PENGUKURAN DAYA 1. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 3 Kelas 12 Sri Waluyanti 2008

4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa 200 4.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa 203 4.10.3. Cara Kerja Alat 203 4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat 206

5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN

5.1.1. Pengujian Tahanan Isolasi 210 5.1.2. Pengukuran Tahanan Isolasi 212 5.2. Tahanan Pentanahan Earth Ground Resistance 216 5.2.1. Cara Menguji Sistem Pentanahan 217 5.2.2. Pentanahan dan Fungsinya 217 5.2.3. Nilai Tahanan yang Baik 218 5.2.4. Dasar-dasar Pentanahan 219 5.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan 219 5.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah 220 5.2.5. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 222 5.2.5.1. Ukuran tahanan tanah 223 5.2.5.2. Cara menghitung tahanan tanah 223 5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah 224 5.2.6. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 224 5.2.6. 1. Cara kerja uji Drop Tegangan 225 5.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang 225 5.2.6. 3. Ukuran selektif 226 5.2.7. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah Ukuran Tanpa Pancang 227 5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah 229 5.2.7.2. Tahanan tanah dua kutub 229 5.2.7.3. Mengukur Tahanan Tanah di Kantor Pusat 230 5.2.8. Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain 233 5.2.8. 1. Lokasi aplikasi 233 5.2.8. 2. Uji-uji yang direkomendasikan 234 5.3. Pengukuran Medan 235 5.3.1. Field meter Statik : 235 5.3.1.1. Data Teknik 239 5.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik 239 5.3.1.1.2. Letak Pin : 240 5.3.1.2. Metode Pengukuran 240 5.3.1.2.1. Pengaturan Offset 240 5.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan 240 5.3.1.3. Perawatan 241 5.3.1.4. Instruksi Peringatan 241 5.3.2. Field meter Statik Digital 241 5.3.2.1. Diskripsi Instrument 241 5.3.2.2. Fungsi Display 242 5.3.2.3. Prosedur Pengukuran 242 5.3.2.3.1. Set-up 242 5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran 243 5.3.2.4. Data Teknik 243 5.3.3. Smart Field Meter 243

6. PEMBANGKIT SINYAL

6.1. Fungsi Generator 247 6.1.1. Pendahuluan 247 6.1.2. Konstruksi dan Cara kerja 247 6.1.3. Spesifikasi 249 6.1.4. Prosedur Pengoperasian 250 6.1.4.1.Troubleshooting dengan teknik signal tracing 250 6.1.4.2. Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti 251 6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber sinyal 252 6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier 253 6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi 253 6.1.5.3. Setting Peralatan Tes 254 6.1.5.4. Peraga Respons Frekuensi 254 6.1.5.5. Pengetesan Tone Control Sistem Audio 255 6.1.4.6. Pengetesan speaker dan rangkaian impedansi 256 6.1.4.7 Keselamatan Kerja 258 6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 258 6.2.1. Konstruksi dan Cara Kerja 259 6.2.1.1. Direct Digital Synthesis 259 6.2.1.2. Creating Arbitrary Waveform 262 6.2.1.3. Pembangkit Gelombang 265 6.2.1.4. Generasi Bentuk Gelombang Pulsa 265 6.2.2. Ketidaksempurnaan Sinyal 266 6.2.2.1. Cacat Harmonis 266 6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis 267 6.2.2.3. Pasa Noise 267 6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi 268 6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran 268 6.2.3. Pengendali Tegangan Keluaran 270 6.2.3.1. Rangkaian Tertutup Ground 270 6.2.3.2. Atribut Sinyal AC 271 6.2.4. Modulasi 273 6.2.4.1. Modulasi Amplitudo AM 274 6.2.4.2. Frequency Modulation FM 274 6.2.4.3. Frequency-Shift Keying FSK 275 6.2.4.5. Sapuan Frekuensi 276 6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker 277 6.2.4.6.1. Burst 277 6.2.4.6.2. Gated Burst 279 6.2.5. Spesifikasi Alat 279 6.2.6. Prosedur Pengoperasian Pengukuran Pulsa noise 280 6.3. Pembangkit Pulsa 282 6.4. Sweep Marker Generator 282 6.4.1. Prosedur Pengoperasian 282 6.4.1.1. Alignment penerima AM 282 6.4.1.2. Alignment penerima Komunikasi FM 284