25 maupun kebenaran bahasa secara subjektif, dan 12 pencapaian
kompetensi komunikatif dalam penggunaan bahasa menjadi titik puncak pembelajaran bahasa dimana secara gramatikal, fungsional, maupun
keterampilan berbahasa menjadi inti dari prinsip linguistik pembelajaran bahasa. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh mengenai pelaksanaan pembelajaran EBI. Prinsip ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran Bahasa Inggris
sebagai salah satu pembelajaran bahasa. Selain itu, pembelajaran ekstrakurikuler Bahasa Inggris di SD Negeri Timuran mengacu pada
prinsip pembelajaran program ekstrakurikuler menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 yaitu prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan.
Kegiatan ekstrakurikuler
seharusnya dapat
secara optimal
mengembangkan keaktifan dan keikutsertaan siswa dengan menentukan kegiatan-kegiatan
yang lebih
aplikatif sesuai
dengan bentuk
ekstrakurikuler yang dilaksanakan. Kegiatan yang dapat dilaksanakan secara individu maupun berkelompok ini harus dilaksanakan dalam
suasana yang
menyenangkan dimana
peserta didik
dapat mengembangkan minat dan bakat masing-masing dengan penuh
penghayatan. Dalam penelitian ini, pembelajaran Ekstrakurikuler Bahasa Inggris di
SD merujuk pada pembelajaran yang menekankan pada elemen keterampilan berbahasa, pendekatan saintifik, dan tematik integratif
sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013, panduan pembelajaran
26 umum yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 dan
pengembangan program
ekstrakurikuler yang
tercantum dalam
Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 dengan mempertimbangkan prinsip- prinsip pembelajaran bahasa.
B. Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif diperlukan perencanaan yang matang dalam rangka menyusun dan memetakan
tujuan yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum tertentu. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
.
Kurikulum menjadi penghubung antara masyarakat dan sekolah dimana kurikulum
memuat nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat. Dalam hal ini sekolah memiliki fungsi sebagai transmitter budaya yang dimiliki oleh
masyarakat untuk generasi selanjutnya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin sekolah mendahului perubahan dalam masyarakat, akan tetapi
hanya dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat S. Nasution, 2009: 158. Kurikulum inilah yang menjadi
27 acuan dalam melakukan perencanaan baik yang telah ditentukan secara
nasional maupun oleh satuan pendidikan. Perencanaan dilakukan untuk menyusun skenario atau kerangka
pembelajaran dengan mendeskripsikan seluruh kebutuhan dalam proses pembelajaran itu sendiri mulai dari tujuan yang hendak dicapai, media
dan sumber belajar yang diperlukan, langkah-langkah dan metode untuk mencapai tujuan, waktu yang dibutuhkan hingga penilaian untuk
mengukur ketercapaian pembelajaran. Menurut Mulyasa dalam Abdul Majid, 2007: 94-95, dalam membuat skenario pembelajaran, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yakni: a
Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas. Kejelasan rumusan kompetensi dilihat dari segi keoperasionalan rumusan yang
disusun serta kelengkapan keterampilan yang hendak dicapai baik itu dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
b Persiapan mengajar harus feksibel dan sederhana serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar
harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. d
Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.