77
Universitas Indonesia
4. peningkatan daya listrik dan jangkauannya; 5. peningkatan produksi dan ketahanan pangan;
6. revitalisasi industri pupuk dan industri gula; 7. penyempurnaan peraturan dan informasi pertanahan, sumber daya alam
dan tata ruang; 8. pembangunan infrastruktur;
9. penyediaan dana penjamin untuk Kredit Usaha Kecil, Menengah dan Usaha Mikro;
10. peningkatan efektivitas skema pembiayaan dan peningkatan investasi; 11. penguatan kontribusi Indonesia dalam isu perubahan iklim global,
lingkungan, dan upaya persiapannya; 12. reformasi kesehatan masyarakat;
13. penyelarasan program antara bidang pendidikan dan dunia kerja; 14. kesiapsiagaan upaya penanggulangan bencana; dan
15. peningkatan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah. e. Fungsi lain yang ditugaskan Presiden.
Untuk memahami tugas UKP4 lebih lanjut, berikut ini penjabaran dari tugas UKP4 ukp.go.idprofil:
a. Pengawasan, yakni mengawal konsistensi-sinkronisasi programproyek
yang termasuk
Prioritas Nasional
—penjabaran dari Visi-Misi Pemerintahan SBY-Boediono 2010-2014 atau
“Visi-Misi Indonesia 2014”—dengan memantau dan memfasilitasi koordinasi lintassektoral
dan lintaswilayah. Dalam konteks pengawasan ini, UKP-PPP bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Dalam Negeri.
Visi Pemerintahan SBY-Boediono 2009-
2014 adalah “terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan”. Upaya yang
diperlukan untuk meraih visi itu dirumuskan dalam Misi: 1
melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, 2 memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3 memperkuat dimensi keadilan di
semua bidang. Visi-Misi itu lantas dijabarkan menjadi 11 Prioritas
78
Universitas Indonesia
Nasional yang kesemuanya merupakan tema-tema pokok dari program
Pemerintah 2010-2014, yakni: 1. reformasi birokrasi dan tata-kelola;
2. pendidikan; 3. kesehatan;
4. penanggulangan kemiskinan; 5. ketahanan pangan;
6. infrastruktur; 7. iklim investasi dan iklim usaha;
8. energi; 9. lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;
10. daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta, 11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
b. Debottlenecking, yakni melakukan analisis, koordinasi, dan fasilitasi
untuk mengurai masalah dalam implementasi.
c. Kajian cepat terhadap hal-hal yang dinilai strategis dan berpotensi
menghambat atau
berpeluang mempercepat
proses tata-kelola
pemerintahan, kemudian mengusulkan kepada Presiden atau Wakil Presiden untuk menyikapinya.
d. Pengoperasian ruang kendali-operasi situation room Presiden di
Bina Graha untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.
e. Penugasan khusus
dari Presiden
dan Wakil
Presiden untuk
menyelesaikan danatau memberikan saran atas langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu cepat.