94 selanjutnya menjadi tidak berkonduksi dan C1 mulai terisi kembali melalui
R1 . Proses ini secara kontinyu akan berulang.
Osilator UJT dipakai untuk aplikasi yang memerlukan tegangan dengan waktu kenaikan rise time lambat dan waktu jatuh fall time cepat.
Sambungan E-B1 dari UJT memiliki keluaran tipe ini. Antara B1 dan “tanah”
pada UJT menghasilkan pulsa tajam spike pulse. Keluaran tipe ini biasanya digunakan untuk rangkaian pengatur waktu dan rangkaian penghitung.
Sebagai kesimpulan osilator UJT sangat stabil dan akurat untuk konstanta waktu satu atau lebih rendah.
12. Astable Multivibrator
Multivibrator merupakan jenis osilator relaksasi yang sangat penting. Rangkaian osilator ini menggunakan jaringan RC dan menghasilkan
gelombang kotak pada keluarannya. Astabel multivibrator biasa digunakan pada penerima TV untuk mengontrol berkas elektron pada tabung gambar.
Pada komputer rangkaian ini digunakan untuk mengembangkan pulsa waktu. Multivibrator difungsikan sebagai piranti pemicu trigerred device atau
freerunning. Multivibrator pemicu memerlukan sinyal masukan atau pulsa.
Keluaran multivibrator dikontrol atau disinkronkan sincronized oleh sinyal masukan. Astable multivibrator termasuk jenis free-running.
Sebuah multivibrator terdiri atas dua penguat yang digandeng secara silang. Keluaran penguat yang satu dihubungkan dengan masukan penguat yang
lain. Karena masing-masing penguat membalik sinyal masukan, efek dari gabungan ini adalah berupa umpan balik positif. Dengan adanya positif
umpan balik, osilator akan “regenerative” selalu mendapatkan tambahan energi dan menghasilkan keluaran yang kontinu. Gambar 3.26
memperlihatkan rangkaian multivibrator menggunakan dua buah transitor bipolar dengan konfigurasi emitor bersama. R1 dan R2 memberikan
tegangan bias maju pada basis masing-masing transistor. Kapasitor C1 menggandeng kolektor TR1 ke basis TR2. Kapasitor C2 menggandeng
kolektor TR2 ke basis TR1.
95
+12V
GND 1k
1k 10k
10k
R
1
R
2
R
3
R
4
Q Q
C
1
C
2
TR1 TR2
Gambar 3.26. Rangkaian Astable Multivibrator
Akibat adanya gandengan silang, satu transistor akan konduktif dan yang lainnya cutoff. Kedua transistor secara bergantian akan hidup dan mati
sehingga keluaran diberi label
Q
atau Q . Ini menunjukkan bahwa keluaran mempunyai polaritas terbalik.
Saat daya diberikan pada multivibrator pada Gambar 3.26, satu transistor misalnya TR1 berkonduksi terlebih dahulu. Dengan TR1 berkonduksi terjadi
penurunan tegangan pada R1 dan Vc menjadi berharga lebih rendah dari Vcc
. Ini mengakibatkan terjadinya tegangan ke arah negatif pada C1 dan tegangan basis positif akan berkurang. Konduksi TR2 akan berkurang dan
tegangan kolektornya akan naik ke harga Vcc . Tegangan ke arah positif dikenakan pada C2. Tegangan ini akan
ditambahkan pada basis TR1 dan membuatnya lebih berkonduksi. Proses ini berlanjut sampai TR1 mencapai titik jenuh dan TR2 mencapai cutoff. Saat
tegangan keluaran masing-masing transistor mencapai kestabilan, maka tidak terdapat tegangan umpan balik. TR2 akan kembali berbias maju
melalui R2. Konduksi pada TR2 akan mengakibatkan penurunan pada Vc . Tegangan ke arah negatif ini akan akan diberikan pada basis TR1 melalui
C2 . Konduksi TR1 menjadi berkurang. Vc pada TR1 naik ke harga Vcc. Ini
akan tergandeng ke basis TR2 melalui C1. Proses ini berlangsung terus sampai TR2 mencapai titik jenuh dan TR1 mencapai cutoff.
Tegangan keluaran kemudian menjadi stabil dan proses akan berulang. Frekuensi osilasi dari multivibrator ditentukan oleh konstanta waktu R2 dan
C1 dan R3 dan C2. Nilai R2 dan R3 dipilih sedemikian sehingga masing-
masing transistor dapat mencapai titik jenuh. C1 dan C2 dipilih untuk