Latar Belakang Tujuan f teknik audio video penerapan rangkaian elektronika

7 aktivitas merupakan tahap setelah peserta didik tertarik dan memberikan perhatian pada suatu kegiatan. Potensi peserta didik adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristiksifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri peserta didik. Pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai potensi kognitif, fisik, psikomotor, moral, emosional, sosial, bahasa, dan religi Gambar 1. Pengembangan potensi peserta didik. Gambar 1 Pengembangan Potensi Peserta Didik Dalam mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik dapat dilakukan melalui: a angket, b data raport, c observasi, d achievement test, e tes kemampuan intelektual, f wawancara, g tes kepribadian. Dalam identifikasi tersebut perlu diperhatikan adalah ketersediaan sumber daya yang ada di sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler.

c. Seleksi kebutuhan, minat dan potensi peserta didik.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan Permendikbud 62 tahun 2014 antara lain: 1 Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa LKS, Palang Merah Remaja PMR, Usaha Kesehatan Sekolah UKS, Pasukan Pengibar Bendera Paskibra, dan lainnya; 2 Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja KIR, kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; POTENSI PESERTA DIDIK Kognitif Religi Psikomotor Fisik Moral Emosional Sosial Bahasa 8 3 Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; 4 Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau bentuk kegiatan yang lain. Sekolah selayaknya melakukan penelusuran atau seleksi atas potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan siswa sebagaimana dipertimbangkan adanya quota atas peserta untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkanakan diselenggarakan. Selanjutnya sekolah melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu sesuai quota yang dipandang layak mengikuti satubeberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan. Sedangkan alternatif Pengembangan Program Kegiatan Ekstrakurikuler dapat dilakukan sebagai berikut: 1 Top-Down, artinya Sekolah menyediakan menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk paket-paket jenis-jenis kegiatan yang diperkirakan dibutuhkan siswa; 2 Bottom-Up: Sekolah mengakomodasikan keragaman potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan seorang atau kelompok siswa untuk kemudian menetapkanmenyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler; 3 Variasi dari alternatif-1 dan alternatif-2. Selanjutnya sekolah menetapkan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan dari hasil analisis. Hal tersebut disesuaikan dengan ketetapan-ketetapan, misal mengacu Permendikbud yang berlaku, hasil analisis kebutuhan, kesiapan dan kemampuan sumber daya sekolah, dan sebagainya.

d. Rancangan Program Ekstrakurikuler.

Kegiatan ektrakurikuler bersifat sebagai kegiatan penunjang untuk mencapai program kegiatan kurikuler serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu mengikat daripada kurikuler. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih bergantung pada bakat, minat, dan kebutuhan peserta