan konsepsi dan praktik mengenai administrasi politik agar semakin efektif pada wilayah yang lebih besar. Perpektif militer berangkat dari definisi Weber 1948 tentang negara yakni sebuah komunitas manusia yang berhasil mengklaim monopoli penggunaan kekuatan fisik yang sah di dalam suatu kawasan tertentu Faulks, 2010, p. 33. Foggi 2012 menjelaskan bahwa sedari awal negara modern dibentuk dengan tujuan untuk berperang, berfokus pada membangun dan mempertahankan kekuatan militer. Perspektif ekonomi mengacu kepada marx yang melihat negara sebagai hasil dari perjuangan kelas antara pemilik modal dan buruh dalam mode produksi kapitalis Foggi, 2012. Perspektif ini melihat adanya hubungan antara sumber daya material dengan perolehan kekuasaan, semakin banyak sumber daya material, maka semakin besar kekuasaan untuk mengontrol, dan lebih banyak sumber daya material yang diperoleh. Dari penjelasan pembentukan negara, maka perlu definisi mengenai negara itu sendiri. Abercrombie, Hill, dan Turner 2010 mendefinisikan negara sebagai seperangkat lembaga yang memerintah wilayah tertentu, dengan kapasitas membuat undang-undang yang mengatur pengawasan orang-orang di dalam wilayah tersebut, dan didukung oleh penerimaan yang berasal dari pajak 552. Berangkat dari definisi ini, dapat dilihat lebih jauh bahwa pada dasarnya suatu negara berjalan karena ada suatu sistem. Dilihat dari sistem yang berada dibalik negara, maka tipe negara dapat dibagi menjadi dua, yakni negara demokratis dan negara non demokratis. Universitas Indonesia Negara demokratis mempunyai sejumlah karakteristik yang membuatnya berbeda dengan negara non demokratis, karakteristik tersebut antara lain: 1 adanya aturan hukum, yang mana hak dan kewajiban minimal warga negara dan parameter aktivitas negara didefinisikan secara hukum, 2 kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi dan konsep kewarganegaraan, 3 adanya beberapa pusat kekuasaan, 4 adanya saluran akses formal ke pengambilan keputusan, utamanya untuk kelompok sosial yang berada pada posisi subordinat, 5 bertindak untuk kepentingan rakyat, ditandai dengan mempunyai komitmen dalam penegakkan keadilan sosial dan ekonomi, serta responsif terhadap tuntutan keadilan sosial dan ekonomi Grugel, 2002, p. 68-69. Negara non demokratis mempunyai karakteristik yang berlawan dengan negara demokratis sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Untuk membuat struktur demokrasi dapat bertahan dalam suatu negara, ada sejumlah prasyarat yang harus dimiliki menurut Diamond 2008, diantaranya: dari waktu ke waktu mau mendengar suara rakyat, mendorong partisipasi, mentolerir protes, melindungi kebebasan, dan menjawab kebutuhan rakyat. Ia juga menggambarkan masyarakat akan kehilangan kepercayaan dan merangkul atau mentolerir sistem non demokratis jika demokrasi tidak bekerja dengan baik untuk mengurangi kejahatan dan korupsi, menghasilkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan ekonomi, menjamin keamanan dan kebebasan Diamond, 2008. Sebagai tambahan untuk menganalisa negara lebih lanjut, Faulks 2010 menawarkan tawaran untuk melihat negara dari faktor sosial, temporal, dan spasial. Menurutnya negara merupakan agen sejarah yang bentuknya berubah seiring waktu, negara juga tidak terisolasi dalam artian ia mempunyai hubungan dengan negara-negara lain yang menjadikannya sebagai fenomena geo-politik, dan negara terikat dalam sebuah hubungan dengan masyarakat sipil. Jadi, dengan melihat ketiga aspek tersebut analisa mengenai negara dapat lebih komprehensif.

