Menanya Pelaksanaan Pembelajaran melalui Pendekatan Saintifik

41

c. MencobaEksperimen

Kegiatan eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Salah satu bentuk sederhana dari kegiatan mencoba atau eksperimen ini adalah dengan melaksanakan instruksi yang disediakan baik dalam bacaan, lembar kerja maupun dari guru. Istilah eksperimen lebih familiar digunakan dalam pembelajaran eksakta yang membutuhkan perencanaan hingga pelaporan secara mendetail. Kegiatan mencoba dapat digunakan untuk pembelajaran baik eksakta maupun non-eksakta. Dalam penelitian ini, kegiatan mencoba adalah kegiatan yang membuka peluang siswa untuk langsung berinteraksi dengan sesama subjek, objek, media, maupun sumber belajar yang dapat dilakukan secara sederhana maupun terencana.

d. Menalar Mengasosiasikan

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan Kemendikbud, 2013:217. Istilah menalar disebut juga mengasosiasi. Fakta-fakta yang diamati dan dikumpulkan kemudian diolah sehingga menghasilkan kesimpulan. Kesimpulan yang didapatkan juga melalui proses penggabungan pengalaman atau ingatan yang lalu dengan informasi yang baru tersebut. 42 Dalam penelitian ini, kegiatan menalar adalah kegiatan mencari dan mengemukakan hubungan antar pengalaman sehingga terbentuk suatu pengetahuan yang baru oleh siswa.

e. Mengomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasi menjadi puncak dari serangkaian kegiatan dalam pendekatan saintifik dimana seluruh proses mulai dari menanya hingga menalar disimpulkan dan diinformasikan baik melalui lisan maupun tertulis. Pada Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar dijelaskan bahwa kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola 2013: 11. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan dapat disampaikan melalui lisan maupun tertulis sebagai hasil dari proses mengingat maupun mengumpulkan pengalaman. Dalam penelitian ini, penerapan pendekatan saintifik sebagai ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang dimaksud dalam kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Bahasa Inggris

43 Pembelajaran ekstrakurikuler yang penyelenggaraannya merupakan pertimbangan kebutuhan satuan pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih fleksibel. Sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud nomor 62 Tahun 2014 mengenai pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini berada di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang disusun dengan syarat tidak menghambat maupun mengganggu pelaksanaan kegiatan kurikuler siswa. Terkait dengan teknis pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler maupun dengan sistem blok waktu. Kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk individual, kelompok, klasikal, gabungan, maupun lapangan. Pembelajaran bahasa dalam Kurikulum 2013 menekankan pada keterampilan berbahasa yang mencakup kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang diterapkan dalam pembelajaran Ekstrakurikuler Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler untuk jenjang sekolah dasar seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan bekal dasar- dasar berbahasa sehingga tidak menargetkan tercapainya seluruh keterampilan berbahasa yang ada. Cameron 2001: 17 mengemukakan empat kegiatan tersebut sebagai ‘the four Skills’ adalah listening menyimak, speaking berbicara, reading membaca, dan writing menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dikelompokkan menjadi keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan 44 reseptif merupakan keterampilan untuk menerima dan memahami sebuah informasi melalui bahasa. Harmer 1990: 199 menyebutkan bahwa, “Receptive skills are the ways in which people extract meaning from the discourse they see or hear ” Keterampilan reseptif merupakan cara dimana seseorang menggali makna dari percakapan atau bacaan yang ia lihat atau ia dengar. Keterampilan ini mencakup Reading dan Listening. Sekolah dapat memfokuskan salah satu atau dua dari keterampilan yang ada.

a. Listening Menyimak

Ujaran bahasa oral language merupakan rangsangan keterampilan menyimak. Menurut Shaleh Abbas 2006: 63, menyimak merupakan proses untuk mengorganisasi apa yang didengar dan menempatkan pesan suara-suara didengar ditangkap menjadi makna yang dapat diterima. Tarigan 2008: 31 menyebutkan bahwa menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Langkah-langkah yang dilalui dalam proses menyimak yaitu: 1 menerima masukan yang didengar, 2 melibatkan diri terhadap masukan yang didengar, dan 3 menginterpretasikan dan berinteraksi dengan masukan yang didengar. Berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan, menyimak adalah proses mengolah lambang-lambang bahasa yang merupakan informasi lisan 45 menjadi pesan yang dapat dimaknai, diapresiasi dan juga diolah kembali. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan ini adalah kegiatan-kegiatan yang mendorong kemampuan siswa dalam mengolah dan memaknai informasi lisan yang diperolehnya.

b. Reading Membaca

Keterampilan membaca digolongkan ke dalam elemen pemerolehan bahasa berupa informasi yang berasal dari bacaan. Broughton dalam Tarigan, 2008: 12-13 membagi dua aspek membaca yakni keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills dan keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills. Anak usia sekolah dasar baru mengalami perkembangan pada keterampilan mekanisnya yakni yang mencakup, 1 pengenalan huruf, 2 pengenalan unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain, 3 pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahasa tulis, dan 4 kecepatan membaca ke arah lambat. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis mechanical skills tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara reading aloud; oral reading Tarigan, 2008: 13. Kegiatan membaca yang ditekankan dalam penelitian ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mendorong kemampuan dasar membaca secara mekanis di sekolah dasar yang diantaranya adalah