dan  konsentrasi  pada  pelajaran  karena  melihat  prioritas  yang  lebih utama dalam suatu peristiwa.
Siswa  yang  mampu  memotivasi  diri  sendiri  akan  mampu menyemangati, mendorong, mengendalikan dan menguasai diri sendiri
untuk  mencapai  suatu  tujuan  atau  prestasi.  Dengan  empati  seorang siswa  akan  cepat  beradaptasi  dengan  lingkungan  sekolah  dan  peka
terhadap  situasi.  Ketika  belajar  dapat  menciptakan  suasana  belajar yang  efektif  karena  mampu  bersikap  menyenangkan  bagi  guru  dan
teman-temannya  serta  bertanya  pada  saat  dan  cara  yang  tepat  kepada guru dan teman, serta mau menjelaskan kepada teman jika sudah tahu.
Kemampuan  ketrampilan  sosial  siswa,  yang  diperoleh  dari  kelas sewaktu belajar dapat meningkatkan semangat dan minat belajar siswa
dan tentunya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Suasana  belajar dalam keluarga  yang kondusif dengan perhatian
dan  dukungan  dari  orang  tua  dalam  bentuk  pemenuhan  fasilitas  dan kebutuhan  belajar  lainnya  serta  dukungan  dari  anggota  keluarga  lain
akan  membantu  siswa  lebih  giat  belajar  karena  merasa  nyaman  dan dicintai.  Hal  tersebut  akan  membantu  siswa  dalam  mencapai  hasil
belajar  matematika  yang  baik.    Namun  hal  ini  tetap  tergantung  pada cara  siswa  tersebut  bersikap  dan  menanggapi  fasilitas  dan  dukungan
yang diberikan kepadanya.
E. Kelemahan Penelitian
Penelitian  ini  telah  dilaksanakan  dengan  semaksimal  mungkin  oleh peneliti.  Namun  demikian,  masih  banyak  kekurangan,  kelemahan  dan
keterbatasan  dalam  penelitian  ini.  Keterbatasan  tersebut  antara  lain  adalah berbagai kendala yang penulis alami dilapangan, yaitu :
1.  Ketidakmampuan  penulis  untuk  melacak  kejujuran  responden  ketika mengisi  kuesioner,  sehingga  data  yang  diperoleh  berupa  data  yang  tidak
bisa dikatakan seluruhnya benar atau berdasarkan pribadi responden. 2.  Hasil  penelitian  ini  belum  tentu  berlaku  untuk  waktu  dan  tempat  yang
berbeda,  karena  penelitian  ini  hanya  dilaksanakan  di  area  yang  sempit, yaitu di SMP Bopkri 2 Yogyakarta.
3.  Opsi  atau  pilihan  kuesioner  pada  penelitian  ini,  mendorong  kearah  opini berbentuk  setuju,  sangat  setuju,  tidak  setuju  dan  sangat  tidak  setuju
padahal  yang  ditanya  adalah  sebuah  fakta.  Diduga  opsi  atau  pilihan tersebut akan mendatangkan masalah bagi siswa ketika mengisinya.
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa, maka peneliti dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1.  Ada  hubungan  yang  positif  dan  signifikan  antara  kecerdasan  emosi dengan  hasil  belajar  matematika  siswa.  Hal  ini  didukung  oleh  hasil
analisis  korelasi  product  moment  dimana  besarnya =0,551,  dan
nilai  koefisien =2,378  lebih  besar  dari
=2,131.  Kontribusi kecerdasan  emosi  terhadap  hasil  belajar  matematika  adalah  sebesar
20,5  yang  artinya  masih  ada  faktor-faktor  lain  sebesar  79,5  yang menjelaskan  hasil  belajar  matematika  siswa  di  luar  faktor  kecerdasan
emosi. 2.  Ada hubungan yang positif dan signifikan antara suasana belajar dalam
keluarga  dengan  hasil  belajar  matematika  siswa  SMP  Bopkri  2 Yogyakarta.  Hal  ini  didukung  oleh  hasil  analisis  korelasi  product
moment  dimana  besarnya =0,541,  dan  nilai
=2,316  lebih besar  dari
=2,131.  Kontribusi  suasana  belajar  matematika terhadap  hasil  belajar  matematika  adalah  sebesar  19,  artinya  masih
ada  faktor-faktor  lain  sebesar  81  yang  menjelaskan  hasil  belajar matematika siswa di luar faktor suasana belajar dalam keluarga.
3.  Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan suasana  belajar  dalam  keluarga  siswa  SMP  Bopkri  2  Yogyakarta
dengan  hasil  belajar  matematika  siswa.  Hal  ini  didukung  oleh  hasil perhitungan  teknik  korelasi  ganda  dimana  besarnya
=0,628. Hubungan  tersebut  signifikan  karena  didukung  harga  koefisien
korelasi =3,913  lebih  besar  dari
=3,68.  Kontribusi  dari kecerdasan  emosi  siswa  dan  suasana  belajar  dalam  keluarga  secara
bersama-sama  terhadapap  hasil  belajar  matematika  siswa  adalah sebesar 39,5, artinya  hasil  belajar  matematika dapat dijelaskan oleh
kecerdasan  emosi  siswa  dan  suasana  belajar  dalam  keluarga  sebesar 39,5    sedangkan  sisanya  sebesar  60,5  adalah  dari  faktor  lain  yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Selain  hasil  di  atas,  pada  penelitian  ini  juga  diperoleh  hasil sampingan  tentang  tingkat  kecenderungan  kondisi  kecerdasan  emosi,
suasana belajar dalam keluarga dan hasil belajar matematika siswa sebagai berikut :
1.  Kecerdasan  emosi  emosi  siswa  kelas  VII  SMP  Bopkri  2  Yogyakarta masuk  dalam  kategori  tidak  baik,  hal  ini  dibuktikan  dari  kecerdasan
emosi  siswa  yang  sebagian  besar  berada  pada  kategori  tidak  baik. Dengan  besar  persentase  0  siswa  dalam  kategori  kecerdasan  emosi
yang  sangat  baik,  0  siswa  dalam  kategori  kecerdasan  emosi  yang baik,  40  siswa  dalam  kategori  kecerdasan  emosi  yang  cukup  baik,