2.3.2 Kewarganegaraan

Analisa mengenai hubungan antara negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari konsep kewarganegaraan citizenship. Marshall 1950 mendefinisikan kewarganegaraan sebagai adalah status yang diberikan pada seseorang sebagai anggota penuh dari suatu komunitas, siapapun yang memperoleh status, mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Selain itu, Mashall 1950 juga melihat kepemilikan tigas jenis hak dalam kewarganegaraan yakni hak sipil, hak politik, dan hak sosial. Hak-hak sipil terdiri atas kebebasan bagi setiap orang, kebebasan berbicara, hak untuk memiliki properti, hak untuk menutup kontrak yang berlaku, dan Universitas Indonesia hak untuk mendapatkan keadilan. Hak-hak politik dapat diartikan sebagai hak untuk berpartsipasi dalam pelaksanaan kekuasaan politik, sebagai anggota dari badan otoritas politik atau sebagai pemilih dari anggota tersebut. Hak-hak sosial diantaranya hak kesejahteraan ekonomi dan keamanan dalam jumlah yang sedikit, pendidikan dasar gratis dan wajib, hak untuk hidup beradal sesuai dengan standar yang berlaku di masyarakat. Faulks 2010 mengelaborasi ketiga jenis hak tersebut dengan melihat fungsi dan hubungannya yang berbeda dengan negara, hak-hak sipil merupakan hak-hak yang dipegang anggota masyarakat sipil berhadapan dengan negara, hak-hak politik merupakan pelaksanaan kontrol terhadap negara, dan hak-hak sosial adalah klaim dari negara. Lebih jauh, ketiga hak tersebut mempunyai konteks historis yang berbeda-beda, sebagaimana dijelaskan oleh Abercrombie, Hill, dan Turner 2010 yang mengatakan hak-hak sipil berkembang pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas seiring keberadaan habeas corpus dan sistem juri, hak-hak politik berkembang pada abad kesembilan belas ditandai sistem parlementar, dan hak-hak sosial muncul pada abad kedua puluh ketika munculnya negara kesejahteraan. Definisi lain mengenai kewarganegaraan dijelaskan oleh Faulks 2010, ia menjelaskan bahwa kewarganegaraan menentukan siapa yang menjadi anggota sah negara tertentu, memberitahu kita tentang siapa yang menanggung kewajiban kepada negara dan memperoleh perlindungan atas hak-haknya, dan memberikan kerangka hukum bagi himpunan individu dalam masyarakat sipil. Pembahasan mengenai konsep kewarganegaraan semakin meluas, salah satu isu yang menjadi perhatian adalah warga negara aktif active citizenship. Newman dan Tonkens 2011 dalam tulisannya menekankan warganegara aktif pada sikap warga negara yang tidak lagi menggantungkan semua persoalan pada negara dan bersedia untuk mengambil bagian penuh dalam mewujudkan masyarakat modern. Warga negara aktif diundang, diajak, dan terkadang dipaksa untuk mengambil berbagai tanggung jawab bagi dirinya sendiri, orang lain, masyarakat Newman dan Tonkens, 2011. Senada dengan pernyataan tersebut, Green 2008 menjelaskan kewarganegaraan aktif adalah kombinasi hak dan kewajiban yang menghubungkan individu dengan negara, termasuk membayar pajak, menaati hukum, dan menggunakan hak politik, sipil, dan sosial. Ia menambahkan warga negara yang aktif menggunakan hak ini untuk meningkatkan kualitas Universitas Indonesia kehidupan politik atau sipil, melalui keterlibatan dalam kegiatan ekonomi atau politik, atau melalui tindakan kolektif.

2.3.3 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat berkaitan erat dengan partisipasi politik. Partisipasi politik didefinisikan sebagai keterlibatan aktif individu mau-pun kelompok dalam proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan mereka Faulks, 2010, p. 226. Sedangkan Abercrombie, Hill, dan Turner 2010 mendefinisikan partisipasi politik sebagai turut mengambil bagian dalam proses-proses politik yang mengarah pada pemilihan para pemimpin politik dan menentukan atau memengaruhi kebijakan publik p. 417. Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik merupakan salah satu bentuk hubungan atau interaksi antara masyarakat dengan negara. Faulks 2010 juga menjelaskan bentuk partisipasi politik yang dibedakan menjadi dua kategori, yakni konvensional dan inkonvensional. Konvensional dapat berupa memberikan suara, menduduki jabatan tertentu, berkampanye untuk partai politik, sedangkan inkonvensional bentuknya seperti menandatangani petisi, mengikuti demonstrasi damai, protes dengan kekerasan, dan lainnya. Dari pemaparan ini, maka pengaduan atau complaint dari masyarakat dapat digolongkan sebagai partisipasi politik inkonvensional. Dalam membahas partisipasi, ada tiga perspektif umum yang dibahas yakni democratic elitism, rational choice, dan participatory democracy Faulks, 2010. Berikut ini penjelasan ketiga perspektif tersebut: 1 Perspektif elite berangkat dari pandangan untuk mempertahankan stabilitas, oleh karena itu partisipasi dibuat seminimal mungkin karena massa dipandang bodoh dan apatis, jika partisipasi dibuat meluas maka stabilitas dapat terganggu. Maka dari itu elit sangat berperan dalam pembuatan kebijakan, oleh karena itu dikenal sistem perwakilan. 2 Perspektif pilihan rasional melihat bahwa rendahnya partisipasi bukan dikarenakan massa yang bodoh, namun karena mereka rasional. Berdasarkan perspektif ini, orang yang berpartisipasi mendapatkan keuntungan karena keterlibatannya. 3 Perspektif partisipasi demokrasi bertolak pada dua pandangan yakni memaksimalkan jumlah dan intensitas partisipasi seluruh anggota masyarakat sipil dan memperluas bidang kehidupan sosial yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi. Perspektif ini mengindikasikan demokrasi yang kuat, di mana partisipasi dibuka seluas mungkin sebagai bentuk praktik demokrasi. Universitas Indonesia

2.3.4 Akuntabilitas

Markowski 2006 mengatakan, akuntabilitas mempunyai dua artian utama, yakni: 1 mereka yang menjalankan kekuasaan harus bisa menunjukkan bahwa mereka telah menjalankan kekuasaan mereka dengan baik, 2 akuntabilitas bisa merujuk ke pengaturan yang dibuat untuk menjamin kesesuaian nilai-nilai antara kelompok dan orang-orang yang mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab dengan yang didelegasikan. Dengan kata lain kekuasaan atau kewenangan yang diberikan oleh satu pihak dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang memperoleh kekuasaan atau kewenangan. Akuntabilitas dalam penyelenggaraan suatu negara dapat dilihat dari dua sisi, yakni akuntabilitas horizontal dan akuntabilitas vertikal. Diamond 2008 menerangkan akuntabilitas horizontal mengacu pada kekuasaan dan tanggung jawab yang dimiliki pada beberapa lembaga negara untuk memantau tingkah laku instansi lain, pejabat pemerintah, dan cabang pemerintahan. Dengan kata lain dibutuhkan lembaga negara yang independen dan mempunyai kewenangan lebih untuk mengawasi, mengontrol, memberikan ganti rugi, dan atau sanksi atas tindakan melanggar hukum dari lembaga negara lainnya. Sedangkan akuntabilitas vertikal menurut Stapenhurst, R dan O’Brien 2005 diartikan warga, media massa, dan masyarakat sipil yang berusaha untuk menegakkan standar kinerja yang baik bagi pemerintah. Diamond 2008 menambahkan, bentuk dari akuntabilitas vertikal adalah pemilu yang benar-benar demokratis, dengar pendapat publik, audit warga, dan kebebasan informasi. Akuntabilitas vertikal dan horizontal bukan merupakan sesuatu yang terpisah satu sama lain, keduanya dapat dihubungkan oleh parlemen atau legislatif. Stapenhurst, R dan O’Brien 2005 mengatakan parlemen merupakan institusi kunci dalam membentuk akuntabilitas horizontal dan vertikal. Melalui pandangan ini, analisa dalam penelitian ini dapat melihat peran legislatif dalam implementasi LAPOR.

2.3.5 Inklusi

Konsep inklusi dapat dibahas dari berbagai sisi, misalnya inklusi sosial. Warschauer 2003 menjelaskan bahwa inklusi sosial mengacu pada individu, keluarga, dan masyarakat yang mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan menentukan nasib mereka sendiri, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan dengan sumber daya ekonomi,